"Kesalahan di masa depan seperti apa yang kau maksud kenapa meminta maaf begitu awal ?"

"Aku tidak tahu, tapi aku yakin setiap manusia punya kesalahan, entah itu kesalahan yang besar atau kecil dan di masa depan itu akan terjadi juga. Jadi aku meminta maaf untuk itu."

Apa kau akan mengakui sandiwara ini di masa depan ? mengakui semuanya apa yang kau lakukan di hadapanku. Kau tidak perlu hawatir untuk itu. kau yang memulai El dan kau juga yang harus mengakhirinya dengan caramu sendiri. Seperti apa akhirnya nanti ? apakah kau akan tetap menjalani hubungan terlarang dengan Afiffah saat meskipun statusnya telah berubah menjadi bagian dari keluarga besar Al-Hasyim, atau mengakhirinya dan juga meninggalkan aku yang tak ada lagi bermanfaat untukmu. Aku menunggu itu, menunggu akhir drama yang kau mainkan.

Aku melepaskan tangan kananya yang bertengger di pinggangku dengan tanpa kata aku meninggalkanya, dia tidak lagi menahanku. Terimakasih telah meminta maaf atas kesalahanmu di awal, kesalahan yang kau pikir aku tidak pernah tahu yang juga tidak mungkin aku dapat lupakan sebagai salah satu sejarah dalam hidupku.

Aku keluar dari apertemenya, Letak aparteman Elvan ternyata di kawasan gangnam, dia mengambil lantai teratas dri gedung yang sangat tinggi. Mungkin tempat itu merupakan secret room antara Elvan dan Afiffah sebelum mereka berani terang-terangan mengumbar kemesraan di keramainan Jakarta seperti di sungai Han beberapa hari lalu. Cinta yang begitu besar terkadang membutahkan segala kata buruk.

***

'Aliyah datanglah di café tempat biasa siang ini, aku menunggumu di meja nomer 8'

Aku membaca pesan dari Kak Afiffah pagi tadi ketika aku baru bangun tidur. Besok adalah hari pernikahanya tapi dia masih bekeliling tidak menunggu mempersiapkan diri atau melakukan perawatan ala calon pengantin. Sudah 2 hari ini Kak Afiffah pergi di pagi hari dan pulang di malam hari. Meskipun beberapa pelayan telah menentangnya untuk keluar tapi Afiffah punya banyak cara untuk lolos hingga tidak ada yang sadar hampir seharian penuh dia tidak menghuni rumah ini.

Aku sekarang dengan pakaian cessualku sudah sampai di depan pintu café yang di maksud Afiffah. Dari depan sini aku melihat Afiffah duduk sembari menengok ke sekliling café. Senyumnya merekah mendapatiku yang berada di depan pintu. Pelayan membukakan pintunya dan aku berjalan ke meja 8, tempat di mana Kak Afiffah menunggu.

"Kau datang ??" Tanya Kak Afiffah begitu aku duduk di hadapanya. Pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dilontarkan dan di jawab. Tidak mungkin aku tidak datang karena sekarang aku sudah berada di sini. Sebagai jawaban aku hanya mengagguk ringan.

"Aliyah, apa kau menyaayangiku ??" Tanyanya, aku menatapnya heran , apa hal itu adalah hal yang sangat perlu untuk ditanyakan ?

"Eonnie apa hal itu perlu di pertanyakan lagi ? kita hidup bersama selama 23 tahun. Apa itu terlalu sulit untuk dinilai sebarapa pedulinya aku padamu, terlibih kita adalah saudara kembar."

"Maukah kau membuktikanya untuk hal itu Aliyah ??"

Aku reflex mengaggukan kepalaku. Dia tersenyum dan mengambil tanganku yang berada di atas meja, menggenggamnya dan mentapku senduh.

"Aku meminta maaf untuk ini, tapi aku mohon gantikan aku di pernikahan. kau tahu aku benar-benar tidak mencintai Refal. Maafkan aku Aliyah, aku mohon izinkan aku. Aku ingin mencari apa yang terbaik untukku aku ingin mendapatkan kebahagianku sendiri. Dan kebahagianku tidak bersama Refal."

Mataku membulat sempurnah dengan apa yang dia katakan. Apa dia ingin bermain-main dengan hal yang penting dan besar. Tidak menjadi masalah jika aku dan dia adalah kembar identik dengan wajah yang sama persis lebih dari itu aku tidak pernah mengerti maksudnya.

Rahasia Hati WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang