[22] Telat

9.3K 822 52
                                    

"Nggak usah nyender-nyender deh." Humaira menggeser duduknya.

Raut wajah Revan berubah cemberut. "Sama suami sendiri kok gitu sih?"

"Bodo amat."

"Seru banget deh kayaknya pengantin baru." Prilly meletakkan nampan berisi minuman di atas meja.

"Seru apaan, bikin emosi nih orang." Humaira semakin menjauhkan posisi duduknya dari Revan.

"Yang sabar ya Van, nanti juga Humaira bakal cinta sama kamu." Prilly menatap ke arah Revan.

"Beberapa menit ke depan di jamin udah cinta." Revan tersenyum manis sambil menatap ke arah Humaira, sementara Humaira malah bergidik ngeri.

Prilly tertawa. "Kalian lucu."

"Semerdeka kamu deh Pril."

Prilly hanya tersenyum lalu duduk di sofa yang berhadapan dengan Humaira. Prilly terkekeh kecil melihat Revan dan Humaira yang terus saja ribut. Mereka berdua benar-benar lucu menurut Prilly. Pasangan yang terpaut usia beberapa tahun itu baru menikah seminggu yang lalu.

"Ali kapan pulang Pril?" tanya Humaira.

"Kayaknya sih hari ini."

"Maaf ya aku baru bisa temenin kamu hari ini."

"Nggak papa Ra, aku paham kok kamu udah nggak bisa bebas lagi, iya nggak Van?"

Revan mengangguk. "Aku izinin Humaira kok buat temenin kamu, tapi dianya aja yang nggak mau." Revan melirik Humaira lantas berbicara lebih pelan. "Dia nggak mau ninggalin aku."

"Aku denger! Nggak gitu Pril ceritanya. Dia yang nggak izinin aku temenin kamu selama Ali pergi. Karna ngelawan suami dosa yaudah aku nurut aja," jelas Humaira.

Prilly tertawa mendengar penjelasan pasangan suami istri itu.

Prilly menutup mulutnya dengan tangan setelah itu ia berlari menuju dapur.

"Loh kenapa?" Humaira mengejar Prilly.

"Kamu sakit Pril?" Humaira memijat tengkuk Prilly ketika perempuan itu muntah di wastafel.

Prilly menggeleng. "Nggak tau. Udah dari kemarin aku sering muntah-muntah."

"Udah mendingan?"

Prilly mengangguk lantas mengambil tisu.

"Nggak pengen periksa ke dokter Pril?"

"Mual doang ini Ra, nggak papa lah."

"Takutnya kamu kenapa-kenapa gitu."

"Kenapa?" Revan berdiri dari duduknya ketika Prilly dan Humaira datang.

"Nggak papa." Humaira menjawab ketus.

"Temenin aku ke apotik yuk, Ra." pinta Prilly.

"Ayo."

"Kamu nggak papa, kan Van di tinggal sendiri?" tanya Prilly.

"Nggak papa kok," jawab Revan.

Prilly dan Humaira pun pergi ke apotik menggunakan mobil Humaira.

"Bulan lalu aku nggak haid, bulan ini juga belum," ucap Prilly ketika memasuki mobil.

"Kamu hamil?" tanya Humaira antusias.

Prilly mengangkat bahu. "Belum tahu."

"Semoga kamu hamil. Seru dong aku punya ponakan."

"Amin, semoga ya." Prilly mengamini ucapan Humaira.

Mobil Humaira berhenti di depan sebuah apotik. Prilly membeli beberapa tes pack untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Captain, I Love You | SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang