[Follow akun Author terlebih dahulu sebelum membaca]
Berawal dari pertemuan yang tak disengaja lalu berlanjut pada kejadian yang tak pernah diduga sebelumnya. Sebuah kejadian yang berujung pada masalah yang cukup pelik.
Ali dan Prilly harus menikah...
Aku membawa cerita baru. Love In Silence, silahkan di cek siapa tahu suka. Cek aja dulu minimal baca part 1 nya kalau suka bisa di lanjut kalau nggak suka boleh di tinggalkan. Yang terpenting cek dulu, baca :) *Cerita yang ada aja belum selesai malah bikin cerita baru lagi, eh dasar aku*
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Udah!" Prilly merentangkan tanganya diantara Ali dan Arya. Lututnya terasa lemas, tanganya bergetar dengan jantung yang berdegup kencang. Prilly melawan rasa takutnya.
"Udah! Jangan kayak gini." lirih Prilly, derai air mata membasahi pipi.
"Maaf." kata itu terucap seretak dari Ali dan juga Arya. Prilly menatap Ali lalu berganti menatap Arya.
"Aku nggak akan biarin kamu pulang sama dia." tukas Ali, lelaki itu menarik Prilly menjauh.
"Aku tidak akan rela jika kamu menyakiti Prilly. Kamu masih ingat, kan tentang apa yang pernah aku katakan waktu itu."
ucapan Arya sontak menghentikan langkah Ali.
"Prilly milikku. Kamu tidak punya hak apa-apa!"
"Aku memang tidak punya hak. Tapi tetap saja aku tidak rela jika kamu menyakiti orang yang aku cinta."
Hati Prilly terasa tercubit mendengar penuturan Arya. Lelaki itu masih mencintai dirinya. Bahkan sekarang Arya mengakui hal itu di depan Ali.
Emosi Ali kembali terpancing. Ia menghampiri Arya dan tak memperdulikan Prilly yang mencoba menahannya.
Ali mencengkram kerah kemeja Arya. "Jangan pernah mencoba merebut Prilly dariku." desis Ali tajam.
"Aku tidak akan merebutnya kalau kamu bisa membuat dia bahagia," ucap Arya tenang. Tatapan matanya teduh sama sekali tak menampakkan raut kemarahan.
Prilly menarik tangan Ali cukup kuat. "Kita pulang." mohon Prilly.
"Bangsat!" umpat Ali seraya melepas kasar cengkramannya.
Sebelum pergi Prilly menoleh ke arah Arya. Tatapan matanya memancarkan rasa bersalah, bibirnya bergerak mengucap kata 'maaf'.
Arya tersenyum tipis membiarkan Prilly pergi bersama Ali.
"Pertunjukan yang sangat menarik."
Suara itu membuat Arya mengurungkan niat untuk memasuki mobil.
"Perkenalkan, aku Aletta." Aletta mengulurkan tanganya ke arah Arya.
Arya melirik tangan Aletta tanpa minat. "Ada apa?" tanya Arya datar.