In Korea- Day.2💍

4.1K 208 8
                                    

HAPPY READING

Amel pov on

"Amel~ bangun! Yuk sholad dulu! Udah jam 5,"

Aku merasakan tubuhku sedikit terguncang, dan saat aku membuka mata, aku melihat Mamah yang memandangku sambil tersenyum. Terlihat ia masih menggunkakan mukenah-nya.

'Kenapa ada bidadari disini?'

Setelah nyawaku terkumpul semua, aku duduk dengan perlahan agar kepalaku tidak pusing.

"Jam berapa ini Mah?" Tanyaku sambil mengucek mataku yang masih terasa perih akibat baru bangun tidur.

"Udah jam 5. Gih bangunin Junmyeon buat sholad! Kamu juga cepetan sholad, keburu mataharinya muncul," Aku hanya mengangguk menanggapi perintah Mamah. Setelah itu, Mamah keluar dari kamar ku.

"Junmyeon~ ayo bangun! Udah jam 5 ayo sholad!" Aku mengguncangkan sedikit bahu Junmyeon, dan yang aku dapatkan hanyalah sebuah lengguhan kecil.

Karna kesal, aku berdiri diatas kasur lalu menarik tangan Junmyeon, "Ayoo bangunn!!! Sholaddd!!!"

"Aaaa~ iya iyaaa bangun nihh!!" Junmyeon menarik tanganya lagi lalu berdiri menuju kamar mandi dengan cemberut.

"Apa? Kenapa marah? Salah sendiri susah dibangunin!" Gerutuku sambil menatap punggung Junmyeon yang menjauh memasuki kamar mandi.

•••


Author pove on

Sekarang, Amel dan Junmyeon sedang menikmati sarapanya di Mansion keluarga Kim, tentunya ditemani dengan Tuan dan Nyonya Kim. Tadinya Amel ingin memasak, tapi dilarang oleh Nyonya Kim dengan alasan sudah banyak maid yang memasak di dapur. Dan bernar saja, saat Amel mencoba melihat kedapur, sudah ada 5 maid dan satu koki disana.

"Jadi, hari ini kalian akan kemana?" Tuan Kim bertanya kepada kedua anaknya itu sembari memasukan sesendok daging sapi yang dimasak dengan kuah khas Korea kedalam mulutnya.

"Eummm..Junmyeon gak tau. Amel maunya kemana?"

Amel-pun menggeleng menjawab pertanyaan Junmyeon, bagaimana bisa menjawab? Dia saja tidak tau seluk beluk Korea.

"Kalian pergi saja ke Namsan Tower! Bagaimana?" Nyonya Kim memberikan usulanya.

"Tidak buruk.." gumam Amel, "Tapi, bukanya kita kesini untuk pertemuan keluarga Mah?" Amel memiringkan kepalanya tidak mengerti.

"Itu bukan satu satunya alasan bukan?? Bukankah kamu yang meminta untuk kesini juga Amel? Lalu apa tujuan mu kesini?" Tuan Kim mengernyitkan alisnya bingung dengan menantunya ini.

Amel yang mengingatnya pun hanya bisa tercengir dengan bodohnya, "Hehhee, aku lupa Papah. Aku kesini untuk mengelilingi Korea dan datang keacara konser hehehe,"

"Bagus! Maka lakukanlah, puaskan dirimu disini nee?" Tuan Kim tersenyum dan melanjutkan makanya setelah melihat anggukan kepala sang menantu.

Skip~

Seharian ini, Amel dan Junmyeon sudah pergi ke berbagai tempat seperti; Namsan Tower, Myeongdong, Kampung Hanok Buchon, Istana Changdeok.

Dan sekarang, mereka berada di sungai yang cukup terkenal di Korea, yaitu Sungai Han. Disana mereka duduk disebuah bangku yang ada disana sambil menikmati angin semilir yang ditemani pemandangan Matahari yang terbenam indah didepan mata.

Amel dan Junmyeon sibuk dengan pemikiranya sendiri dengan posisi Junmyeon yang menyender dibahu sebelah kiri Amel. Mereka sibuk menikmati suasana yang jarang mereka rasakan itu. Suasana ketenangan.

"Amel?"

"Heumm? Nee??" Amel menoleh sedikit ke arah Junmyeon saat mendengar suara Junmyeon memanggil namanya.

"Langitnya bagus ya?"

"Heum..nee, tentu. Sangat indah," Amel kembali memandang dimana warna jingga menyebar dengan indahnya sebagai background sungai Han hari ini.

"Amel..Junmyeon sayang Amel..jangan tinggalin Junmyeon ya?" Amel yang mendengar pernyataan Junmyeon pun terkejud. Ini pertama kalinya Junmyeon menyatakan perasaanya kepada Amel. Tapi, apa ini pantas disebut dengan istilah 'menyatakan perasaan' jika yang melakukanya ialah Junmyeon?

"Hemm..nee..Amel tidak akan kemana mana! Amel..juga..sayang Junmyeon," Amel tersenyum setelah mengatakan perasaanya itu sambil terus menatap ke arah Matahari yang mulai menghilang. Bahkan pipinya ikut memerah seperti langit yang berubah warna dari jingga menjadi kemerahan.

Sedangkan Junmyeon yang mendengarnya merasa senang, ia tersenyum dengan lebar setelah mengetahui Amel istrinya, tidak akan meninggalkanya.

"Pulang yuk? Mulai dingin ini," Amel melirik kearah Junmyeon, Junmyeon yang mendengar ajakan Amel pun mengangguk setelah itu duduk dengan tegak.

Junmyeon menjulurkan telapak tanganya kedepan Amel, Amel yang mengertipun segera menerima ajakan bergandeng tangan itu. Yaa walaupun Junmyeon tidak mengatakanya langsung dan hanya tersenyum lebar, Amel cukup peka untuk memahami maksud Junmyeon.

Junmyeon yang sudah mendapatkan tangan Amel-pun langsung berdiri dan menarik Amel agar berjalan bersisihan dengannya menuju tempat dimana Mobil mereka berada.

Mereka berjalan bersama dengan tangan yang menyatu, disertai senyuman bahagia dan diselingi lelucon kecil yang membuat mereka saling tertawa. Bahkan orang yang melihat mereka pasti akan tahu jika kedua manusia itu sedang bahagia.

Yaa..pada hari itu, di negara yang paling di impikan-nya, ditempat yang sangat ia kunjungi, ditemani semilir angin dan pemandangan Matahari terbenam sebagai pemanis, serta gedung gedung yang menjulang tinggi sebagai background-nya. Amel merasakan apa itu cinta yang sebenarnya, bahkan dia baru menyadari adanya sebuah cinta didalam hatinya tepat saat Junmyeon menyatakan perasaanya.

Walaupun dia tidak yakin bahwa itu bisa atau tidak disebut dengan 'menyatakan perasaan'. Tapi, Amel yakin. Yang ia rasakan ini adalah sebuag cinta.

Cinta yang tumbuh saat pernikahanya baru saja berjalan 1 bulan. Cinta yang tumbuh karena sebuah kebiasaan, dan cinta yang tumbuh karena ketidak sengajaan.

Tapi, bisakah cinta itu akan menjadi satu satunya alasan untuk dia tetap bersama Junmyeon suatu saat nanti?

Atau malah, cinta itu yang membuatnya harus memilih sebuah keputusan,





Antara tetap tinggal, Dan meninggalkan.







TBC

My husband is like a CHILDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang