24

14.8K 2.9K 51
                                    

Rumah sakit. Dari kecil, Nagita tidak pernah menyukainya. Karena di rumah sakit, Nagita harus menerima kenyataan bahwa dirinya tidak akan bisa lagi dipeluk Oma. Tidak bisa lagi merasakan Soto Bogor buatan Oma. Tidak bisa melihat mata Oma yang berwarna biru, turunan dari orangtuanya yang merupakan orang Belanda. Tidak bisa lagi menggenggam tangan Oma yang keriput dan sering Nagita mainkan.

Orang-orang menangis ketika ditinggal oleh orang yang disayanginya. Tapi saat itu, Nagita tidak menangis. Dia tidak bisa menangis. Karena, bukan kepergian Oma yang menjadi kesedihan terdalam Nagita. Tapi perasaan setelah hari ini. Perasaan bahwa semuanya tidak akan sama lagi seperti dulu.

Perasaan kosong.

Nagita duduk di kursi panjang rumah sakit yang ada di lorong koridor, dengan kepala yang berdenyut-denyut. Di sebelahnya, Ollie berusaha untuk berkomunikasi dengannya. Nagita tidak tahu kenapa dirinya ada di sini dan kenapa sekarang Ollie tampak sangat terpukul dengan dirinya yang diam. Ollie berusaha untuk memeluknya, tapi Nagita mati rasa.

Di depannya, seorang pemuda dengan jaket denimnya tampak terpukul seperti Ollie. Dia siapa? Nagita bahkan tidak mengingat apa-apa. Bisakah Ollie berhenti menangis? Nagita pusing.

Nagita memejamkan mata. Bayangan demi bayangan masa lalunya kembali hadir. Rentetan kesialan dalam hidupnya. Ibu yang meninggal saat dirinya masih satu tahun. Ayah yang meninggalkannya begitu saja, lari dari tanggung jawab. Oma yang ia sayang, pergi bertemu Tuhan lebih cepat, menyusul Ibu. Kemudian, sepupu yang benci dengannya. Kekasih yang mengkhianatinya.

Dan sekarang....

Sekarang....

Nagita tertawa. Buat apa dia hidup? Tuhan bahkan menganggap hidupnya lelucon. Bualan belaka. Mungkin Tuhan juga sedang menertawakannya entah dari mana.

Nagita rindu Oma. Mana Oma? Nagita ingin bertemu Oma.

Nagita bangkit dari kursi tersebut, mengambil tasnya dan pergi. Nagita tidak peduli dengan Ollie yang kini berteriak histeris menyuruhnya kembali, bahwa sesuatu yang penting bagi Nagita sedang ada di salah satu kamar rawat, jangan pergi.

Tapi, siapa yang penting itu? Nagita tidak tahu. Tidak mengenalnya.

Nagita hanya rindu Oma.

Dan tanpa melihat ke belakang lagi, Nagita berlalu.

di atas langit biruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang