Tahun 2005
Pesisir Selatan, Sumbar
Isak tangis perpisahan belumlah reda, sepasang remaja berumur lima belas tahun saling menautkan jemari mereka begitu erat. Saling menguatkan, mereka tidak ingin berpisah.
"Om.. Tante bolehkah aku tinggal disini? Aku tidak akan meminta kiriman uang jajan lagi. "
Dengan suara bergetar menahan tangis Deril berusaha membujuk sepasang suami-istri di depannya yang tengah sibuk membantu sang sopir memasukkan barang kedalam bagasi. Om Hendra adalah adik papa Deril, semenjak kedua orangtua Deril meninggal. Nenek dari sang Mama membawa dia pulang kekampung halaman sang mama untuk menemani kesehariannya.
"Sorry boy, itu tidak mungkin. Masuklah ke mobil dan jangan meminta hal yang sama lagi. "
Tentu saja itu bukan jawaban yang diinginkan oleh Deril dan Delisha, setelah semuanya selesai. Pria bermata biru yang memiliki tubuh kekar berumur tiga puluh tahun itu berpamitan kepada kakek dan nenek Delisha. Merengut paksa tangan keponakannya yang masih terus menolak untuk ikut. Memasukan tubuh Deril yang terlihat sangat kecil darinya kemobil yang akan membawa mereka ke Kota Padang menuju Bandara Internasional Minangkabau untuk kembali ke Jakarta.
Genggaman tangan itu terlepas dan suara tangispun pecah, membuat semua orang merasa sedih melihat perpisahan antara dua sahabat itu.
Delisha yang terdorong kebelakang dan hampir terjatuh untung kakek Delisha singap menyambut tubuh sang cucu.
Semua pergerakan Deril ditahan oleh Hendra, sebelum mobil itu melaju Deril melihat kaca sebelah kiri belum tertutup semua. Dia berusaha sekuat tenaga mengeluarkan kepalanya dari kaca.
"AKU BERJANJI AKAN KEMBALI DAN SETELAH DEWASA NANTI KITA AKAN MENIKAH. "
Dengan suara lantang Deril mengucapkan janjinya. Membuat semua orang yang mendengar memiliki tanggapan yang berbeda. Ada yang menertawakan, ada yang mengacungkan kedua jempol mereka ke arah mobil.
Ucapan Deril berhasil menghentikan tangis Delisha, membuat hati gadis itu tak karuan, wajah yang penuh air mata berganti tawa. Di dalam mobil terjadi keheningan cukup panjang.
Deril yang sibuk dengan pikirannya, andaikan dia diberi pilihan mungkin Deril akan tetap berada dikampung Jambak selamanya. Kampung yang terkenal akan keindahan alam dan keramahan masyarakatnya. Dimana sang nenek selalu mengajarinya bersyukur kepada Tuhan untuk segala yang diberikan oleh sang Maha Pencipta dan satu hal lagi yang tidak ingin dia lupakan. Keseharian yang akan dia rindukan, pergi ke sekolah bersama anak sekampung melewati pematang sawah karena sekolah mereka berada di tengah persawahan warga. Pertama kali Deril pergi hampir saja dia terjatuh ke dalam kubangan sawah yang baru selesai di bajak.
Setelah selesai sholat Maghrib kami bersama-sama menuju ke musholla walaupun menyeberangi anak sungai tidak membuat semangat kami berkurang, memakai senter batre sebagai penerangan atau suluh yang dibakar. Suluh adalah daun kelapa yang sudah kering dilipat dua lalu dibakar. Tanpa terasa air mata Deril membasahi wajahnya.
" Berhentilah menangis, sesampainya di Jakarta ada kejutan untuk mu nak..? " Bujukan Ratih ternyata berhasil membuat Deril terdiam, mengingat Deril kepada seseorang yang sudah tiga tahun tidak pernah bertemu lagi.
****
13 tahun kemudian
" Maaf bang, saya belum mau menikah tahun ini. Kalau abang mau menikah bulan depan saya belum siap. " Tentu saja dengan wajah berpura-pura menyesal Delisha mengatakan semuanya.
Padahal hatinya tersenyum penuh kemenangan, sambil berjingkrak-jingkrak ria. Karena berhasil menumbangkan kandidat dari tante nya. Delisha tidak bisa menghitung sudah berapa banyak dia menolak setiap pria yang dijodohkan kepadanya.
" Apa kamu tidak ingin memikirkan terlebih dahulu, dik? " Tanya si pria berkumis dan jenggotan berkulit coklat. Yang baru berkenalan lima menit yang lalu dengan Delisha tapi sudah berani ngajak nikah bulan depan.
" Keputusan saya sudah bulat bang, saya belum mau menikah.."
Ucap Delisha tegas tanpa bisa di ganggu gugat oleh siapapun yang berada di ruang tamu rumahnya.
Dengan hati yang hancur si pria pamit undur diri karena dia sudah tidak ingin berlama-lama berada di rumah gadis yang sudah menolak pinangan nya.
Satu jam setelah kepergian si pria tidak ada seorang pun yang berani membahas soal perjodohan tadi. Demi menjaga perdamaian dan ketentraman orang serumah. Diam adalah pilihan terbaik untuk sekarang, karena lahar panas tengah meletup di ubun-ubun dua kubu akan menyemburkan laharnya antara Delisha dan Zulaikha tantenya. Delisha yang marah karena harus berurusan dengan pria yang tidak ingin dia kenal dan Zulaikha marah ketika Delisha menolak dijodohkan lagi.
"Mau sampai kapan kamu menolak, umurmu sudah tua dan kamu tidak secantik artis untuk bisa memilih siapa yang ingin kamu nikahi tidak bisakah kamu menerima saja... " Dengan amarah yang tidak bisa di tahan lagi oleh Zulaikha melontarkan isi hatinya.
Delisha hanya bisa diam mendengar semua makian yang melukai hatinya, Delisha mengerti bagaimana perasaan kedua orangtua nya betapa kecewanya mereka dan juga seberapa besar kemarahan sang tante. Bukan hanya sekali dia kali mereka mengeluh betapa mereka iri melihat teman sebaya mereka telah memiliki cucu dan menginginkan kebahagian Delisha.
Setelah puas mendengarkan kemarahan Zulaikha, Delisha memasuki kamar dengan air mata yang tidak bisa ditahan lagi. Apa yang terjadi hari ini membuat hatinya tertekan bagai sebuah beban menimpa pundak dan hatinya.
Delisha memiliki alasan untuk menolak perjodohan itu dan mereka tidak pernah bertanya adakah seseorang yang telah di pilih mendampingi hidup nya kelak.
"Kapan kamu kembali, aku sangat rindu dan butuh kamu. Datanglah secepatnya aku tidak sanggup lagi menunggu..? "
Membuat setiap buliran air mata Delisha seperti tak ingin berhenti. Sambil memandangi langit-langit kamarnya memikirkan hal yang belum pernah dilakukan nya.
" Kenapa harus menunggu, kalau aku bisa berada disisimu? " Senyuman diwajah Delisha kembali merekah, mengantikan air mata yang sedari tadi menghiasinya. Sebaris kalimat yang pernah dia tonton di drakor paling hits dulu, membuat sebuah harapan dalam hidupnya.
Tapi bagaimana caranya aku bisa mendapatkan informasi soal dirinya...?
.
.
.
.
.
Bersambung
Hai... Semua Terimakasih sudah mau mampir dan membaca cerita pertama ku ini, yang masih memiliki banyak kekurangan. Semongga kalian suka ya.. 😃
YOU ARE READING
The Distance Between Us
Romance" Aku akan menagih janjimu dan akan menemukan dirimu apapun yang terjadi berada di sisimu." __Qasih Delisha__ "Aku dipaksa melupakamu, menghapus semua kenangan masa lalu tapi tidak dengan janji itu. Takdir memaksa ku mengikuti jalann...
