Part 2 || Suasana Baru🌷

273 59 76
                                        

Di ruang kepala sekolah Litha hanya terdiam, pasrah dan berusaha menerima keputusan sang ayah. Tidak ada lagi kata penolakan karena semua sudah berjalan sesuai rencana Putra sebelumnya. Litha keluar dari ruangan dengan tubuh yang lemas. Tidak ada semangatnya sama sekali, bibir ranumnya dinaikkan ke atas serta matanya yang sudah sembab sedari tadi.

Berjalan menyusuru koridor sekolah sembari melihat ke arah kelasnya, "Litha," panggil salah satu teman kelasnya, melambaikan tangan dan mengarahkannya ke kelas. Ia mengangguk paham, meminta izin pada papahnya untuk ke kelas sebentar.

Baru beberapa langkah memasuki ruang kelas, tangisan pecah dalam diri Litha. Teman-temannya memberikan hadiah dan mengucapkan pesan padanya.

"Ta, lo jangan cuek sama temen baru lo ya, jangan pendiem juga. Gue yakin di sana banyak yang peduli sama lo," ucap salah satu teman cowoknya.

"Nyari temen yang rupanya kayak Lira, biar ngga alone."

"Iya Ta, lo yang aktif ya disetiap pelajaran. Jangan cuma diem tiba-tiba dapet nilai tinggi," sahut temannya lainnya.

"Temennya banyakin Ta, jangan cuma 2 haha."

"Kalo di sana punya cowok kabarin ya, biar gue seleksi dulu wkwkwk." Teman-teman di sana memang kocak, dan lumayan akrab dengan Litha. Mereka terlihat tertawa ringan walau sebenarnya berat kehilangan salah satu teman kelasnya. Ya, tugasnya pun sudah tidak bisa dikerjakan bersama.

"Gila lu tong main seleksian aja. Coba deh Ta, senyumnya dimurahin biar semua kebagian ... terus yang ikhlas ya, jangan cuma tarik bibir sembarangan."

"Semangat Litha, kita bakal rindu sama lo, intinya kejar cita-cita lo dan jangan lupain kita di sini. Ingat! Hilangkan rasa ketidakpercayaan dalam diri. Ubah sifat lo jadi ekstrovet, bisa?" Lira menambahkan.

Kenapa baru terasa sekarang jika mereka mempedulikanku? batin Litha sembari tersenyum tipis pada mereka.

"Kalo perlu ikut organisasi Ta, karena dari situ rasa kepercayaan juga tertanam banget. Biar kayak gue gitu, ekhemm dikenal banyak orang juga," timpalArdi.

"Ehh lu mah cuma pasang nama doang. Selebihnya buat deketin cewek biar kesemsem sama lu."

"Btw kan udah kelas 12, mana bisa ikut organisasi. Lo maju aja kalo ada pelajaran yang lo pahami."

"Ngapain? Konser?" Sontak seisi kelas menertawai Ardi yang terkenal nakalnya.

Litha tersenyum samar pada mereka, mengangguk pelan dan mencoba melakukan apa yang mereka katakan.

Putra yang sedari tadi berdiri di depan pintu tersenyum lepas pada siswa dalam kelas. Menganggukan kepalanya satu kali seperti mengucapakan 'Ayo pergi sekarang'. Litha berpamitan dengan tangisan yang masih mengalir, melangkahkan kakinya meninggalkan kelas.

_____

Sampainya di Surabaya, mereka di sambut hangat oleh perempuan yang masih memegang sapu. Ya, itu adalah Mba Jum (pembantu) seseorang yang akan menemani Litha selama di sini dan akan menyiapkan semua keperluannya.

Mba Jum mengantarkan Litha ke kamar barunya. Tentu sangat berbeda dengan kamar yang ada di kalimantan. Ini terlihat lebih luas dan warna temboknya biru langit hingga terkesan sejuk saat pertama memasukinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sake Of Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang