Di rumahku ada dua orang asing yang tidak dikenal. Ibu dan ayahku menjadi hilang diguyur hujan. Aku tidak peduli pada mereka. Kamarku kebun binatang, aku berteman dengan anjing, kanguru, dan babi. Di dalam rak buku ada sampul yang kotor kena air hujan. Dua orang asing ke rumahku, membawa parang, panah, dan peluru.
Dan aku selalu ingin pergi dari kamp ini. Tapi, pasti akan ada yang berteriak seperti jendral perang yang ajudannya sudah gugur.
Di dapur ayah bekerja sebagai penunjang tangisan di dalam tubuhnya. Ia sarapan sebelum pagi, dan mandi sebelum petang. Ia tidur dan memarahi anaknya dengan tidak konkret dan memakai sandal sampai ke ujung gerbang untuk membuang sampah. Aku memilih tertidur dengan mimpi buruk yang belum dibaca.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ayahmu Tumbuh di Halaman Belakang
Poetryayahmu tumbuh di halaman belakang. ia belajar memanen ubi, memelihara anjingnya yang tinggal satu dan membuat telur paskah palsu. ia membenci anaknya yang tinggal satu. setiap sore kepalanya menjadi sekolah yang tidak belajar. ia tumbuh harum menjad...