ENAM BELAS : PDS

1K 98 171
                                    

"Tidak semua anak dibesarkan oleh kedua orang tuanya, terkadang mereka harus berjuang sendiri untuk mendewasakan diri."

🌻🌻

DIDO menyenggol pelan tangan cowok disebelahnya. "Ali pinjem tipex gesrek."

"Habis."

"Ali yang ganteng, friendzone Dara, mudah-mudahan jadi jodohnya Dara, bukan jagain jodoh orang... Aamiin."

Ali melirik sinis ke arah Dido, mulut cowok itu minta disumpal, ucapannya terdengar bercanda, namun ada nilai kebenaran dalam kalimatnya. "Modal dong." Terpaksa Ali memberikan tipex miliknya.

"Gitu dong, jadi sayang akunya."

Ali menoleh kebelakang. "Fin, abis istirahat tukeran posisi. Muak gue sama dia" tunjuknya ke Dido.

Fino melihat Dido sekilas kemudian menggeleng cepat. "Ogah gak mau," tolaknya.

"Kamu jahat! Mentang-mentang ada yang baru, aku dihempaskan begitu aja seperti bunga jatuh dari pohon." Dido memulai lagi drama hiperbolanya

Ali menatap Dido jengah. "Bacot!"

"Hehehe, maapin atuh bep." Dido mengelus bahu kanan Ali dan langsung ditepis kasar oleh Ali, memancing emosi cowok itu termasuk hal yang membuatnya bahagia. Fino dan Rama hanya menggeleng kepala.

Teenggg tonggggg.

Mohon maaf kepada guru-guru yang mengajar dikelas.

Panggilan ini di tunjukan kepada Andara Lexania kelas XI IPA 1 dan Aliansyah Reivan kelas XI IPA 5 diharapkan keruang Penegak Disiplin Siswa. Sekarang!

Terimakasih.

Mendengar pengumuman barusan Ali menjadi pusat perhatian seisi kelas. Walaupun terkesan ketus, namun dia tidak pernah melanggar peraturan sekolah, kecuali saat dia terlibat perkelahian bersama Kaffa, hal itu sudah tidak di perpanjang lagi oleh guru BK.

"Li, nama lo masuk pengumuman. Keren," celetuk Dido.

"Pale lo keren. Dia dipanggil ke PDS Dodol," timpal Fino.

Rama menyipitkan matanya. "Jangan bilang lo ketahuan mesum sama Andara?" selidiknya

Ali melototi Rama, dan dibalas cengiran tak berdosa oleh cowok itu.

"Ali kamu dipanggil ke ruang PDS ada masalah apa?" Pa Wahid—guru matematika, bertanya.

"Kurang tau Pa, saya izin ke ruang PDS," pamit Ali, lalu berdiri dari duduknya

"Baik, cepat sana!"

🌻🌻

"Saya kecewa kepada kalian berdua!"

Pa Pono melemparkan ponselnya ke depan Ali dan Andara, dua orang itu langsung kaget. Belum lagi sorot mata Pa Pono dipenuhi emosi.

"Kalian sudah melecehkan nama baik sekolah! Terutama kamu, Andara! Kamu saya keluarkan dari perwakilan kompetisi taekwondo antar sekolah." Pa Pono menunjuk wajah Andara, membuat gadis itu bergetar ketakutan.

"Langsung aja pak, salah kita dimana?" tanya Ali, to the point.

Andara melirik perlahan ke arah Ali, raut wajah lelaki itu terlalu santai, seperti tidak ada apa-apa.

"Tidak tahu kesalahan kalian dimana? Punya otak tidak kalian?!" bentak Pa Pono.

Mata Andara sudah berkaca-kaca, memang dia tidak tau apa kesalahannya, tiba-tiba di bentak dan dikeluarkan dari kompetisi itu tanpa alasan jelas.

[WPS #1] ALIANDARA (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang