Happy Reading
Author POV
Karna hari ini weekend, Yoongi akan mengabiskan waktunya dengan istri dan kedua anaknya. Yoongi merasa kalau dia jarang sekali memperhatikan pertumbuhan kedua anaknya itu, ia selalu disibukan dengan pekerjaan.
Namun, sampai pagi ini ia belum bangun padahal sudah pukul 9.00
"oppa ireona ini sudah pukul 9.00" ucap Vany membangunkan dengan pelan.Sebenarnya Vany tahu kalau Yoongi semalam kelelahan karna mengerjakan dokumen kantor, namun Vany tetap harus membangunkan Yoongi untuk sarapan.
Vany masih merasa tidak tega untuk membangunkannya, jadi Vany mengambil posisi duduk disamping Yoongi lalu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan menutupi wajahnya.
CUP
Vany mencium kening dan pipi Yoongi bergantian.
"eungh.. " siapa sangka, Yoongi akan bangun dengan cara seperti ini.
" oppa, sarapan dulu. Yoora sudah menunggu dimeja makan. " ucap Vany sambil mengelum pipi Yoongi.
" nde aku akan bangun dan cuci muka sekarang. "
Yoongi langsung bangun dan membersihkan wajahnya sedangkan Vany kembali ke ruang makan.
" eomma... " Yoora menyambut kedatangan Vany.
"nde, ayo makan sebentar lagi appa turun. "
Tidak lama kemudian ada sesosok yang mencium pipi Yoora dengan gemasnya.
" appa sakittt.. " ngeluh Yoora.
Yoongi hanya tersenyum melihat respon anaknya, dan Vany ikut tertawa.
" hyunsik belum bangun? " tanya Yoongi.
"belum. Dia tadi sempat rewel tapi tidak lama kemudian dia tidur lagi."
Acara sarapan bersama sudah selesai. Yoongi menemani Yoora main sedangkan Vany masih berkutat dengan piring kotor.
Yoongi POV
Aku menemani Yoora yang sedang memilih buku untuk ia warnai.
Aku hanya tersenyum melihat dia yang sudah sangat aktif dan aku juga mengajaknya mengobrol.
"appa... Can you teach me how to play Piano? " ucapnya setelah menutup buku gambar itu, sepertinya ia tidak jadi mewarnai.
" yes,sure. Appa will teach you everyday after I back from office, Ok? " jawabku.
" Ok. Geundae, apa pulangnya malam. " ia langsung memeluk leherku.
Yoora sekarang semakin manja kepadaku. Mungkin karna Vany selalu memerhatikan Hyunsik. Jadi selama aku dirumah ataupun selama aku menghabiskan waktu bersama mereka, Yoora selalu manja dan selalu bersamaku.
" appa kan tudak pernah lelah, apalagi untuk mengajarkan piano kepada princess Yoora. "
"appa jinjjayo? "
" jeongaml jinjjayo. "
" yeayyy"
Aku memangku Yoora ke pangkuanku. Entah kenapa aku sangat gemas melihat tingkah anak sulungku,jadi aku menciumi bagian wajahnya.
Namun, dia sudah bisa menolak dan menghindar dari ciuman ku. Dia berlari kearah kamarku yang didalamnya ada Vany dan Hyunsik.
" eomma... " dia tertawa karena aku kejar.
Sesampainya di kamar aku melihat Hyunsik yang baru bangun tidur sedang baermain dengan Vany dan Hyunsik terlihat sangat menggemaskan saat tertawa.
" hai jagoan appa sudah bangun hmm.. Kajja appa gendong. " aku menggendong Hyunsik.
Namun baru saja menggendongnya, Yoora menarik-narik baju yang kupakai sambil merengek.
" appa jangan gendong Hyunsik, aku mau digendong appa. "
Vany turun tangan.
" Yoora digendong eomma saja yuu.. " ucap Vany.
" shireo aku mau digendong appa. "
" nanti appa gendong Yoora. "
Yoora malah menangis dengan kencang. Vany hanya tersenyum kearah ku sedangkan ia menenangkan Yoora.
" cup cup cup Hyunsik mau digendong appa juga. Yoora sama eomma dulu aja ya. " ucap Vany.
" ap.. Appa hiks...hiks.. "
Author POV
Vany masih menenangkan Yoora yang menangis.
" kalau anak eomma harus baik, nangis nya tidak boleh lama. Nanti eomma bikin puding mau? " tawar Vany kepada Yoora yang sekarang sudah diatas pangkuan Vany.
" eomma.. " Yoora menyembunyikan wajahnya di bahu Vany.
Yoongi yang melihatnya pun hanya bisa tersenyum. Sebenarnya Yoongi kasihan ke Yoora namun ia juga harus berbagi kasih sayang dengan jagoannya.
" cup.. Cup.. Anak appa tidak boleh nangis hm.. " ucap Yoongi sambik mengelus rambut Yoora.
Namun yoora tidak memberi respon apapun, saat Vany sedikit menundukkan kepalanya ia melihat Yoora yang sudah tertidur masih dengan sedikit air mata dan wajahnya sedikit memerah.
" oppa dia cemburu ternyata hehehe"
" arrayo. Ah anak ini sudah semakin besar. "
"menggemaskan ya mereka. "
" tentu saja. Mereka anakku."