Tuhan sudah tahu nama siapa yang akan bersanding dengan namamu di sebuah kartu undangan pernikahan.
-Alvi Syahrin-
***
Deru ombak terdengar berirama. Semilir lembut angin menyapu permukaan wajah. menerbangkan butiran pasir putih, membuat mata kelilipan. Prilly berdiri menatap hamparan laut biru, mata hazelnya menyipit ketika terkena pantulan sinar matahari. Jilbab berwarna merah bata yang ia kenakan bergerak-gerak tertiup angin.
"Prilly?"
Prilly bergeming walapun ia mendengar jelas seseorang memanggil namanya.
"Prilly?"
Suara itu semakin terdengar jelas bersamaan dengan derap langkah yang mulai mendekat.
Prilly menarik nafas dalam. Perempuan itu memantapkan hati sebelum membalik badan. Semuanya akan baik-baik saja.
Prilly tersenyum tipis. "Arya," ucapnya pelan.
Arya balas tersenyum pada Prilly. Entahlah, hati Prilly terasa ngilu ketika menatap senyuman itu. Takut ia tidak akan bisa lagi melihatnya. Apa senyuman itu akan terus bertahan ketika Arya tahu semuanya?
"Hari ini jadwal kita fitting baju. Kenapa kamu malah ngajak aku ketemu di sini?"
Prilly menunduk. Memejamkan mata sejenak, berusaha mati-matian untuk tidak menangis di hadapan Arya.
"Kenapa? Ada masalah?" tanya Arya, lelaki itu tepat berdiri di hadapan Prilly dengan jarak tiga langkah.
"Maafkan aku Ar."
Arya mengerutkan kening, heran. "Kenapa harus minta maaf?"
"Aku nggak bisa malanjutkan semuanya."
"Ambigu Pril. Kamu ngomong apa sih? Coba ngomong yang jelas, nggak bisa melanjutkan apa?" Arya mulai gelisah, tidak paham dengan maksud ucapan Prilly.
Bukannya menjawab Prilly malah membuka tas yang ia bawa. Mengambil sesuatu dari dalam sana. "Aku nggak bisa melanjutkan hubungan kita, rencana pernikahan kita." Prilly mengulurkan kotak merah kecil ke hadapan Arya.
Arya bergeming. Ditatapnya wajah Prilly lalu berganti pada benda yang berada ditangan perempuan itu. "Maksudnya apa?"
"Hubungan kita cukup sampai di sini Ar. Pernikahan kita batal," ucap Prilly bersamaan dengan itu air matanya menetas. Ia gagal untuk tidak menangis di hadapan Arya.
Arya menggeleng keras. Jantungnya berdegup kencang hatinya terasa diremas ketika mendengar ucapan Prilly. "Kenapa jadi begini? Apa yang terjadi?" Arya bertanya pelan. Tatapannya sendu, sarat akan kekecewaan.
Prilly berusaha menguatkan pijakannya agar tidak ambruk sekarang. Kakinya terasa lemas. "Aku akan menceritakan semuanya Ar."
***
Ditengah masalah yang menjeratnya Ali harus tetap melaksakan tugasnya sebagai seorang pilot. Beberapa saat yang lalu pesawat yang Ali kendalikan telah mendarat dengan selamat di bandara internasional negara Kanada tepatnya di Quebec.

KAMU SEDANG MEMBACA
Captain, I Love You | Selesai
Random[Follow akun Author terlebih dahulu sebelum membaca] Berawal dari pertemuan yang tak disengaja lalu berlanjut pada kejadian yang tak pernah diduga sebelumnya. Sebuah kejadian yang berujung pada masalah yang cukup pelik. Ali dan Prilly harus menikah...