Chapter 6

44K 4.3K 300
                                    

Vote and comment please.
BGM : Billie Eilish - Bad Guy
***

Ruang kerja Aldebaran Travoltra cukup kondusif pagi itu. Nyaris seperti biasa, ada dua orang pria berjas putih yang terlihat sedang berbicara dengan sang pemilik ruangan.

Mereka membawa masing-masing sebuah laporan, menjelaskan pengembangan dari poli-poli yang berada dalam tanggung jawab mereka dengan seksama sejak beberapa saat yang lalu.

Beberapa kali mereka meminta pendapat dari Aldebaran, mendengarkan pria baya yang pengalamannya sudah senior itu dengan serius... hingga tiba-tiba sebuah ketukan membuat briefing wajib mereka pagi ini jadi  sedikit terganggu.

Aldebaran mengerutkan dahi, dia yakin tidak memiliki janji apapun pada pagi ini selain dengan kedua dokter dihadapannya, juga dia tidak merasa memesan makanan atau sesuatu karena tadi sebelum berangkat dia sudah sarapan dirumah.

Mungkin hanya cleaning service yang biasa membersihkan, pikir mereka bertiga sehingga tidak memusingkan lebih jauh tentang ketukan itu.

Ketika salah satu diantara dokter dihadapan Aldebaran kembali akan berbicara, ketukan kembali mengintrupsi.

Tok.. tok.. tokk

Baik Aldebaran dan kedua dokter itu akhirnya memutuskan untuk menghentikan pembahasan mereka. Aldebaran baru akan berniat mengizinkan orang yang mengganggu pertemuanya ini masuk, namun pintu sudah tiba-tiba terbuka lebih dulu.

Hera—putri Aldebaran tampak memasuki ruang kerja Ayahnya dengan wajah yang mengetat, marah. Langkahnya menghentak keras, dan ketika dia sampai dihadapan kedua dokter dan Aldebaran, dia langsung melirik dengan sinis.

"We need to talk Yah." Dia berdesis.

Aldebaran lantas melihat kedua dokter didepannya canggung, "Hai sayang, Ayah sedang—"

Namun Hera menyela, "Sekarang."

Aldebaran mengangkat kedua alisnya sedikit terkejut. Dia sering melihat Hera meminta sesuatu, tapi anaknya itu jarang sekali memaksa, apalagi tahu jika Aldebaran sedang memiliki urusan atau pertemuan penting... melihat kekeras kepalaan anaknya seperti itu membuat Aldebaran merasa ada sesuatu hal yang sedang terjadi.

Aldebaran berbalik menatap kedua dokter yang masih diruangannya dengan menyesal, dia berdehem pelan.

"Maaf dokter Rian, dokter Christian.. bisakah kita lanjutkan laporannya sehabis makan siang? Saya ingin membicarakan hal pribadi dengan putri saya." Ujarnya.

Kedua dokter itu mengangguk dengan alis mengkerut, kebingungan, namun tetap menyetujuinya.

"Baik dok."

Mereka segera membereskan laporan-laporan mereka dan pergi dari ruangan setelah meminta izin.

Ketika ruangan itu menjadi kosong, Aldebaran menyandarkan tubuhnya di kursi dan mulai bertanya, "Jadi kenapa sayang? Ada apa denganmu? Kenapa wajahmu pucat begitu."

Hera didepannya tidak menjawab ataupun beranjak.

Putrinya itu masih berdiri, dengan kedua tangan yang mengepal kuat, dia mulai mengangkat wajah dan menatap ayahnya dengan wajah tegang.

"Sean," katanya.

Suaranya bergetar.

Aldebaran mengernyit, "Sean? Dokter Sean? Ada apa dengannya?"

"D-dia meniduriku."

Aldebaran terdiam. Tiba-tiba saja pikirannya menjadi tersendat mendengar perkataan Hera.

at: 12amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang