10: Perasaan

2.8K 340 200
                                    

B A D B O Y   A L A S K A

Selesai mengerjakan PR sekolahnya Verra beranjak dari meja belajar dan menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai mengerjakan PR sekolahnya Verra beranjak dari meja belajar dan menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur. Tak ada lagi yang harus dia lakukan sekarang kecuali membaca novel-novel bergenre romance terbaru favoritnya. Beberapa menit berlalu, Verra masih membolak-balikkan halaman demi halaman yang sudah terbaca seluruhnya. Sesekali sudut bibirnya terangkat keatas ketika terlalu terbawa suasana dalam cerita yang dibacanya. Baginya tidak ada yang lebih menyenangkan daripada menghabiskan waktunya hanya untuk membaca.

Ponsel di sebelahnya tiba-tiba berdering menandakan ada panggilan masuk. Verra meraihnya lalu memperlihatkan sebuah nomor asing yang tidak dikenalnya. Lalu dia matikan panggilan tersebut. Mungkin orang iseng, pikirnya.

Belum juga satu menit, ponselnya kembali berdering dan ketika dilihat hanya ada nomor yang sama yang tidak diketahuinya.

"Siapa sih yang nelfon malem-malem gini?" gerutu Verra. Terpaksa dia menggeser ikon hijau pada layar ponselnya dengan kasar.

"Siapa?"

"Sama pacar sendiri nggak kenal?"

"Hah?" Verra sempat terkejut mendengar suara berat bernada dingin itu. Ia tau persis siapa yang sedang berbicara di panggilan itu. Dan bagaimana bisa Alaska bisa mengetahui nomornya. Dapat darimana cowok itu, padahal kan dia tidak pernah sembarangan memberikan nomor telephonnya pada orang lain.

"Kenapa?" tanyanya langsung dengan nada jutek seperti biasa.

"Apanya yang kenapa?"

"Lo kenapa nelfon gue malem-malem gini?"

"Duh, diluar dingin nih."

"Terus apa urusannya sama gue?"

"Mending lo kedepan sekarang deh, bukain pintu."

Verra mengernyit bingung.
"Lo lagi dimana?" tanyanya kebingungan.

"Di hatimu."

Verra memutar bola matanya malas, pake gombal segala lagi. Dasarr, suara buaya kalo lagi deketin mangsanya.

"Gue serius, lo dimana sih?" ketus Verra.

"Di depan rumah lo. Buruan bukain pintu atau gue nyusup rumah lo nih?"

"Hah? Lo ngapain sih malem-malem kerumah orang?"

Untuk kedua kalinya dia dibuat terkejut oleh Alaska. Cowok itu terlalu misterius untuk dia tebak.

"Nggak usah banyak tanya, cepet bukain pintunya atau gue bener-bener nyusup ke rumah lo nih?"

Verra sangat malas sebenarnya harus keluar kamar hanya untuk membukakan pintu untuk Alaska.

BADBOY ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang