TMPS 14

6.3K 401 30
                                    

HAPPY READING💜

"Kakak nggak mau jelasin sesuatu?, Ke aku."

💜💜💜

"Lo-"

"AAku udah inget, Soal kak Tae." Saerin menunduk.

"Kenapa kak Tae nggak bilang ke aku dari awal?"

"Ini bukan cerita fiksi romantis yang di mana si cewek selalu nungguin cowoknya bilang duluan."

"Aku tipe orang yang bakal nanya langsung dan nggak nunggu kak Tae ngomong."

"Aku bakal nyari kebenaran tanpa peduli konsekuensinya."

"Jadi, bisa nggak kak Tae jelasin sekarang?" Suara Saerin mengecil, matanya berkaca kaca. Saerin memang emosional tapi dia tak perduli, Situasi ini harus dia hadapi.

"Gue nggak bisa ngomong sama Lo-"

Saerin mengangkat kepalnya dan menatap ke arah bicara.

"-Awalnya."

"Dulu gue nyari Lo kemana mana dan nggak bisa nemuin milik gue."

"Di saat gue dateng ke rumah lama Lo, yang gue liat cuma tempat kotor nggak ke urus, Yang gue temuin cuma papa Lo dalam keadaan memprihatinkan banyak botol botol miras di sana, Saat itu papa Lo ngga bisa ngomong atau jelasin apapun Karna dia terlalu mabuk untuk ngomong."

Pada Akhirnya Saerin tak bisa menahan air matanya. Dia menangis, jika dia berada di posisi Tae mungkin dia akan menangis kencang saat itu, andai saja ia tidak pergi meninggalkan nya.

"Setelah beberapa hari saat gue cari papa Lo lagi dia udah ngga ada di kediaman lama Lo, Gue kehilangan dia."

Mata Tae memerah, Dia menarik napas sebelum melanjutkan perkataannya.

"Dan juga Lo."

"Selamat Rin semenjak hari itu Lo berhasil merubah gue 180°, Lo berhasil ngehancurin gue."

Kata kata itu membuatnya semakin terisak. Saerin berjalan sedikit menghampiri tae, ia ingin melihat orang yang ia rindukan lebih dekat ia ingin melihat orang yang ia sayangi lebih dekat dia tak akan meninggalkannya lagi.

"Semenjak hari itu Lo membuat gue jadi lebih posesif kepada hal yang milik gue, membuat gue harus mendapatkan apa yang menjadi milik gue, Membuat gue harus menjaga milik gue."

"Dan milik gue nggak ada yang boleh merebutnya."

Tatapan itu. Tatapan yang mengatakan bahwa dia lelah bahwa dia tidak kuat bahwa dia menderita, Sebesar itu kah pengaruh Saerin bagi hidupnya?

Saerin memeluk Tae memeluknya erat seolah dia ingin menebus penderitaannya lewat pelukan itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Most Possessive Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang