• 1 •

5K 492 101
                                    

Hidup dalam keluarga yang tidak harmonis, membuat Yoona Lim harus menutup mata dan telinga. Suara pecahan piring dan vas, suara jeritan dan kata-kata kasar. Semua pernah Yoona rasakan ketika umurnya menginjak tiga tahun. Ayah dan ibunya tidak saling mencintai. Kehadiran Yoona merupakan kesalahan. Tidak ada yang sadar ketika seorang dalam kondisi mabuk. Itulah yang membuat Yoona hadir dan dapat melihat dunia yang berwarna monokrom di matanya. Tidak ada keindahan sedikit pun, ataupun warna lain selain putih abu-abu.

Ketika Yoona memasuki Junior High School, kedua orangtuanya bercerai. Yoona memilih ikut dengan ibunya. Karena tentu saja, ia tidak ingin memiliki ibu tiri. Jika ia melihat di drama yang tayang di televisi, ibu tiri itu sebagian besar 'jahat'. Tetapi ia pun salah memilih ikut bersama ibunya. Ibunya membawa pria yang berbeda setiap malamnya. Yoona harus menutup telinga ketika ia belajar dan mendengar suara yang menurutnya tidak senonoh. Tidak pantas untuk di perdengarkan pada anak di bawah umur.

Pada saat itu, hal buruk terjadi. Yoona mendapatkan pelecehan seksual dari pria yang di bawa ibunya. Yoona hampir di perkosa untuk melayani kebutuhan seksual pria paruh baya dengan tubuh berisi, bau, dengan perut yang besar.

Entah keberuntungan atau kesialan yang menimpanya. Ibunya menyelamatkannya dengan menarik pria tua itu menjauh. Tetapi saat pagi menjelang, ibunya menatap Yoona penuh dengan tatapan kebencian. Yoona menjadi bahan amarahnya. Yoona mendapatkan perlakuan buruk dari ibunya. Mencekik, kepala yang di benturkan di dinding, bahkan kepalanya di lempari piring atau gelas. Membuat Yoona terkadang harus membolos ketika wajahnya penuh lebam dan luka.

Bukan hanya itu, Yoona mendapat pengusiran dari ibunya. Karena salah satu prianya memfitnah Yoona. Ia mengatakan pada ibunya, bahwa Yoona mencoba untuk merayunya, asal di berikan uang 'jajan'. Yoona mencoba bertekuk lutut di hadapan ibunya meminta pengampunan walaupun ia tidak salah. Tetapi apa yang ia lakukan seakan percuma. Ibunya tetap menutup pintu apartemen kecilnya dengan keras, tanpa peduli bahwa pintu itu menjepit salah satu jari Yoona.

Tanpa membawa apapun, bahkan uang pun ia tidak di beri, Yoona berjalan tanpa arah. Ia mempunyai sahabat baik di sekolah. Ia hanya tidak ingin merepotkan jika tiba-tiba ia datang dan memintanya untuk menampung dirinya.

Jarinya terluka dan berdenyut nyeri. Yoona hanya menangis di sepanjang jalan. Terkadang ia mengusap kasar air mata dengan punggung tangannya. Yoona sudah tahu, tidak ada yang peduli dengan kehidupannya. Bahkan kedua orangtuanya tidak menginginkannya. Bagaimana jika ia mencoba ke rumah ayahnya? Ah, tidak! Selain ayahnya memiliki wanita lain yang akan menjabat sebagai 'ibu tiri'nya, pada saat merebutkan hak asuh, sang ayah dengan senang hati memberikan hak asuh pada ibunya. Bahkan mereka sempat berdebat di pengadilan saling melempar hak asuh di depan matanya.

Dunia kejam.

Hanya itu yang ada di fikiran Yoona. Dunia kejam terhadapnya, walau dunia dan Tuhan tahu, ia hanya seorang gadis kecil yang hanya menginginkan kasih sayang tanpa materi. Ia hanya ingin ibunya mengambil raportnya ketika pembagian raport. Ia hanya ingin ibunya melihatnya di atas panggung ketika ada pentas seni. Dan yang paling sederhana, ia hanya ingin ibunya mengusap kepalanya dengan kasih sayang. Ia bahkan tidak meminta lebih untuk hal materi.

Yoona memilih untuk duduk di depan toko yang sudah tutup. Ia tidak memiliki tempat lain untuk sekedar singgah satu malam. Bahkan ia tidak bisa bercerita pada Soojung tentang kehidupannya yang kelam seperti ini. Ia terus bercerita bahwa ibunya sangat sibuk, dan ibunya sangatlah baik. Ketika luka, Yoona hanya menjawab bahwa itu kecerobohannya dan membuatnya terjatuh sehingga mendapatkan luka.

Malam semakin larut. Cuaca semakin dingin. Suhu udara semakin rendah. Membuat Yoona harus memeluk dirinya sendiri untuk mendapatkan kehangatan. Sebagian organnya sudah mati rasa. Seperti jari jemarinya yang sudah mulai membeku satu persatu. Jangankan jemarinya, ia sudah mulai sulit untuk menelan salivanya.

𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮 ✔Where stories live. Discover now