1

7.5K 201 0
                                    

Alesha berjalan tergesa-gesa menuju kafe tempat dia bekerja. Beberapa kali dia mengutuk dirinya karena terlambat bangun. Berkat jam weker sialan yang tidak dia sadari telah rusak itu. Alhasil, Alesha bangun pukul 7 pagi.

Sial sekali.

Kafe itu buka pukul 8.

"Selamat pagi," sapa Alesha saat memasuki pintu kafe dengan nafas tersenggal akibat berlari kencang. Membuat semua mata tertuju padanya.

"Ada apa, Al? Kenapa kamu kayak habis dikejar hantu begitu?" Tanya Farah saat Alesha berjalan melewatinya.

"Alesha telat bangun. Kirain udah terlambat, ternyata masih jam setengah 8. Sial." Gerutu Alesha kesal.

Perempuan itu bahkan merelakan kesempatan mandi paginya untuk berlari ke kafe ini demi sampai tepat waktu. Tak bisa dia pungkiri, badannya sekarang berkeringat akibat acara berlarinya.

"Kamu tau? Lebih sialnya lagi, Bu Jasmine nggak datang hari ini. Dia jagain anaknya yang lagi sakit."

Alesha hampir pingsan mendengar penuturan Farah. Berarti perjuangannya sia-sia? Keberuntungan sedang tidak berpihak padanya kali ini.

"Daripada bengong, mending kamu mandi dulu sana." Usir Farah sambil terkekeh. Perempuan itu mendorong tubuh Alesha yang masih tidak bergeming.

"Kesel banget tahu nggak, Far!"

"Tahu, Al. Sana mandi."

Alesha mendengus lalu berjalan menuju lokernya dan menaruh tasnya disana. Dia mengambil baju ganti yang dia bawa dari rumah. Karna bagaimana pun juga, dia pasti harus mandi jika tidak ingin pelanggan kafe pingsan.

Setelah beberapa menit berkutat dengan kamar mandi, Alesha keluar dengan keadaan yang lebih fresh. Wajahnya juga tidak sekucel tadi karena dia memoleskan bedak ke wajahnya dengan tipis.

Perempuan itu mengambil apron kerjanya dan memakai benda itu ke tubuhnya. Lalu beringsut ikut menuju pelayan-pelayan lain yang mulai bekerja.

"Al, antarkan ini ke meja nomor 1 ya!" Teriak Jojo saat Alesha baru sampai di depan dapur.

Alesha melihat secangkir kopi hitam yang disodorkan Jojo tadi. Dia segera menaruhnya di atas nampan dan menjalankan tugasnya.

"Permisi, pesanan anda." Ucap Alesha sopan sembari meletakkan cangkir itu ke atas meja.

"Ada lagi yang anda butuhkan, Pak?" Tanya perempuan itu. Sebagai pelayan, dia memang harus menjalankan tugasnya dengan baik dan memastikan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan.

"Tidak ada." Jawab pria itu ketus.

Alesha menatap bingung pria tampan berjas yang sedang fokus pada laptopnya itu. Lalu dia mengangguk dan permisi undur diri. Dia harus mencatat ataupun mengantar pesanan pelanggan lain.

"Kamu sudah mengantar pesanan meja nomor 1 kan?" Tanya Jojo pada Alesha saat perempuan itu melintasi dapur.

"Sudah." Alesha mengangguk. "Kenapa takut begitu? Tenang aja, kopinya nggak Alesha minum."

"Bukan begitu, tapi pelanggan kita yang satu itu memang agak aneh." Bisik Jojo sambil melirik pria berjas yang memiliki wajah tampan dan rahang tegas itu

"Hah? Pelanggan? Kok Alesha nggak pernah lihat, sih?" Tanya Alesha sedikit kaget. Dia termasuk anak baru di kafe itu. Usia bekerjanya baru 2 bulan berjalan.

"Dia datang kadang-kadang. Tapi—ya sudah balik sana kerja. Gak baik ngomongin pelanggan." Jojo kembali berkutat dengan dapur meninggalkan Alesha yang mendengus kesal.

Rich Man's MaidWhere stories live. Discover now