MUARA 10

9.3K 1.1K 26
                                    

KEANU

Kapal kami tiba di Fort Lauderdale, Florida. Seluruh awak kapal segera bersiap-siap untuk turun dari kapal setelah semua penumpang sudah menghilang dari kapal.

Selama dua hari kami akan menetap di sini sebelum melanjutkan perjalanan ke Turki.

"Gue punya apartemen di sekitar sini. Mau numpang di tempat gue?" Tawar Risa yang membuat kedua alisku terangkat hebat. Andy yang mendengar percakapan kami sekilas saat masih berada di office langsung pura-pura tidak peduli. Padahal aku tahu pasti kalau dia mendengar semuanya.

Karena yang masih tersisa di office hanya kami bertiga. Selebihnya orang-orang luar yang tidak paham bahasa Indonesia.

"Gue mau cari toko ponsel di sekitar sini," balasku sembari menyusun beberapa berkas yang masih berantakan di atas meja. Mengecek beberapa email pengaduan para crew-crew untuk kusampaikan kepada kepala kapal.

"Mau beli hp baru?"

Aku menggeleng. "Mau benerin HP aja. Ponsel gue masuk ke kolam kemarin. Sekarang mati total." Aku menunjukan layar ponselku yang hitam sejak dua hari yang lalu.

"Gue punya kenalan yang bisa benerin handphone. Yah, paling lama nunggu sehari lah."

"Serius lo Ris?"

"He'eh." Risa mengangguk.

"Gue titip handphone gue sama lo aja ya..." aku mengulurkan ponsel padanya. Tapi Risa tidak langsung menerima. Dia hanya menatap ponselku dengan kening mengerut.

"Gue ada janji sama Andy," kataku kembali sebelum Risa semakin membujukku untuk ikut dengannya. "Ndy, kita jadi jalan kan?" Aku berteriak.

Andy langsung menatapku dengan wajah bengong. "Ha?" Sedetik kemudian ekspresinya berubah seolah tahu maksud omonganku seperti itu. "Oh iya, iya, kita mau pergi cari cewe-cewe bule kan?"

Aku geleng-geleng kepala. Sepertinya aku salah bekerjasama dengan orang ini.

"Lo berdua mau tinggal di mana? Kalian pada nggak punya appartemen di sini?" Tanya Risa setelah menghela napas berat.

"Kita berdua bakal cari tempat penginapan dekat pelabuhan. Nanti gue share location ke elo, Ris. Atau lo share location aja kalau ponsel gue udah baikan."

Lagi-lagi aku melihat Risa menghela napas. "Okedeh." Dia mengambil ponselku dan menyimpannya di dalam tas. Lalu berlalu begitu saja meninggalkan office.

"Feeling gue, Risa suka sama lo, Nu," ujar Andy setelah memastikan Risa sudah menghilang dari office.

"Gue udah punya bini!" Kuperlihatkan cincin di jariku pada Andy.

Andy hanya tertawa sambil mengibaskan tangan. "Sampai berapa lama sih lo bakal pertahani cincin itu di jari lo? Gue yakin sebentar lagi lo bakal masuk ke perangkap Risa."

"Sory, Risa bukan tipe gue."

"Gila! Cewe se-sexy Risa bukan tipe lo?"

"Lo belum lihat istri gue kalau pakai daster kan?" Aku menggerakan tangan membentuk body. "Sebelas dua belas dengan gitar Spanyol."

Andy tertawa hebat. Dan tawa itu menular pada diriku.

****

Akhirnya aku dan Andy memilih hotel The Ritz-Carlton sebagai tempat penginapan kami. Hotel ini terbilang cukup mewah, karena sejak kecil Andy selalu hidup dengan kemewahan. Jadi Andy tidak mau tinggal di tempat penginapan biasa.

"Selagi kita ada di darat, kita harus bisa menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya, Nu." Begitu kata Andy padaku. Toh tidak masalah karena dia bilang mau bayar untuk penginapan kami yang mewah ini. Tapi aku janji akan mentraktirnya makan nanti.

TERBELAHNYA MUARA (segera terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang