10

10 2 0
                                    

Jangan salahin aku kalo aku suka sama kamu,karena akupun gak bisa buat ngendaliin hati aku untuk suka sama siapa. Maaf,jika aku telah membuatmu risih.
****

     Hari ini adalah hari pertama Aluna mengikuti ujian nasional,ia sudah mentekadkan dirinya sendiri supaya bisa mendapatkan beasiswa agar orang tuanya bangga kepadanya dan kembali menjadi keluarga yang harmonis seperti dulu lagi. Segala usaha telah ia lakukan,belajar dengan sungguh tak peduli meski harus kebut malam walaupun itu tidak baik untuk kesehatan tapi mau gimanapun Aluna tetap batu.
      Jika ada yang menanyakan, bagaimana hubungan pertemanan mereka ? Ah ya aku lupa bahwa Aluna dan Rena sedang tidak baik-baik saja,setelah insiden waktu itu Aluna enggan bertegur sapa dengan Rena. Begitupun dengan Rena ia lebih memilih diam dan seolah tidak terjadi apa-apa dengan dirinya dan Aluna.
" Lun, gue kangen. Lo apa kabar?" batin Rena miris sambil melihat punggung Aluna yang sudah menjauh darinya.

****

10.45 a.m

    Pelajaran hari ini adalah matematika. Pelajaran yang begitu Aluna benci. Aluna sangat pusing jika sudah dihadapi hitung menghitung seperti itu,jadi cukup lama Aluna keluar dari kelasnya itu.
    Bel pulang memang sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Seperti biasa, Aluna tidak langsung pulang. Ia lebih memilih untuk melamun di taman depan sekolah nya itu. Sudah satu minggu ini orang tuanya belum juga pulang.
" Mah,pah apakah kalian sudah melupakan Aluna? Aluna rindu. Seharusnya kalian lebih mengerti Aluna, Aluna butuh kalian." ucapnya sambil menatap kosong kedepan.
" Lun,mau sampai kapan lo diemin gue?" ucap seseorang dengan tiba-tiba. Aluna yang masih belum sadar dari lamunannya hanya diam membisu sambil tetap menatap kosong pemandangan yang ada di depannua itu. Sebelum elusan halus itu mengenai pundaknya dan menyadarkannya dari lamunannya.
" Lun..." panggil seseorang itu kembali dengan lirih.
" Ngapain lo kesini." ucap Aluna dengan nada datarnya seperti biasa.
" Mau sampai kapan lo diemin gue?" ucap seseorang itu sekali lagi.
" Lebih baik lo pergi dari tempat ini. Gue muak liat lo." ucap Aluna tajam.
" Tapi Lun..." ucap seseorang itu,hampir menitikkan bulir beningnya. Matanya sudah berkaca-kaca sekarang.
" Gue gabutuh temen yang hidupnya selalu ingin ikut campur dengan hidup orang. Pergi lo!" ucap Aluna dengan sedikit berteriak.
    Disisi lain, Rana yang melihat perdebatan sahabatnya itu berusaha menyimaknya, ia lebih baik menyimak daripada harus menghampiri kedua sahabatnya itu yang jelas akan memperburuk keadaan.

" Lun,tolong maafin gue. Maaf buat perkataan gue waktu itu yang udah ngebuat lo sakit hati, atau terusik dengan kata-kata gue. Tapi gue berani sumpah Lun, gue gaada maksud apa-apa sama lo. Gue hanya ingin mencoba untuk ngebantu meringankan sedikit masalah lo. Lo itu sahabat gue. Gue berani sujud di depan lo asal lo ga ninggalin gue. Lo sahabat gue,sampai kapanpun kita tetep sahabat. " ucap seseorang itu,yang tak lain adalah Rena. Sekarang Rena sudah bertekuk lutut di hadapan Aluna dengan air mata yang mengucur deras di kedua bola mata hazel itu.
" Lo pikir,dengan lo bertekuk lutut kaya gini gue bakalan maafin lo atau berbelas kasihan? Hahah dalam mimpi pun tidak akan pernah!" ucap Aluna sarkas lalu meninggalkan Rena yang sudah menangis itu.
     Saat ini Aluna memang sedang dalam keadaan tidak baik. Emosinya masih labil. Diusianya yang seharusnya dalam pengawasan penuh orang tua, Aluna malah harus menanggung masalah orang tuanya,keegoisan kedua orang tuanya yang berujung seperti ini. Aluna sudah dipusingkan dengan masalah keluarganya yang hancur itu. Ia tidak mau dipusingkan oleh masalah masalah lain seperti masalahnya dengan Rena,sahabatnya.
" Ikut gue." ucap seseorang dengan tiba-tiba yang langsung menarik tubuh kecil Rena yang terduduk di aspal taman depan sekolah. Ya,orang itu adalah Rana yang sedari tadi menyimak perdebatan kedua sahabatnya itu.

Tbc
Voment nya jangan lupa lohhh wkwk😘😘

     
    

That Hurt So BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang