Again And Again!

Mulai dari awal
                                    

"Kau janji?" Jimin mengangguk tegas dan kembali menarikku kedalam pelukannya.

"Aku bukan orang gila dengan wanita. Satu wanita disampingku cukup asal dia memenuhi kriteriaku"

"Tapi aku belum termasuk kriteria mu" lirih ku saat mengingat kriteria wanita Jimin.

"Bukankah kau sudah berjanji akan belajar?"

"Aku sedang mencoba"

"Aku menunggu itu!"

°

Kami menghabiskan makan malam romantis direstoran kota. Jalan-jalan seharian dan Jimin menunjukkan beberapa tempat terbaik di Maldives. Aku mengikuti tarikan tangan Jimin. Terus menggenggam tanganku dan memberikan pelukan di pinggangku. Jimin tidak sungkan mengecup atau mencumbui ku disini. Jimin bahkan hampir kebablasan tadi, karena aku membiarkan dia mencium leherku tanganya mulai masuk kedalam rok-ku. Aku yang sadar langsung mencubit tangannya. Jimin sempat protes tapi aku tidak peduli.

Melihat kota Maldives membuatku sedikit tenang. Setidaknya emosiku tidak menguasai lagi dan aku mulai memikirkan banyak hal setelah ini. Aku menyadari jika Jimin bukan laki-laki biasa. Diluar sana banyak wanita yang menggilainya dan aku harus sadar akan itu. Suamiku banyak yang mencintai dan aku tidak akan membiarkan mereka merebut Jimin dariku.

"Masih memikirkan itu?" Aku menoleh dan menemukan Jimin yang menatap teduh pada mataku, aku menggeleng pelan dan kembali sibuk dengan pandangan kita malam Maldives.

"Berhenti khawatir Aliya. Aku tau apa yang kau fikirkan. Demi Tuhan aku tidak akan bermain api dibelakangmu. Dalam silsilah keluarga ku tidak ada yang pernah bermain wanita atau sebaliknya" aku sadar Jimin punya batas emosi dalam dirinya dan aku tidak bisa terus mendesaknya. Setalah dari pesta itu aku terus mendominasi Jimin dan aku tidak akan meneruskan itu. Jimin bisa saja bosan dan dia bisa meninggalkan aku.

Lagi pula aku sudah berjanji untuk menjadi Aliya yang dulu. Aliya yang menurut pada setiap ucapanya. Seharusnya aku menepati janji itu. "Aku mengerti Ji. Dan ya ini sudah malam. Aku lelah" Jimin mengerti dan meletakkan beberapa lembar uang untuk membayar Makanan kami.

Menarik tanganku untuk berada dalam genggamannya dan Jimin membawaku keluar dari restoran itu. Kami memang berjalan karena jarak hotel tidak jauh dari sini.

"Jimin?" Dan aku harus siap jika tidak akan pernah ada hariku yang tenang jika mengunjungi tempat dengan Jimin. Pasti akan ada yang mengenali dia. Ya Tuhan.

Wajahku sudah bosan dan Jimin segera merengkuhku dalam pelukannya saat wanita dengan pakaian kurang bahan itu mendekat. "Hei Boy!" Sapaan menjijikkan. Aku mau muntah mendengarnya.

"Dia siapa Jim? Aku tidak pernah tau dia sebelumnya! Dan ya kita sudah lama tidak bertemu? Kau kemana saja?" Jimin hanya menjawab seadanya saat wanita itu bertanya aku hanya diam. Aku hanya diam tidak berniat ikut dalam pembicaraan mereka. Perutku mual mendengar pertanyaan itu.

"Ah ya kau sedang apa disini?"

"Bulan madu!" Kulihat wajah wanita itu shock mendengar jawaban enteng Jimin. Menyenangkan.

"Ah apa ini kekasih barumu?" Dia bertanya dengan kikuk dan aku hanya tersenyum tipis setidaknya kekesalanku lenyap melihat ekspresi kaku dari wanita itu.

"Kekasih diajak bulan madu? Kurasa kau harus mengerti jika bulan madu hanya untuk pasangan menikah. Benar bukan?" Wajah wanita itu memucat dan aku ingin tertawa. Sungguh dia lucu dan Jimin menjawabnya tanpa beban.

"Ah benarkah? Jadi dia istrimu?" Jimin Tersenyum dan mengangguk.

"Aku permisi dulu" Jimin menarikku menjauh tanpa mendengar balasan ucapan wanita itu. Aku hanya diam dalam pelukannya, senyum tipis masih dipertahankan di bibirku. Menyenangkan bukan?

All About Sex! 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang