Chapter 14: Someone Else

46.6K 2.1K 3
                                    

Aku menjalankan hari-hariku seperti biasanya. Semuanya kembali berjalan normal sejak Fabian tertangkap. Kali ini pihak rumah sakit jiwa memastikan laki-laki itu akan ditaruh di dalam tempat yang aman dan menjamin bahwa dia tidak akan bisa kabur lagi. Sudah beberapa hari ini Julian tidak menghubungiku. Menurut Valencia, dia sedang ada urusan bisnis di Amerika. Kadang-kadang aku merasa seperti ada yang kosong karena tidak ada yang menggangguku atau mengucapkan rayuan-rayuan gombalnya. Apa aku mulai kehilangan Julian? Kenapa akhir-akhir ini aku jadi tidak semangat seperti ini?

 

“Muka lo lesu amat bu?” Grayson bertanya padaku.

 

“Gue ngabisin waktu gue kemarin research lokasi di komputer sampe larut malem. Mungkin kecapean.” Kataku bohong. Walaupun aku memang begadang semalam, tapi aku tidak pernah lelah hanya karena begadang.

 

“Masih galau gara-gara belom dihubungin Julian?” Tanyanya. Bagaimana dia bisa tahu? Apa ekspresiku terlalu mudah ditebak? Atau aku memang terlihat se-desperate itu?

 

“Ngga tau ah. Karena Julian udah ngga ganggu gue, gue bisa konsen kerja. Alhasil, kerjaan gue udah banyak yang kelar ini.” Kataku tidak menjawab sama sekali.

 

“Masih ngga mau jujur sama diri lo sendiri?” Grayson sepertinya sudah hafal dengan tingkahku yang suka menghindar.

 

“Gue emang sedikit kangen sama dia sih.” Kataku akhirnya jujur. Grayson tersenyum mendengar perkataanku. Aku menyesal sudah berkata jujur padanya. Pasti setelah ini dia akan menggodaku.

 

“Lo sih. gue udah bilang kan Julian itu banyak yang suka. Waktu itu lo sia-siain dia sih. Akhirnya dia kabur ke luar negri cari cewek baru kan…” Katanya malah menakut-nakutiku.

 

“Ngeselin ah lo. Gue mau hunting lokasi aja ah kalo gitu. Berhubung kerjaan gue udah kelar” Kataku segera meninggalkan Grayson. Dia hanya menggelengkan kepalanya.

 

Aku memasuki mobilku dan menyetir keliling Jakarta menuju lokasi-lokasi yang telah kucari kemarin malam. Aku mulai memotret lokasi-lokasi tersebut dan mulai memikirkan konsep yang pas untuk lokasi tersebut. Hari ini sudah tiga lokasi yang aku kunjungi untuk diambil gambarnya. Aku menemukan beberapa tempat yang oke untuk digunakan sebagai lokasi pemotretan. Lokasi yang akan kukunjungi malam ini adalah restoran di hotel tertinggi di Indonesia. Saat kubaca tentang restoran ini di salah satu artikel di internet kemarin, aku benar-benar ingin merasakan keunikan restoran ini secara langsung. Aku berbicara dengan pegawai penerima tamunya bahwa aku sudah membuat janji dengan manager restoran untuk berdiskusi masalah pemotretan disini. Dia segera membawaku ke sebuah tempat duduk yang di reserved. Aku duduk di meja yang berada di pinggir jendela. Aku memotret pemandangan yang kulihat dari dalam restoran. Memang tidak salah. Tempat ini menarik sekali.

 

Tak lama kemudian, manager restoran-pun datang. Wanita asing itu terlihat elegan dengan dress bodycon warna hitamnya. Aku mulai mendiskusikan masalah kemungkinan untuk mengadakan photoshoot di tempat itu dan apa saja yang harus aku lakukan untuk menyewa tempat tersebut. Wanita bernama Adeline itu menjelaskan semua yang kutanyakan dengan rinci dan sesekali dia bercanda. Saat acara diskusi telah selesai, ia memperbolehkanku untuk memotret beberapa bagian restoran. Saat aku berjalan ke arah outdoor seating-nya aku melihat pemandangan yang tak akan pernah aku bisa percaya. Aku melihat Julian dengan seorang perempuan cantik. Bukankah Julian seharusnya berada di luar negeri? Kenapa dia terlihat disini? Dengan perempuan pula. Aku bersembunyi di balik pilar. Aku melihat mereka berdua sedang berbicara. Sepertinya ada sebuah event ditempat ini. Aku melihat papan yang dibawa oleh banyak orang-orang yang sepertinya sewaan Julian. Mereka masing-masing membawa satu huruf. Aku mencoba-coba untuk menerka apa isinya. Setelah aku pikir-pikir, semua huruf itu membentuk kata “will you marry me”. Aku merasa seperti terkena hujan badai. Aku merasakan dadaku yang mulai sesak. Rasa penyesalan menghujaniku. Aku benar-benar bodoh karena telah menolaknya waktu itu.

Possessive LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang