dallas

221 62 5
                                    

012. dallas; flute.

Chanyeol cuma membayangkan tentang gurun setiap kali mendengar kata Texas.

Namun dari Wendy, selalu ada kejutan.

Wendy memandunya menuju Dallas, tetapi bukan pusat kota yang menjadi tujuan mereka. Ia mengatur GPS agar mengarahkan mereka menuju dekat Ridgway. Salah satu bagian terbaik musim gugur Amerika adalah tempat ini, katanya.

"Sudah pernah ke sana?"

Wendy nyengir dan mengangkat bahu. "Belum. Internet bilang begitu."

Ia memacu mobil mereka sedikit lebih cepat begitu tempat yang Wendy maksud sudah terlihat. Hamparan padang luas dengan tanaman yang berwarna kuning-oranye berlatar belakang Pegunungan San Juan. Chanyeol melirik, Wendy memeluk ransel kecilnya erat-erat sambil tersenyum seperti seorang anak yang baru menemukan mainan baru yang menyenangkan.

Chanyeol mencari tempat parkir terdekat. Begitu tiba, ia pikir Wendy akan segera melompat meninggalkan mobil, menuju tengah-tengah padang luas itu. Namun ternyata tidak. Perempuan itu cuma turun dengan pelan, lalu berjalan menuju bagian depan mobil mereka. Dengan sekali lompatan, dia duduk di kap mobil, memangku tasnya.

Dia tersenyum memandang langit. Chanyeol menyusulnya.

"Apa yang kaubeli, sih?" Chanyeol menengok ke dalam tas itu.

"Taa-da!" Wendy memperlihatkan sebuah flute yang dia dapatkan di toko suvenir saat bersinggah di kota tadi. "Aku sering memainkan ini saat sekolah. Aku kangen flute lamaku yang ditinggal di rumah sebelumnya. Oh, atau sudah Mama berikan pada orang lain, ya?" Dia pun mencoba beberapa nada. Merdu sekali.

"Mainkan untukku, dong."

"Mau lagu apa?"

"Apa saja."

Wendy mulai memainkan flute tersebut. Chanyeol menutup matanya, tetapi sesekali membukanya sedikit, hanya menyediakan celah sedikit agar ia bisa memandangi padang oranye-kuning dan pegunungan yang kebiruan, serta langit yang mulai sedikit menggelap.

Ada sedikit rasa seperti di negeri dongeng; tetapi ini bukan padang rumput yang segar dengan kupu-kupu, dengung kumbang, dan serbuk bunga juga dandelion yang beterbangan. Ini adalah ruang yang menyediakan lebih banyak warna berbeda, bukan sebuah dongeng yang biasa. Chanyeol bertanya-tanya apakah teman-teman Wendy dahulu juga merasakan hal seperti ini setiap kali perempuan ini bermusik untuk mereka.

Namun mereka tidak berlibur bersama Wendy. Mereka tidak menuju padang Dallas yang menyediakan pemandangan musim gugur Pegunungan San Juan. Mereka tidak mengadakan perjalanan panjang hanya berdua dengan Wendy. Mereka tidak duduk di kap mobil yang diparkir di atas rumput kuning-oranye pada tanah berbatu. Mereka tidak menghabiskan waktu bersama Wendy selama dua puluh empat jam.

Chanyeol menjatuhkan kepalanya di pundak Wendy sambil tersenyum. Ini dongeng mereka sendiri.

autumn and roadsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang