three 💉

172K 28.6K 9.1K
                                    

Jangan ada yang menyerah,
jangan ada yang pergi.

Kita telah berjanji untuk merangkai kisah hingga tua, ‘kan?
Maka dari itu,
menyerah tidak pernah diperkenankan.

Tuhan masih menyayangi kita,
masih ingin mengabulkan doa kita sebelum tidur,
agar kelopak ini dapat terbuka esok hari.

Ayo berjuang!
Ayo tetap kuat!
Kita mampu,
kita ini ajaib,
kita tidak akan kalah.

Aku yakin.

⊱ ━━━━.⋅ εïз ⋅.━━━━ ⊰

Tiga serangkai itu duduk berdampingan, mengikis jarak satu sama lain.

Hiruk pikuk suasana kelas menemani Renjun di hari pertamanya setelah 18 hari yang memaksanya untuk absen.

Celotehan Jaemin yang diiringi tawa hangat Renjun menemani Jeno yang sedari tadi asyik memperhatikan mereka, Jeno lebih senang diam dan ikut tersenyum kecil ketika keduanya tertawa.

“Jeno jangan diam saja, dong!” protes si mungil dengan ranum yang dikerucutkan.

“Iya! Jeno diam terus!” yang termuda ikut merajuk.

Jeno terkekeh, “Kalian hanya berdua, tapi berisik sekali sampai suara kalian memenuhi satu kelas,”

Alis Renjun menukik, “Tidak usah dilebih-lebihkan!”

Tawa kecil yang menyegarkan sampai ke telinga Jaemin dan Renjun, keduanya tersenyum melihat mendengar tawa yang membuat mata sabit tercipta pada raut tampan Jeno.

Seperti biasa, tawa satu sama lain begitu ampuh untuk menyejukan hati ketiganya.

Kebisingan kelas seketika terhenti, seorang wanita cantik yang merupakan wali kelas mereka memasuki kelas.

“Selamat pagi semuanya,” sapa Guru tersebut.

“Pagi, Bu,” secara serentak murid kelas 2 SMA itu menjawab.

“Hari ini minggu ketiga bulan Juni, kalian tau apa artinya?” Siswa menggeleng, “Father's day. Saya tau kalian sudah cukup dewasa untuk melakukan hal seperti ini.. tapi saya hanya ingin kalian mengingat jasa ayah kalian yang telah menemani kalian hingga sebesar ini. Saya hanya ingin kalian berterimakasih lalu menyampaikan betapa kalian sangat menyayanginya,” Sang Guru menjeda ucapannya, “Tidak perlu hadiah, bisakah kalian membuat surat dengan rangkaian terimakasih di dalamnya?”

Para siswa mengangguk.

“Kalau begitu, ayo tulis suratnya setelah itu berikan kepada ayah kalian, saya akan bertanya kepada orang tua kalian nanti. Ada yang ingin ditanyakan?”

Tacenda, Norenmin. [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang