DUA PULUH DUA : TENGAH LAPANGAN

956 97 148
                                    

"Kamu itu selalu membuat spekulasi sendiri tentang perasaan orang lain, tanpa ingin mendengarkan apapun."

🌻🌻

SATU sekolah dibuat heboh dengan kedatangan Ali dan Sally, untuk pertama kalinya lelaki itu datang bersama perempuan lain, selain Andara.

Walaupun terpaksa, lelaki itu selalu menuruti keinginan Andara. Perempuan itu seolah memiliki sihir yang membuat Ali menuruti setiap perkataannya serta keinginannya. Tetapi sekarang? Apakah peran Andara tergantikan dengan adanya Sally?

"Andara lo harus tau!" teriak Naufal sambil berlarian ke meja Andara.

Andara yang sedang melakukan ritualnya seketika menoleh kearah Naufal. "Ada apa, Abang Nopal?"

Naufal mengatur napasnya karena berlarian dari gerbang sekolah sampai kursi Andara.

"Ali bareng cewek lain," kata Naufal.

"Siapa?" tanya Andara datar.

Resya awalnya fokus dengan tumpukan soal langsung menoleh ke sahabatnya yang sudah berapi-api.

"Sally," jawab Naufal hati-hati.

Brak.

Meja dipukul oleh Andara membuatnya menjadi pusat perhatian.

"Dar, sabar dulu, kali aja saudaranya." Resya mencoba menenangkan sahabatnya itu.

"Dia adik kelas yang gue ceritain, Res. Gue mau samperin tuh anak!" Andara mengepalkan tangannya, lalu pergi meninggalkan kelas.

Naufal pun bergidik ngeri melihat Andara emosi, "Lo gak nyamperin Andara, Res?" tanyanya.

"Ini gue mau nyamperin, lo ngalangin gue." Naufal menggeser tubuhnya lalu tersenyum lebar.

"Maaf... silakan kanjeng Mami." Naufal mempersilahkan Resya lewat. Tanpa basa-basi Resya langsung mengejar Andara.

Sesampainya Andara dikelas IPA 5, dia tidak melihat batang hidung Ali, yang ada hanyalah tas Ali dan ketiga temannya sedang duduk di depan kelas.

"Papi Ramaaaa," pekik Andara membuat ketiga orang di hadapannya menutup kuping.

"Dido, mana Ali?" todong Andara pada lelaki yang tengah mengecek tip-ex gesrek si tangannya.

"Eh iya... yak, tuh bocah kemana dah? Bukannya di kelas?" Dido melihat dari jendela kelasnya. "Lah ngilang," sambungnya.

"Lo pasti udah tau ya Ali bareng cewek lain," tebak Fino.

"Eh bedul, kalo dia belum tau ngapain lari-larian kesini," tukas Rama, dibalas cengiran oleh Fino.

"Daraaa... tungguin napa, jangan emosian dulu." Resya yang baru datang dengan wajah bercucuran keringat.

"Dara tanya sekarang Ali. Mana Ali?" Andara bertanya tegas kepada tiga lelaki itu.

Ketiganya menggeleng tidak tahu membuat Andara mengerang frustasi.

"Lo nyari Ali, Dar?" celetuk Ghani, selaku anak IPA 4 yang kebetulan lewat depan kelas IPA 5.

"Iya. Lo tau, Ghan?"

Ghani mengangguk. "Di lapangan basket, lagi ribut sama Kaffa," jawabnya enteng.

"Anjir! ngapain tuh bocah dua," omel Rama.

Tanpa basa-basi Andara berlarian ke lapangan, sebelum keempat orang itu mengikuti Andara, mereka sempat terdiam sejenak, berusaha menerka-nerka. Kenapa Ali berantem dengan Kaffa,

[WPS #1] ALIANDARA (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang