Janu meraih bangku lalu duduk dan ikut-ikutan melakukan hal yang sama dengan kedua temannya. "KPOP mulu, pusing gue dengernya." Protesnya yang dihadiahi lemparan ember oleh Tata.

"Ganti kek woi!"

"Lagu plastik nih!"

Cewek itu tidak tinggal diam mendengar ucapan milik Gatra dan Janu. "IH GUE LEMPAR PEL NIH YAAA, DIEM DEH. BACOT BANGET KALIAN EMANGGG!" Balasnya yang sudah mengayunkan benda tersebut kearah teman-teman kelasnya.

"Mendingan lagu bang Jono, Ta."

"IH BODOOOO."

"Mendingan lagu bobo dimana, Ta."

"IH BODOOOO YA JANUUUU."

"Mendingan—"

"AMAAAAAR, MEREKAA JAHAAAAT IHH!"

Setelah teriakan itu, sepertinya hidup Gatra dan Janu diambang kematian. Amar adalah senjata kuat Tara dan Tata.

.
.
.
.








"Lah balik-balik bawa susu nih!"

Tara baru saja masuk kedalam kelas setelah siarannya selesai pukul 10 pagi. Dengan senyuman lebar ia meletakkan susu kotak itu diatas mejanya sambil mengeluarkan pelajaran jurusan yang akan dimulai lima belas menit lagi. "Yoi dong, kan dikasih."

Nusa yang awalnya duduk dibelakang bersama Gatra kini tiba-tiba memilih bersebelahan dengan gadis itu. "Eh-eh, ngapain lo?" Tanya Tara dengan curiga.

Cowok itu kembali menyandarkan punggungnya lalu menoleh dengan senyuman jahil. "Duduk." Jawabnya singkat.

Tara mencebikkan bibirnya, memukul bahu cowok itu dengan buku tulis miliknya dengan kesal. "Atta Bledeg sampe nenek-nenek juga tahu kali lo lagi duduk!"

Bukannya menjawab, Nusa tiba-tiba menegakkan badannya dan menatap curiga minuman itu. "Btw, dikasih siapa tuh susu? Gevin?"

Telunjuk Tara terulur di depan wajah cowok berkelakuan kadal ini sambil menggoyangkannya. "Bukan."

Alis Nusa terangkat, merasa penasaran. Karena, tidak biasanya Tara mau repot-repot ke kantin hanya untuk membeli susu dan itu pun hanya satu kotak. "Ya terus siapa dong, nggak mungkin juga Bar—,"

"Emang Bara kok yang ngasih."

Ia memutar badannya sepenuhnya menghadap kearah perempuan penyiar radio sekolah ini. "HAH?!" Teriaknya yang membuat Janu di belakangnya menjadi menatap keduanya.

"Apaan?" Tanya cowok dengan hansaplas di wajahnya itu.

Nusa meletakkan tangannya di depan dada, seperti sosok pacar yang mengambek dan sedang cemburu. "Ini nih Tara, dikasih susu aja langsung lemah. Kalau lo ditransfer terus dibeliin tanah, handphone, rumah, baru lo boleh ambyar. Cewek itu wajib matre, Tara!" Omel cowok itu dengan semangat.

Janu hanya manggut-manggut sambil memberikan ibu jarinya seakan setuju dengan ucapan yang baru saja dilayangkan oleh temannya. "GUE KAN NGGAK KAYAK GITU, NUSA. GUE TERIMA APA ADANYA KOK. NGGAK MAU MATRE!" Balasnya tidak mau kalah dengan ucapan Nusa yang diluar akal.

Tata yang awalnya sibuk menggosip bersama Javas di bangku paling belakang, kini harus melihat perdebatan dua sosok manusia menyebalkan itu. "LO ITU HARUS MATRE, TARA!" Kekeuh Nusa sambil bangkit dari tempat duduk.

Gatra juga ikut-ikutan maju sambil menggerakan tangannya seperti petinju, membuat suasana semakin panas. "AYO-AYO, TONJOK DONG, TAR. GAK ASIK NIH!"

Nusa melirik tajam kelakuan teman-temannya yang senang jika ada yang bertengkar. "Gue cuma nggak mau lo dimanfaatin." Ujarnya yang membuat teman-temannya kompak meneriaki.

STATUS || JUNEROSEWhere stories live. Discover now