who are you?

4.7K 288 26
                                    


  "Kalian payah! Polisi macam apa kalian? Aku telah mempercayai kalian bahkan aku naik pangkat kan kalian agar lebih profesional. Sudah dua bulan kalian belum menemukannya juga? Bahkan aku tambahkan waktu beberapa hari"

Sentak sang komandan yang sedang duduk di hadapan ketiga orang polisi. Sebut saja Tuan Eden.

"Maaf tuan tetapi kami baru menemukan bukti saja, kami belum dapat melacak dan menangkap pelaku" jawab polisi bernama Mingi.

"Oke. Kau menjawab ku, ada lagi yang ingin menjawab?" Tanya tuan Eden sedikit menaikkan oktaf suaranya.

"Tolong beri waktu untuk kami beberapa pekan lagi tuan, aku yakin kita bisa memecahkan kasus ini" kata polisi yang berada di sebelah mingi.

"Kau butuh berapa pekan lagi tuan seonghwa? Mau sampai kapan lagi? Sampai kota kita hancur dengan satu geng brutal yang menyebalkan?" Kini wajah tuan Eden tepat berapa di depan ketiga polisi itu.

"Sepertinya anda sedang banyak masalah tuan komandan. Sebaiknya anda sedikit santai dengan cara bicara anda bahaya untuk kesehatan. Anda tidak ingin mati terlalu cepat bukan? Tolong dengarkan rekan-rekan ku ini. Lagipula kami gunakan waktu yang anda berikan sebaik mungkin. Hanya saja para gangster brengsek itu yang selalu sembunyi seperti kura kura dalam cangkangnya saat kami bergerak dan mereka beraksi saat kami butuh istirahat". Ucap Wooyoung yang sontak membuat komandan menatapnya tajam tetapi ia membalasnya dengan tatapan dingin.

Begitulah... Eden selalu kalah dalam hal berdebat jika dengan Wooyoung. "Baik, aku akan beri waktu 2 pekan lagi untuk kalian. Tetapi jika kalian tidak dapat memecahkan kasus ini maka aku dan anggota kepolisian lain yang menangani. Tenang, kalian tidak bertiga karena aku telah menyiapkan puluhan polisi hebat seperti kalian. Jadi mohon kerjasama nya".

Tanpa banyak bicara Wooyoung memberi isyarat kepada dua rekannya untuk segera keluar dari ruangan private itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
  Tap tap tap dentum suara sepatu melangkah gagah pada sebuah ruangan yang di penuhi para tahanan. Matanya tersorot pada salah seorang penjaga yang sedang berdiri tegap "selamat siang tuan" sikap hormat penjaga pada tuannya dan di balas balik oleh si tuan "siang".

"Ada yang perlu aku bantu tuan Jung?" Tanya seorang petugas bernama Jeongin.

"Kau belum mendapatkan kecurigaan pada tahanan 97 itu?" Tanya lirih Jung Wooyoung sambil menatap tahanan bernomor 97 itu.

"Sejauh ini belum tuan aku hanya melihatnya selalu tertunduk sesekali menatap tajam, itu membuatku kesal saja" jawab Jeongin dengan wajah imutnya padahal dia bagian dari kepolisian.

"Baiklah, tetap jaga dia kau tidak pernah tau kapan setan itu akan berontak" lalu Jung Wooyoung pergi meninggalkan petugas Jeongin.
.
.
.
.
.
.
.
.
  Berita kerusuhan dalam koran maupun media sosial lainnya terus saja membuat Eden frustasi, tetapi bagaimanapun juga ia harus tenang dan memikirkan solusi untuk ini. Tak hanya itu, dari berbagai gedung Bank juga melaporkan keluhan pembobolan oleh gangster yang saat ini merisaukan kota.

Saat Eden melangkah menuju ruang meeting "selamat siang tuan komandan. Apa perlu saya beritahu mereka agar segera datang?" Senyum seorang polisi bermarga Kang itu.

"Ah iya. Cepatlah waktu kita tak banyak. Kau memang bisa diandalkan kang yeosang apa kau sudah lama berada disini?" Tanya sang komandan.

"Tidak terlalu lama tuan. Seperti biasa aku mengumpulkan bahan untuk kita bicarakan nanti dengan semua laporan yang ada" jawab ramah kang yeosang.

  Tak lama setelah itu puluhan polisi profesional berdatangan. Mereka membicarakan kasus dan solusi agar cepat terselesaikan. Mereka menyebar ke seluruh titik yang di curigai, tentu saja lokasinya yang di beri tau kang yeosang karena ia seorang polisi mata-mata sama seperti Wooyoung

Bedanya Wooyoung adalah seorang polisi yang lebih di percaya anggota kepolisian lain dan ia berhak memilih rekan untuk membantunya. Mingi dan seonghwa termasuk orang yang beruntung karena banyak belajar dari seniornya itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
  Seperti biasa Wooyoung menjadi pemimpin saat berada di lokasi kecurigaan. Dia bersama rekannya tentu saja serta beberapa polisi bantuan lainnya. Wooyoung memberi isyarat agar semuanya berpencar.

Dengan hati-hati Wooyoung memasuki gedung kosong setengah jadi sambil menyembunyikan pistolnya. Sangat hening memang. Di arah lantai atas ia melihat seseorang dengan menggunakan serba hitam lengkap dengan topi dan masker.

Lalu ia bergegas mengejar seorang tersebut. Saat ia sampai seseorang itu menghilang "kemana kau pergi iblis pengganggu? Apa kau takut? Aku sendiri dan kau sendiri. Keluarlah pengecut" ucap Wooyoung guna memancing seseorang tersebut.

Seketika Wooyoung melihat kain hitam pada ruangan kosong lalu menghampiri nya sambil menyodorkan pistol.

"Sial!" Umpatnya. Ternyata itu hanya kain bukan target.

Saat Wooyoung berbalik BUGH Seorang berpakaian serba hitam itu berada di hadapannya lalu memukul bagian kepala hingga Wooyoung jatuh pingsan.
.
.
.
.
.
.

btw kayanya chapter cerita ini gak akan panjang deh.. tapi ga tau juga. Gimana niat pengen nulis aja dan otak encer datangnya suka jarang :')

Give me star and vote please ❤

ATEEZ [Am i a criminal?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang