00. The Beginning

3.7K 291 13
                                    

WARNING!!
-Metode Penulisan Berbeda
-Percakapan Non-Baku
-Happy Reading & Semoga Betah

.

.

.

.

Pagi menyapa. Seorang pemuda lekas turun dari tempat tidurnya. Raut mukanya tiba-tiba murung saat melihat langit yang tampak mendung.

"Semoga hariku gak seperti langit yang mendung!"...

.

.

"Eh, Rain! Ayo duduk sini, sayang!" Kata Ganendra saat melihat putra bungsunya menuruni tangga dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya.

Rain melempar senyum manisnya kepada Ganendra sementara Sky hanya melirik sang adik dengan ekor matanya.

Rain tau Sky meliriknya, tapi dia tak peduli. Ia langsung duduk di sebelah Ganendra dan mengambil sarapan. Mereka makan dalam keheningan sebelum Rain membuka suara.

"Pa! Papa bak.."...

Drrttt.. Drrttt..

"Bentar ya, sayang! Papa angkat telepon dulu."...

Rain mengangguk dan kembali memakan sarapannya. Sementara itu, Sky yang sudah selesai masih menunggu Ganendra menutup telepon untuk segera pamit ke sekolah.

Tutt.. Tutt.. Tutt..

"Tadi kamu mau ngomong apa, sayang?" Tanya Ganendra pada Rain membuat Sky yang sudah akan pamit harus kembali mengurungkan niatnya.

"Papa bakal nganterin aku ke sekolah seperti biasa kan?" Tanya Rain dengan senyum kelinci khasnya membuat Sky mati-matian menahan hasrat.

"Astaga! Maafin papa, sayang! Papa lupa bilang kalo hari ini papa gak bisa nganterin kamu ke sekolah. Papa ada meeting, sayang! Ini klien papa barusan abis nelfon." Jawab Ganendra.

Uhukk!

Susu yang sedang diminum Rain muncrat ke seragamnya. Ia kaget bukan karena Ganendra yang tak akan mengantarnya ke sekolah, tapi karena bus pertama sudah lewat dan jika dia harus menunggu bus kedua artinya dia akan terlambat.

"Ya ampun, Rain! Kalau minum hati-hati dong, sayang!" Ucap Ganendra sambil membantu Rain membersihkan seragamnya.

"Makasih, Pa! Rain berangkat dulu." Kata Rain terburu-buru.

"Lho? Itu seragam kamu kotor, sayang. Diganti dulu gih!" Ucap Ganendra.

"Gak usah, Pa! Nanti aku ketinggalan bus." Kata Rain yang sudah akan berlari.

Ganendra tersenyum.

"Kok naik bus sih? Kan ada Sky yang satu sekolah sama kamu. Iya kan Sky?" Ucap Ganendra sambil menatap Sky yang dari tadi hanya diam.

Sky tak langsung menanggapi. Ia hanya beralih menatap Rain dengan tatapan dinginnya.

Rain langsung memutuskan kontak mata dengan Sky saat merasakan aura dingin yang diberikan Sky padanya.

"Gak apa-apa, Pa! Aku naik bus aja, lagian Sky belum mau berangkat kayaknya." Tolak Rain.

Ada yang aneh? Ya! Rain tak pernah memanggil Sky dengan sebutan 'kakak'. Jika Sky tidak menganggapnya adik? Lalu kenapa dia harus memanggil Sky dengan sebutan 'kakak'? Yang ada Sky akan lebih membencinya kan?

"Gak kok, sayang! Sky udah mau berangkat kok. Iya kan Sky?" Kata Ganendra tetap meyakinkan Rain untuk berangkat dengan Sky.

"Tapi, Pa.."...

[3]Rain From The Sky [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang