19.2

31.9K 5.8K 666
                                    

today's warning:
you'll be diasappointed with this part.








"Mbala suka kentang atau singkong?"

"Singkong."

"Soda atau alkohol?"

"Alkohol."

"Bercanda. Haha. Bisa dicekik mas Dhana aku nanti."

"Emang Mbayen nggak boleh minum alkohol?"

"Ya enggaklah. Emang Mbala boleh?"

"Enggak juga sih."

"Oke. Cokelat atau kacang?"

"Apa nih?"

"Biskuit. Aku yakin cerita kita nanti bakalan panjang dan membutuhkan ekstra tenaga. Westo, Mbak, sesekali nurut sama anak muda begini. Buruan, mau rasa apa?"

"Kacang."

"Udah ah. Ini aku yang traktir, Mbak, nggak apa ya jajanan Indomaret, hehe."

"Katanya McD aja nggak level?"

"Ya kan ini mau dikasih ke Mbala."

"Kurang ajar! Makasih lho!"

Pip!

Sambungan dimatikan.

Sejak pulang ke apartemen, aku langsung membereskan semua sudut ruangan. Bukannya apa-apa ya, permasalahannya yang mau datang ini bukan orang sembarangan. Berhubung dia sudah lama tergabung dalam keluarga uang, songongnya nular dan aku nggak mau nanti dia menghina kondisi tempat tinggalku.

Masa La harus dihina sama sesama kacung kan? Habis aku.

Merasa semua sudah dalam kendali, aman tenteram, akhirnya aku fokus ke kamar. Kuganti seprai dan selimut juga wewangian ruangan. Lampu ruangan kuubah ke lampu tumblr hasil berburuku di Shopee. Lalu terakhir, aku mengatur suhu ruangan menjadi 20 derajat celcius.

Sekarang, aku sudah berbaring santai, berselimut, tinggal menunggu mbayen dan.... ah itu dia bel berbunyi!

Senyumannya pun sekarang sudah ikut-ikutan menyebalkan. Atau, karena aku saja yang memang iri pada orang di sekitar mas Dhana yang selalu bermandikan harta.

"Waw. Wangine... kayak abis ada yang ngapelin."

Aku terkikik geli. "Ini kan aku lagi diapelin. Sama cewek cantik kebanggaan Bee."

"Hih, Mbala. Jangan gitu tho. I don't like it! Aku ki normal ya. Mbala boleh cuantik dan seksi, tapi seleraku tetep yang jago ke kebun. Yang seterong. Yang guagah macam mas Dhana."

Aku ngakak. "Doyan juga sama mas Dhana?"

"Memangnya Mbala nggak doyan?"

"Ng...." Aku sama mas Dhana? Eh.... "Kita kan malam ini mau bahas dia! Pokoknya Mbayen nggak boleh bohong ya. Apa pun ya. Kalau nggak aku block lho dari WhatsAppa biar nggak dapat hiburan dengan liatin story-ku."

"Wah, parah. Sopo ae yang udah Mbala block?"

"Buanyaklah. Bosmu salah satunya. Tapi kalau dia bukan blok sih, cuma kumasukin daftar yang nggak bisa liat story-ku."

"Whatssss?! Mas Dhana mbok block, Mbak?"

Aku mengangguk.
Bisa bahaya kalau mas Dhana nmelihat semua kegalauan dan keenggakpentingan hidupku itu. Aku sudah mem-blacklist-nya sejak pertama aku tahu kalau dia menyimpan nomorku itu. Dan, anyway, aku belum pernah melinat story-nya lagi setelah yang pertama kali foto Bee. Entah dia memang nggak update atau mungkin aku juga sama, dimasukkan dalam daftar hitam.

 [ NOVEL ] setelah dapat kerja, lalu apa? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang