• Erlangga 17 •

Começar do início
                                        

Sudah lama siswi-siswi ingin sekali membuat Senja seperti sekarang. Kenapa? Karena mereka iri kepada Senja yang selalu terlihat sempurna. Senja lahir dari keluarga kaya raya, memiliki parah cantik, memiliki kakak tampan dan juga tunangan seperti Erlan.

Alasan mereka selama ini selalu memperlakukan Senja baik karena Senja memiliki Elang.

Suara pintu kantin di buka dengan kasar membuat atensi berpindah kepada Fatia yang dengan tergesa berjalan menghampiri Senja yang masih mengatur nafas nya membuat Reta berdiri dari duduk nya.

Fatia membantu Senja berdiri, membersihkan seragam Senja yang terkena tumpahan nasi goreng lalu maju satu langkah menatap Reta tajam, memposisi kan tubuh Senja di belakang punggung nya.

"Lo apa-apaan?!" Fatia mendorong pundak Reta keras membuat Reta terkekeh. Fatia menatap sekeliling. "KENAPA KALIAN NGETAWAIN SENJA? KALIAN GAK TAU DIA SIAPA?!" teriak Fatia membuat siswa-siswi di sekitar saling pandang lalu tersenyum.

"Emang Senja siapa di sini?" tanya Reta sembari bersedekap dada. "semua segan sama Senja karena dia tunangan Erlan, tapi sekarang?" ucap Reta menatap Senja yang berada di belakang Fatia. "dia bukan lagi tunangan Erlan." lanjut Reta dan sukses membuat Elang menendang meja kantin lalu berdiri dengan kasar membuat kursi yang di duduki cowok itu terbalik.

Suasana seketika menjadi semakin seru di tonton karena kini Elang berjalan dengan mata tajam tak lepas dari Reta. Elang rangkul Senja lalu menyingkirkan Fatia untuk bergabung ke kerumunan.

"KALIAN DENGER BAIK-BAIK!" teriak Elang masih menatap Reta yang kini mulai was-was. "MULAI SAAT INI SENJA ADALAH SATU-SATU NYA CEWEK BUAT GUE!" cetus Elang membuat semua yang berada di kantin terkejut terutama Reta.

"Lan--"

"JANGAN PERNAH ADA YANG COBA-COBA GANGGU SENJA!" ucap Elang memotong perkataan Reta lalu membawa Senja keluar dari kantin.

"Lang," lirih Senja saat dada nya semakin sakit lantaran Elang berjalan dengan sangat cepat. Elang berhenti, membalikan badan menatap Senja yang terlihat pucat pasi.

"Lo gak papa?" tanya Elang khawatir sembari memegang kedua pundak Senja. "lo bawa obat kan?" tanya Elang semakin panik karena gadis di hadapannya hanya menunduk sembari memegangi dada nya.

Tanpa banyak bicara Elang gendong ala Bridal style Senja lalu berjalan cepat menuju UKS. Elang baringkan Senja di salah satu brankar.

"Tunggu sebentar." setelah mengucapkan itu Elang berlari menuju kelas XII MIPA 2 yang sial nya berada di lantai 3 membuat Elang mempercepat laju lari nya.

Mengabaikan keringat yang mengucur dari pelipis nya Elang masuk ke dalam kelas Senja, membawa tas gadis itu lalu berlari ke kelas nya.

"Gue pinjem mobil lo," ucap Elang sembari mengambil kunci mobil Ega yang terletak begitu saja di meja laki-laki itu. Setelah mengambil hoodie nya Elang kembali berlari ke UKS.

Elang meneguk saliva nya, tenggorokannya terasa sangat kering karena harus berlari dengan cepat tanpa jeda. Menyimpan tas dan hoodie yang baru saja ia bawa di sisi brankar.

Elang melangkah, mengambil segelas air minum lalu kembali kepada Senja. Mengubah posisi Senja menjadi setengah duduk di atas brankar lalu meraih tas Senja, mencari tas kecil berisi obat-obatan gadis itu.

Senja mengatur nafas nya, nyeri di dada nya meringan setelah meminum obat. Senja mengangkat wajahnya menatap Elang yang keliatan khawatir yang kini menyingkirkan beberapa nasi yang masih menempel di seragamnya.

"Lo pake ini," ucap Elang setelah meraih hoodie nya lalu ia pakaikan kepada Senja.

"Ja, lo baik-baik aja kan?" tanya Elang menatap Senja sangat khawatir.

Erlangga: Bad Fiance ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora