Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[The Kingdom of Demon]
Ada kalanya. Golongan putih akan terkalahkan oleh lawannya, Golongan hitam. Ada juga kalanya disaat kebajikan tidak selamanya menaklukan dunia, Ada pula masa dimana yang berpihak kepada kesucian akhirnya terdominasi kabut kegelapan, lenyap ditelan kenyataan, binasa karena takdir yang telah ditentukan. Kebanyakan manusia mematokan kehidupan pada kisah-kisah penghantar tidur yang indah, dengan akhir bahagia mereka berkata 'selamanya'.
Dan mereka hidup bahagia selamanya.
Kalimat Kosong. Nol besar, mati frasa. Karena pada akhirnya kebahagiaan abadi itu memang tidak pernah ada, lalu sang pangeran kecil bertanya-tanya Lalu setelah bahagia selamanya, apa yang mereka lakukan? Apa kisah selanjutnya? Kemana mereka berakhir?.
Secara gamblang Jeon Jungkook, pangeran dari Dinasti Jeon yang besar terus melontar pertanyaan. Pada setiap suku kata yang menurutnya ambigu, pada setiap titik mati sebuah cerita berakhir mutlak. Itu membingungkan menurutnya. Karena pangeran kecil ini memang memiliki jiwa keingintahuan yang tinggi. kerap para dayang dibuat tak berkutik setiap mendapat pertanyaan tinggi dari anak itu. Lalu Pada akhirnya pertanyaan - pertanyaan itu berhenti di umurnya yang kesekian.
Di pagi yang dingin itu. Dikala matahari masih menyelimuti diri dengan fajar yang tergulung, dikala kaum rakyat masih tenggelam didalam mimpi, Terdengar jeritan melengking seorang pelayan wanita menggoar memenuhi lapisan dinding Istana. Membangunkan beberapa anggota keluarga kerajaan sekaligus mengundang para pelayan dan juga prajurit lain berlarian tunggang langgang ke ruang tempat penjamuan tamu. Gadis pelayan itu terlihat pucat pasi serta linglung, lalu disambut pelayan lain yang secara serentak menutup mulut mereka terkejut. suara dari langkah tergopoh-gopoh memisahkan kerumunan itu. Sang permaisuri dan raja datang. Disana retina mereka harus dipaksa menyaksikan ruang penuh darah. Pecahan kaca berserakan, meja - kursi tumpang siur, dan beberapa tubuh prajurit dan binatang liar terpisah dari asalnya.
"APA-APAAN SEMUA INI!? " Teriak sang Raja.
Semua orang ibarat seongok ikan yang tengah sekarat. Mangap-mangap mencari udara segar akibat bau daging yang terpotong di ruangan itu. Beberapa bahkan ada yang muntah, Sang Permaisuri sampai jatuh lemas ditopang para pelayan.
"Baginda, ada sepucuk surat" terlihat salah seorang prajurit menunjuk-nunjuk dada korban menggunakan tongkat, disana ada sebilah kertas yang ditancap dengan keji menggunakan anak panah. Tancapannya cukup dalam, mampu membunuh manusia dalam sekali hunus. Kemudian Raja mendekati mayat itu, ia secara kasar menarik kertasnya dan sekejap membacanya.
Yang mulia Raja dinasti jeon yang agung. Kekacauan hari ini masih tidak seberapa, saksikanlah kekuasaanmu yang akan binasa menurut takdir yang tercatat. Dia telah datang, telah lahir pula dari golonganmu. Yang akan melaksanakan kehancuran ini. Sehingga ketujuh pemimpin iblis sepenuhnya lengkap. Dia telah ber- reinkarnasi, hingga saat itu tiba. Kami akan mengambilnya.