Part 10 - IF

164 59 49
                                    


Orang yang berkorban besar, jasa balasannya susah dimiliki langsung. Dengan sabar insya allah bakal dapat yang terbaik.

...

Mata pelajaran hari ini telah selasai, anak kelas 8-B berhamburan keluar kelas. Hanya tersisa dua orang saja yang masih didalam.

Fajri menghampiri Nabila yang masih duduk ditempatnya. Sedangkan Nabila dari tadi bengong menatap kedepan dengan tatapan kosong.

"aku tau maksud kamu kesini mau apa" ucap Nabila datar masih dengan tatapan kosong kedepan, namun mengetahui kedatangan Fajri yang duduk bersebelahan

Fajri terkejut dengan ucapan Nabila, ia menatap lekat Nabila

"alangkah baiknya hubungan ini cukup sampai disini" lanjut Nabila menoleh ke arah Fajri dengan nanar, matanya sedikit bengkak karena menangis puas didalam toilet.

Fajri mengerutkan kening semakin tidak menyangka apa yang dikatakan Nabila diluar pikirannya.

"Bila?" panggil Fajri pelan

"nggak usah heran, nggak usah jawab, ini yang lo harepin kan? Gue udah tahu semuanya. Fix kita putus, gue duluan" Nabila beranjak dari duduknya, tapi tangan Fajri mencengkal pergelangan Nabila lalu Fajri berdiri disampingnya.

"lepasin" pinta Nabila dan tak terasa air matanya mengaliri pipi kembali tanpa menghadap Fajri

"aku tahu, ini sangat sulit. Kita menjalin hubungan hampir dua tahun. Kalo kamu perlu aku, jangan segan-segan hubungin aku, aku akan membantumu, walau status sudah berbeda"  saran Fajri tidak enak dengan Nabila, Nabila semakin dibuat tangis

"makasih" balas Nabila singkat

Fajri mengeluarkan sapu tangan dari saku celanannya, dan memberikan kepada Nabila ditangannya yang masih ia genggam.

"hapus air matamu, jangan sampai orang diluar sana tahu kamu menangis, nanti dikira aku ngapa-ngapain kamu. Aku emang sudah jahatin kamu, tapi kamu ngertikan maksud aku. Maaf, aku sudah menyakitimu" ujar Fajri berbicara lembut

"itu sapu tangan masih bersih, belum aku pake, baru dicuci kemarin" lanjut Fajri dengan senyum sedikit becanda saat Nabila menerima sapu tangan itu

Nabila mengangguk pelan dan memaksakan senyumnya tanpa menghadap Fajri, lalu mengelap pipinya yang basah terkena air mata

"gue duluan" pamit Nabila tidak mau lama-lama didekat Fajri

Fajri mengiyakan dengan mengangguk dan terus menatap kekasih yang baru saja menjadi mantan dari belakang, hingga punggung Nabila sudah tak terlihat saat melewati pintu.

🍁🍁🍁

Fajri sudah menanti, ia duduk sendiri dibangku taman berwarna putih hanya ditemani ponsel dan kunci mobilnya yang ia putar-pitarkan dijari telunjuknya. Tak lama Rani dan Fira datang menghampiri Fajri dan sudah berdiri dihadapannya.

Fajri ikut berdiri, menatap kedua gadis dengan gugup, entah jantung Fajri berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

"eummmm" gugup Fajri dan menelan ludah

"kenapa? Ada apa lo suruh kita kesini?" tanya Rani

Fira berfikir sebentar, mencari kesibukan sendiri untuk meninggalkan mereka berdua

"eeuu.. Gue mau beli air mineral dulu didepan, kalian tunggu disini ya sampai gue kembali" serang Fira sebelum Fajri mengatakan sesuatu berikutnya, Fira berlari kecil meninggalkan mereka berdua.

Selain menghilangkan malu-malu kucing mereka berdua, Fira tidak mau mendengar obrolan mereka yang nantinya hanya dibuat sakit hati, siapa tahu tebakan Fira dipikirannya benar terjadi malam ini.

Rindu tak Terbalas (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang