Masih ada nggak sih yang belum follow akun wattpadku? Kalau masih ada silahkan di follow ya. Terima kasih :)
***
Tangisan kencang Ibel membuat Ali dan Prilly memusatkan perhatian pada bayi itu.
Prilly berdiri dari duduknya, perempuan itu menepuk-nepuk pantat Ibel. "Ibel kenapa sayang? Sttt Ibel haus ya?"
"Dia kayaknya haus deh." Prilly menatap Ali.
"Terus?" Ali menggaruk tengkuknya.
"Kamu beli susu gih ke mini market depan." Prilly masih mencoba menenangkan Ibel.
"Susunya yang kayak apa?"
Prilly menggeleng. "Aku juga nggak tau."
"Terus gimana?"
"Duh, gimana ya, kalau beli sembarangan takut nggak cocok sama dia. Bisa sakit perut nanti."
"Kamu coba kasih deh," ucap Ali.
"Kasih apa?" Prilly mondar mandir, tangis Ibel masih belum reda.
"Kamu, kan perempuan. Kali aja dia berenti nangis walaupun nggak ada airnya."
"Eh, kamu ada-ada aja deh," ucap Prilly ketika paham dengan maksud Ali.
Prilly terus menepuk pantat Ibel, lantunan solawat ia lafalkan untuk menenangkan bayi dalam dekapannya.
Ali tersenyum tipis, matanya fokus memperhatikan gerak gerik Prilly juga raut wajah yang Prilly tampilkan. Lantunan solawat yang dilantunkan oleh istrinya itu sangat indah.
Prilly tersenyum ketika melihat Ibel tertidur dalam dekapannya.
Ali menghampiri Prilly, lelaki itu mengecup lembut kening Ibel lantas mengusap lembut rambut bayi yang tidak terlalu lebat itu. "Wangi," ucap Ali.
"Namanya juga bayi." Prilly terkekeh lalu meletakkan Ibel di atas kasur.
"Kamu juga wangi padahal bukan bayi."
Prilly mengerutkan kening. "Kamu bau, mandi sana!"
"Eh kok gitu sih? Aku wangi tau."
"Bau!"
"Coba deh cium ketek aku, wangi." Ali mengangkat tangannya.
"Ish jorok." Prilly mencubit pelan perut Ali.
Ali tertawa. "Wangi seriusan deh."
"Masa sih?" Prilly tampak penasaran perlahan ia mendekatkan wajahnya ke arah Ali.
Ali menarik Prilly, memeluk gemas perempuan itu.
"Ish! Aku susah nafas." Prilly mencoba mendorong Ali.
Ali justru tertawa dan malah mendekap Prilly semakin erat.
"Wangi nggak?" tanya Ali melonggarkan pelukannya.
"Kecut!" Prilly menjulurkan lidahnya lantas tertawa. Dan lagi, tawa itu menjadi pusat perhatian Ali lengkungan bibir merah muda itu terlihat merekah, mata Prilly yang menyipit dan suara tawanya yang renyah mampu menghipnotis Ali untuk beberapa saat.
Perlahan tawa Prilly berhenti berganti dengan raut kebingungan. "Ada yang salah?"
Ali tersadar lantas menggeleng pelan. Ia kembali memeluk Prilly. "Aku akan berusaha buat kamu bahagia sama aku. Tapi, semua itu perlu proses kamu mau, kan melewati proses itu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Captain, I Love You | Selesai
Random[Follow akun Author terlebih dahulu sebelum membaca] Berawal dari pertemuan yang tak disengaja lalu berlanjut pada kejadian yang tak pernah diduga sebelumnya. Sebuah kejadian yang berujung pada masalah yang cukup pelik. Ali dan Prilly harus menikah...