"Rindu" Kata itu yang kini telintas di hati dan benak Nayra. Nayra sangat merindukan semua kenangan yang dulu pernah mengiasi hari-harinya. Tapi, semuanya hanya tinggal kenangan.

"Sakit" Itulah yang Nayra rasakan setiap kali ia memutar ulang kenangan yang kian memenuhi ingatannya. Dada Nayra terasa sesak saat, semua kenangan itu terputar dibenaknya secara otomatis. Ingin rasanya Nayra berteriak sekuat mungkin, untuk meluapkan semua sakit yang ia rasakan saat ini.

"Lupakan" Kata yang saat ini terbesit di hati Nayra. Kata 'LUPAKAN' memang mudah diucapkan oleh lisan. Namun, sangat sulit untuk hati menyakininya. Nayra ingin melupakan semua kenangan yang hanya menyisakan luka baginya. Sudah saatnya, untuk ia melupakan  semua itu, agar ia tidak berlarut-larut lagi dalam kesedihan yang hanya membuatnya lemah tak berdaya.

"Cukup!" Sudah cukup untuk Nayra terbelenggu dari hasrat kerinduan. Nayra tidak boleh terus berlarut-larut dalam kesedihan yang hanya dapat membuat dirinya rapuh.

***

Tetes demi tetes bulir-bulir air jatuh membasahi pipi mulus Nayra. Nayra tak kuasa membohongi dirnya sendiri. Ia merasa dirinya terlalu rapuh untuk menjalani ini semua. Entah sampai kapan ia harus menyimpan kepahitan itu sendiri. Ingin sekali ia melepaskan kepahitan itu bersamaan dengan tiupan angin yang terus bergerak menghampiri belahan dunia. Bulir-bulir air dari mata Nayra pun, terus berjatuhan bagaikan derasan air hujan yang membasahi tanah. Bulir-bulir itu membanjiri wajah Nayra yang mulai memucat.

Tiba-tiba, sentuhan hangat dari tangan seseorang menyeka bulir-bulir air yang membanjiri wajah Nayra. Nayra yang merasakan sentuhan hangat dari tangan tersebut, langsung menoleh ke arah seseorang yang menyentuh lembut wajahnya. Diam, Nayra hanya diam melihat sosok pria yang kini tengah berdiri dihadapannya sembari menghapus air mata yang tiada hentinya mengalir membasahi wajah mulusnya.

Rasa hangat dari sentuhan tangan pria itu, mendorong Nayra untuk memeluk tubuh tegap pria yang terus menyeka lembut air mata yang mengalir dari pelopak matanya. Pria itu pun membalas pelukan Nayra, ia memeluk erat tubuh gadis yang kian melemah karena terlalu banyak menangis.

Saat Nayra mulai merasa tenang, ia pun langsung tersadar. Bahwa ia kini tengah memeluk seseorang yang sangat ia benci, yakni Andre. Nayra pun langsung melepaskan pelukannya dan menatap Andre dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Lo ngapain disini? Lo ngikutin gue!" Tanya Nayra dengan nada tinggi.

"Iya, gue ngikutin lo tadi" Jawab Andre lembut.

"Ngapain lo ngikutin gue? Kan udah gue bilang, lo gak usah ikut campur dengan hidup gue! Gue gak suka sama orang yang ikut campur dengan hidup gue! Paham lo!" Ujar Nayra lalu berniat untuk meninggalkan Andre. Tapi, tiba-tiba kaki Nayra tersandung batu yang berada didepannya, Nayra pun kehilangan keseimbangan. Sehingga...

Byuaarr!

Nayra terjatuh kedalam danau. Nayra yang tidak pandai berenang, tidak dapat mengimbangi tubuhnya didalam air. Sehingga Nayra nyaris tenggelam. Andre yang melihat Nayra nyaris tenggelam, langsung menceburi dirinya ke danau untuk menyelamatkan Nayra yang kelihatannya, mulai kesusahan bernafas dalam air.

Saat Andre sudah dapat merangkul tubuh Nayra, Andre langsung membawa tubuh Nayra ke tepi danau dan meletakkan tubuh Nayra diatas rerumputan. Andre berusaha mengeluarkan air yang masuk kedalam tubuh Nayra dengan cara menekan-nekan dada Nayra. Nayra yang terlihat sudah tidak sadarkan diri, tampak wajahnya pucat seperti mayat hidup.

Setelah berusaha semaksimal mungkin, Andre tetap tidak bisa mengeluarkan air danau yang berada dalam tubuh Nayra. Andre tidak memiliki pilihan lain, untuk menyadarkan Nayra. Selain dengan memberikan nafas buatan kepada Nayra. Walaupun Andre tau resikonya sangatlah besar, karena jika Nayra tau Andre memberikan nafas buatan kepadanya, pasti Nayra akan marah besar dan akan semakin membenci dirinya. Tapi Andre tidak memiliki jalan lain, yang dipikirkannya hanya bagaimana ia bisa menyadarkan putri singanya itu.

Setelah Andre memberikan nafas buatan kepada Nayra. Tak lama kemudian, Nayra pun sadarkan diri. Nayra terbatuk-batuk saat mengeluarkan air danau yang tertelan olehnya. Nayra mengatur nafasnya dengan baik, agar pernafasannya kembali stabil. Ia langsung menatap Andre, entah mengapa tatapan itu menandakan tatapan penuh terima kasih karena Andre telah menyelamatkan hidupnya.

"Thank's ya Ndre" Ujar Nayra dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

"Iya sama-sama" Jawab Andre sembari tersenyum tulus.

Andre pun membantu Nayra berdiri. Walaupun kaki Nayra terasa begitu lemas, tapi Nayra memaksakan tubuhnya untuk dapat berdiri maksimal.

"Btw, lo tadi gak ngapa-ngapain gue kan?" Tanya Nayra menyelidiki.

"Nggak, gue cuman kasih nafas buatan aja ke e-lo" Jawab Andre sembari tersenyum hambar. Seketika Nayra langsung melototkan kedua bola matanya, saat mendengar ucapan Andre.

"What! Apa lo bilang? Nafas buatan? Lancang ya lo! Lo cari kesempatan dalam kesempitan! Kurang ajar banget sih, lo!" Ujar Nayra marah.

"Tunggu Nay, gue gak bermaksud langcang. Gue gak ada cara lain selain itu. Karena gue udah berusaha nekan-nekan dada lo, supaya air danau yang lo telan keluar. Tapi, air danau yang ada dalam tubuh lo itu, gak keluar-keluar. Makanya gue kasih nafas buatan ke e-lo. Karena yang gue pikirin cuman satu, yakni keselamatan lo" Jawab Andre jujur.

Nayra tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia kecewa dengan apa yang dilakukan Andre. Nayra pun melangkahkan kakinya menjauhi Andre. Andre langsung mengejar Nayra dan mencegat pergelangan tangannya.

"Nay, pliss jangan marah dulu. Gue gak ada maksud apa-apa sama lo. Okey, lo boleh marah sama gue. Tapi, gue mohon... Biar gue yang antar lo pulang. Gue gak mau lo kenapa-napa lagi" Ujar Andre memohon kepada Nayra, sembari masih menggenggam pergelangan Nayra.

"Gue gak mau! Lo tinggalin gue! Gue gak mau lagi lihat muka lo!" Seru Nayra lantang.

Andre masih kekeh dengan pendiriannya. Tak lama kemudian, hujan turun dengan derasnya. Andre dan Nayra langsung basah kuyup karena diguyur hujan. Andre langsung menarik tangan Nayra untuk mencari tempat teduh. Mereka berdua pun berteduh di halte yang berada disekitar danau. Nayra tampak kedinginan, ia memeluk tubuhnya sendiri sembari meniup-niupi telapak tangannya. Andre yang melihat Nayra kedinginan, langsung menghampiri Nayra yang berjarak beberapa langkah dengannya. Saat sudah berada disamping kiri Nayra, Andre langsung membuka seragamnya. Nayra yang melihat kelakuan Andre langsung melotot dan mundur beberapa langkah dari Andre.

"Lo, mau ngapaian haa? Jangan macam-macam lo! Dasar mesum! Kalau lo berani berbuat hal yang macam-macam sama gue! Gue hajar lo!" Ujar Nayra sembari mengarahkan tinjunya kearah Andre.

"Apaan sih lo, lo kali yang mesum! Negatifan aja otaknya. Gue gak ada maksud mau macam-macam sama lo, gue cuman mau bantuin ngehangatin tubuh lo" Jawab Andre.

Tanpa menunggu respon dari Nayra, Andre langsung menarik tubuh Nayra kedalam dekapannya. Nayra tidak dapat berkata apa-apa, saat ia sudah berada dalam dekapan Andre. Dekapan Andre membuat Nayra merasa hangat dan nyaman. Dada Andre terlihat bidang, sesekali Nayra melirik kearah leher jangkung Andre. Yang mana Nayra bisa mencium aroma mint yang khas dari tubuh Andre. Nayra menyukai bau mint dari tubuh Andre, sehingga ia merasa nyaman dalam dekapan Andre. Nayra merasakan setiap deru nafas yang Andre hembuskan, terasa hawa panas dari setiap hembusan nafas Andre. Membuat Andre terlihat begitu perfect jika dilihat dari dekat.

"Hohoho... Maaf atas keterlambatan author mempublish chapter ini. Dikarenakan  jadwal amat padat, jadi author mengskip cerita ini. Tapi, kalian jangan risau. Karena author akan meluangkan waktu untuk update cerita ini:) Maka dari itu, kalian jangan tinggalkan author:( Terus update, vote, and coment cerita author_^

#SalamRinduAuthor:*

Street In My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang