Amerio dan Piko langsung meletakkan ponsel mereka lalu menghampiri cowok aneh itu dan mencengkram kerah bajunya. Bo buru-buru menarik tangan Amerio supaya segera melepaskan baju orang itu. Seketika tangan cowok itu melepuh.

"Baju itu mengandung racun." Jawaban Bo membuat Piko dan Ecrin terkejut.

°•°•°•°•°

Brakk!!

"Rita! Mereka siapa?!" Farel setengah berteriak membuat Rita dengan sigap menutup mulut cowok itu.

Bau darah. Seketika Farel menyingkirkan tangan Rita dari hidungnya lalu terdiam dengan kaki gemetaran. Riska tersenyum cantik lalu mendekati cowok itu seraya mengulurkan tangannya. Ragu-ragu memang, tetapi Farel tetap menanggapi. Benih cokelatnya yang semula menatap ke bawah perlahan bertemu tatap dengan mata merah darah Riska. Yang semula dudukpun lalu berdiri dan tanpa ragu ia memegang tepat pada kantung mata Riska. Jika biasanya sepupunya itu sensitif sekali jika disentuh oleh orang asing, entah ada apa kali ini tidak. Ia malah semakin tersenyum waktu Farel tanpa sadar mendekat hingga penciuman mereka bersentuhan dengan romantis.

"Ini ... asli?" Tanyanya kalem tanpa melepas tatapannya dari wajah Riska.

Rita tidak terkejut ketika mengetahui Farel sudah tahu mengenai jati dirinya. Tetapi ia masih ingin memberi pelajaran anak itu karena sudah membongkar rahasia terbesarnya dengan orang yang tidak pernah terpikirkan. Sebab, manusia yang mengetahui jati diri seorang vampir harus segera dibunuh guna mencegah penyebaran rahasia dari mulut ke mulut. Apalagi Farel dekat sekali dengan Ecrin, akan berbahaya bukan jika sampai cowok itu tidak sengaja membocorkannya?

"Iya, mata gue asli. Lo siapa ya? Gue Alexandra Riska."

"Eh," Farel segera menarik wajahnya ketika menyadari sikapnya yang tidak memiliki etika, "Gue Farel, teman Rita dan Jihan."

"Lo semua gimana ceritanya ke sini tanpa ketahuan—" Jihan membeku ketika mencium bau anyir khas golongan O, seketika tangannya mengepal sangat kuat menahan keinginannya.

"Kalian ... Membuat najis kamarku!" Adele berteriak hingga beberapa serigala besar berdatangan.

Rita, Riska, Ascher tetap pada posisi mereka dan Jihan berusaha berdiri untuk menghalangi beberapa serigala yang mendekati Farel tetapi yang dilindungi justru berdiri lalu menyingkirkan Jihan—menyuruh gadis itu untuk duduk dengan tenang.

"Harga diri gue runtuh kalau nyuruh cewek buat lindungi gue. Gue emang manusia, tapi lo harus tahu kalau gue selalu juara satu bela diri taekwondo!" Farel berdiri dan memasang ancang-ancang seperti yang lainnya.

"Bunuh mereka semua kecuali tunanganku!"

Grrrrr!!

Rita dan Ascher tertahan oleh dua serigala sedangkan Riska tengah berlari sembari terkadang menghindari serangan brutal dari seekor serigala yang tengah mengincar pedangnya. Tujuannya adalah mendekati cowok tampan bernama Farel itu dan melindungi Jihan. Tetapi sepertinya tidak semudah itu ketika 3 serigala lagi memasuki ruangan dan malah mengarah kepadanya. Rasanya sedikit sukar ketika harus melindungi seseorang juga diri sendiri.

"Jihan! Cepet, bangun Jih! Jangan peduliin darahnya. Mungkin ... Bau gue bisa buat lo mual sementara! Ke sini, cium bau gue aja!" Riska semakin mendekati Jihan dan akhirnya berhasil berada di depan Jihan, sayangnya mereka kini terpojokkan.

"Woi, Ferguso! Lo habis main sama serigala macam apa?!" Jihan segera berdiri dan benar! Dahaganya langsung hilang, masalahnya bau Rita sangat menyengat penciumannya. Tak tahan, iapun segera menjauh dari sepupunya namun harus melompat ke atas lalu menindih salah satu serigala yang ingin menyerangnya.

"Woi! Lawan cewek banci kalian ya! Emang ga ngaceng lihat tubuh tuan kalian? Tuh lemaknya banyak lho! Gak pengen nyoba dia aja dari pada sibuk nyerang kita?"

"Farel, mending lo lawan yang ini aja. Ini gampang! Yang lain jangan! Mending gue aja yang berat, nanti lo gak sanggup!" Jihan beralih dan membiarkan Farel adu jotos bersama serigala aneh dengan ekor warna jingga dan ungu.

"Bego, lo!" Farel menukas dan seketika semangatnya bergelora waktu melihat Riska yang kini berada di sebelahnya.

"Farel! Di hadapan lo! Cepet putar kaki lo searah pukul empat!" Farel refleks mengikuti perintah Riska karena terkejut dan benar saja, seekor serigala jatuh karena tendangannya barusan. Oh, syukur!

"Semuanya, cepet kalahin sebelum yang lain datang. Kalau semuanya bertarung engga akan selesai-selesai. Salah satu harus diam di sini atau kita gak akan bisa keluar! Terutama lo, Farel. Lo harus keluar. Paling engga temui yang lain terutama Ecrin yang sampai nangis nyariin lo!" Tutur Jihan setengah mampus sembari menghindar. Itu jelas karena fokusnya terbangi dua, antara harus melawan serigala sekaligus membayangkan wajah keempat teman-temannya.

Tiba-tiba saat salah satu serigala bertubuh tambun hendak menikam Farel, serigala bertubuh kerempeng datang dan menindih sang tambun. Rita mengambil kesempatan emas itu dan secepat kilat menggigit juga mencengkram salah keduanya sampai mati.

"Gue yang menetap di sini. Pergi!" Rita membisiki pikiran teman-temannya.

"Kak! Ecrin, Amerio sama Piko datang. Semuanya tolong hadang mereka dan Lo Farel cepet cari kesempatan dan ikuti gue!" Jihan berujar lalu dengan brutal menghajar serigala yang hendak menghalangi langkahnya juga dibantu oleh Ascher karena Riska dan Rita ditahan oleh dua serigala sekaligus.

"Makasi! Gue pergi dulu!" Jihan tentu saja tidak lewat pintu keluar ia mendekati jendel yang cukup besar lalu meremukkan besinya dan mengajak Farel melompat dari gedung.

"Lo bisa? Kalau enggak sini naik ke pundak gue!" Tawar Jihan yang dibalas gelengan kuat dari Farel.

"Bisa tapi gatau selamat apa—" ucapannya terhenti ketika melihat Adele hampir menusuk pinggang Jihan dengan pedang namun gagal ketika tubuhnya melayang. APA?! MELAYANG?!

Tubuhnya diangkat Jihan.

Cewek thorn anjir! ~ batin Farel sembari tetap terdiam karena mereka sedang lompat dari ketinggian 10 meter.

"Jihan! Seharusnya lo yang gue gendong, bukan elo gini!" Farel berbisik tanpa diindahkan oleh Jihan. Gadis itu berlari secepat angin seperti biasanya mengandalkan telinganya untuk menemukan tiga teman mereka yang bersama salah satu orang asing dari jarak kurang lebih 5 kilometer.

Syut!

"Cari mami lo sekarang, mereka ada di sekitar sini sekitaran dua meter lagi. Gue mau nyusul—"

Cup!

Jihan bengong.

"Jangan pergi. Stay!"

°•°•°•°•°•°

"Ramalanku berkata ada yang membutuhkan inti dari jantungmu, Aleena. Kau harus hati-hati!"

"Kau bicara apa? Jangan menakut-nakuti aku!"

"Mereka vampir dan serigala!"

TBC!!

The Most Wanted Vampire In HighschoolWhere stories live. Discover now