Emptiness

27K 205 0
                                    

Bogor, 2009.

Selang 1 hari pasca kejadian malam itu, baik Arinda, Ibra maupun Atta tidak melakukan komunikasi atau sekedar mengubungi satu sama lain via whatsapp...

Orang tua mereka sontak saja merasakan syok ketika mendengar kabar tersebut, dan masing-masing dari mereka mempunyai cara yang berbeda dalam menyikapi kejadian yang menimpa anak-anak mereka pada malam itu...

Sebuah keputusan besar datang untuk Arinda...Satu hari penuh Arinda mengurung diri dikamar setelah mendengar keputusan yang dibuat oleh kedua orangtuanya...Yah...Papah Arinda meminta Ia untuk pindah dan memilih bersekolah di Jepang dan tinggal bersama Papah dan Kakak sulungnya...Tetapi Arinda menolak mentah-mentah keputusan tersebut, karna disatu sisi Arinda tidak mau meninggalkan sahabat-sabahatnya terutama jika harus berpisah dengan Ibra...

Dan Atta, setelah kejadian yang membuat Ia diintrogasi panjang lebar oleh pihak kepolisian dan test urine yang menunjukan hasil negatif akhirnya Atta bebas dari segala perkara, Ia diperbolehkan pulang bersama kedua orang tuanya, tetapi tidak dengan Ricky...Untuk sementara ini Ia masih harus menunggu keputusan apakan Ia harus mendekam dipenjara atau hanya perlu diasingkan ditempat rehabilitasi...Tetapi setelah ini Atta diam-diam menjauhi semua orang termasuk Arinda, dan hal itu Ia lakukan semata-mata agar nama-nama sahabat baiknya tidak kembali terseret dalam semua masalah hidupnya...

Sedangkan Ibra...Saat ini Ia hanya betah berdiam diri di ruang OSIS, setelah kabar buruk itu tersebar di seantero sekolah...Ia malas sekali mendengar kicauan teman-temannya yang sekedar menanyakan sejauh mana Ia terlibat dan kenapa Ia bisa bersama dengan Arinda atau Atta pada malam itu...

***

Senin malam, Arinda masih betah berada didalam kamarnya...
Dan tiba-tiba pintu diketuk dari luar, kemudian muncul sosok Mamahnya masuk dan duduk dibibir tempat tidur...Ia mengelus sayang rambut Arinda...dan mencoba membuka suara...

"Ri...udah dong sayang, kamu jangan ngurung diri terus kaya gini...Mamah tau kamu gak mau pindah ke Jepang, tapi semuanya bisa kita omongin baik-baik lagi Ri..." Arinda terbangun dan berusaha untuk memeluk Mamahnya...

"Aku gak mau ninggalin temen-temen aku Mah...Aku ga bisa pergi jauh dari Mamah dan Pak Ujang..." Setelah itu Arindapun diam kembali...

"Papah gak mau liat kamu bergaul sama temen-temen kamu Ri...Papah khawatir karna pergaulan mereka bisa berdampak buruk buat kamu..."
Arinda hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tanda jika Ia tidak setuju...

"Mamah sama Papah gak kenal sama mereka, mereka itu baik...Dan kita semua udah dinyatain gak bersalah sama polisi...Mamah harus percaya sama Aku..." Dan emosi Arindapun meluap kembali...

"Iya Ri, Mamah percaya sama kamu...Papah sama Mamah cuma berusaha pilih jalan yang terbaik buat kamu...Ini semua demi masa depan kamu Ri..." Mamah Arinda mencoba memberikan penjelasan agar Arinda mengerti...

"Ari tetep ga mau Mah..." Dan Arinda kembali masuk ke dalam selimut tanpa mempedulikan Mamahnya...

Setelah itu orang tua Arinda mencoba mencari jalan keluar lain...Dan akan membicarakan hal itu esok hari...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Semoga para reader masih berkenan quntuk menikmati alur ceritanya...Tapi jujur dipart ini Author ngerasa isi ceritanya kurang "bernyawa" entah lah...Intinya Author bakal terus mencoba lebih baik dan lebih baik lagi...^^

The VoyageWhere stories live. Discover now