“Tentu saja, aku akan mengirim hadiah untukmu.” Jawab Liviana.

Aku ingin kamu jadi pengiringku, Liviana, bukan hadiah.” Suara tersebut terdengar kesal, Liviana hanya bisa tersenyum kecil. “Aku akan memaksa daddy menyeretmu ke sini.”

Liviana menghela nafas panjang, kenyataan memang dia masih belum bisa menginjak kota London karena terhambat sesuatu hal namun ia sangat ingin kembali ke rumahnya. “Tidak perlu. Sudah ya, aku akan mencari uang lebih banyak lagi untukmu.”

“Hey Livi –” 

Panggilan terputus, Liviana terdiam sesaat lalu merapikan rambutnya berusaha seperti biasa sebelum menghadap Jaiden. Kini pria itu sendiri, duduk di kursi khusus miliknya tanpa ada seorang pun mengganggunya. Dengan langkah percaya diri, Liviana menghampiri Jaiden.

“Sudah?” tanya Jaiden ketika Liviana berdiri di hadapannya.

Liviana mengangguk. “Let’s dinner, Tuan Kalandra.”

Jaiden terkejut mendengar ajakan Liviana, ia berdiri dan tersenyum. “Let’s go!

🧩🧩

“Panggil namaku.” Jaiden bersuara ketika mobil sport limited miliknya memasuki sebuah tempat makan mewah di atas bukit.

“Tuan Kalandra?” panggil Liviana bingung.

“Bukan,” Jaiden menggeleng. “Sebut nama depanku, tidak perlu nama belakang.”

“Jaiden?” panggilnya bingung karena tetap tidak biasa ketika pria itu memintanya.

Jaiden tersenyum ketika mendengar Liviana menyebut namnya. “Dan aku memanggilmu Livi.” Kata Jaiden.

“Baiklah.”

Jaiden tersenyum ketika Liviana menyetujuinya, ia memang benar-benar tertarik dengan wanita itu sampai tanpa peduli memberikan modal untuk filmnya yang beberapa waktu lalu rilis dan tidak menyangka bahwa film tersebut akan booming dan memberikannya keuntungan dua kali lipat. Bahkan sebelum itu ia pernah bertemu Liviana yang akan menjadi korban pamannya. Benar-benar dunia yang sempit bagi mereka.

“Kau punya kekasih, Livi?” tanya Jaiden tanpa berpikir panjang.

“Apakah ini akan menjadi topik gosip yang akan kau berikan pada wartawan?” tanya Liviana dengan curiga.

Jaiden terkekeh mendengar nada sinis itu. “Tentu saja tidak, aku bertanya pribadi untuk urusan pribadi. Diluar pekerjaan kita.”

“Bukankah ini seperti kau sedang mengorek hidup pribadiku?” tanya Liviana lagi.

“Ini caraku untuk mendekati seorang wanita, Livi, bukankah tidak baik ketika aku mendekati wanita yang sudah memiliki kekasih?” Jaiden menatap Liviana dengan serius.

Liviana gugup ketika tiba-tiba Jaiden menatapnya dengan serius, matanya yang tajam terasa mengintimidasi. “Te-tentu saja aku punya.” Jawabnya dengan gugup.

“Sungguh disayangkan,” jawab Jaiden kembali fokus menyetir dan terlihat kecewa. “Aku pikir kau tidak punya. Agensimu benar-benar menjaga privasimu dengan ketat ya.”

Liviana tidak menjawab, ini benar-benar berbeda dari biasanya. Jaiden yang biasa ia lihat di media tidak pernah mengeluarkan ekspresi seperti saat bersama dirinya, biasanya Jaiden hanya mengeluarkan ekspresi dingin yang tajam untuk mengintimidasi setiap orang untuk tidak mengganggunya.

“Sudah sampai.” Ucap Jaiden ketika pintu mobil dibuka dan menyadari lamunan Liviana.

Jaiden mengulurkan tangannya untuk membantu Liviana keluar dan diterima olehnya tanpa berpikir panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaiden mengulurkan tangannya untuk membantu Liviana keluar dan diterima olehnya tanpa berpikir panjang. Liviana berusaha mengambil kacamata hitam untuk menutupi identitasnya, tempat umum seperti tempat makan sangat beresiko bagi artis seperti dirinya.

“Tenang saja, aku sudah menyewa tempat makan ini khusus untuk makan malam denganmu.” Kata Jaiden menyadari ketakutan Liviana.

“Aku lupa bahwa kau juga orang penting.” Sindir Liviana yang kembali meletakkan kacamatanya.

“Tapi aku tidak sepopuler dirimu.” Balas Jaiden.

Jaiden dan Liviana mulai memasuki restoran tersebut ketika seorang pelayan datang, menggiring mereka  ke tempat yang sangat favorit menurut para pelanggan. Dengan pemandangan langit malam yang dipenuhi bintang karena jauh dari pusat kota dan juga udara malam yang cukup dingin menjadi refreshing bagi mata mereka, setidaknya Jaiden tidak merasa rugi mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan makan malam yang indah ini.

Liviana mengakui Jaiden mampu membuatnya takjub untuk pilihan dinnernya, biasanya ia hanya bisa melihat kota yang ramai dengan berbagai warna lampu dan kesibukan orang-orang tapi kini ia bisa melihat bagaimana ada tempat tenang yang tak jauh dari kota dan tentu bisa melihat bintang. Mungkin ini salah satu kebiasaan dari seorang Jaiden membuat wanita jatuh hati kepadanya, mengingat pria itu juga berpredikat sebagai playboy nomor satu yang harus dihindari dari daftar calon suaminya.

“Aku sangat tersanjung kau membawaku ke tempat bagus seperti ini, Tuan Kalandra.” Ujar Liviana yang masih memangku kepalanya dengan salah satu tangan dan memandang penuh takjub pemandangan di depannya.

“Jaiden, Livi,” kata Jaiden yang mencoba untuk mengingatkan Liviana. “Tempat ini salah satu tempat favoritku.”

“Ah...” Liviana menoleh ke arah Jaiden. “Tempat favorit untuk meluluhkan hati teman wanitamu kan? I see.”

Jaiden terkekeh mendengar nada sindiran tersebut. “Untuk mendapatkan teman wanita, aku tidak perlu mengeluarkan banyak uang seperti ini, Livi. Ini khusus untukmu.”

“Apa saat ini aku harus bangga?” Liviana tersenyum miring.

Seorang pelayan datang dengan membawa sebotol wine, dua gelas kosong di samping mereka kini terisi berwarna merah. Jaiden membalas tatapan Liviana yang sinis, bahkan tak peduli dengan pelayan yang berada diantara mereka.

“Bagaimana jika kamu selingkuh denganku? Aku tidak keberatan menjadi kedua.” Jaiden berkata dengan percaya diri bahkan masih ada seorang pelayan yang juga terkejut mendengar ucapan sang pengusaha muda yang terkenal itu.

Sebelah alis Liviana terangkat dan senyum miring terukir kembali, mengangkat gelas anggur dan ia ulurkan kepada Jaiden. “Pacarku sangat kaya dan tak kalah berpengaruh darimu sih, tapi karena kau rela menjadi kedua. Why not?”

 Why not?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Liviana's BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang