"Dengarkanlah senandung ayat-ayat suci al-Quran, niscaya satu ayat saja akan bisa mengubah kepribadianmu, menembus relung hatimu, dan dapat menggugah perasaanmu."
Dr. 'Aidh al-Qarni
***
Prilly mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru restoran cepat saji yang baru saja ia datangi. Perempuan itu mencari seseorang yang sudah membuat janji dengannya.
Prilly tersenyum ketika seseorang yang ia cari melambaikan tangan.
"Maaf ya lama," ucap Prilly sambil menarik kursi untuk ia duduk.
"Gak papa, buat nunggin kamu sampai pagi juga aku sanggup." Lelaki di hadapan Prilly menopang dagunya dengan tangan sambil tersenyum.
"Arya ish gombal tau gak," balas Prilly yang mendapat kekehan dari lelaki bernama Arya itu.
"Kita pesen makan dulu ya," ucap Arya yang di angguki oleh Prilly.
Seorang pelayan datang setelah di panggil oleh Arya.
"Kamu mau pesen apa?" tanya Arya.
"Samain aja sama kamu."
"Aku udah makan duluan tadi." Arya tersenyum kikuk ke arah Prilly.
Prilly menggelengkan kepala pelan menatap Arya. "Saya pesen salad aja mbak, minumnya air putih ya," ucap Prilly yang di angguki oleh pelayan itu.
"Jangan pesen makanan kambing deh." Arya protes membuat Prilly melototkan matanya.
"Itu bukan makanan kambing. Kamu sembarangan deh."
"Kamu pesen nasi aja ya."
"Aku lagi diet."
"Kenapa harus diet sih, nanti sakit."
"Jadi, pesen saladnya?" pelayan itu kembali bertanya melihat perdebatan antara Arya dan Prilly.
Prilly menghela nafas. "Ganti nasi goreng ya mbak minumnya tetap air putih." Pelayan itu menganguk mendangar ucapan Prilly.
"Udah kan?"
Arya tersenyum. "Makasih ya."
"Untuk?"
"Gak bikin aku khawatir," ucap Arya tulus yang di balas Prilly dengan senyuman.
Prilly mengambil ponselnya di dalam tas ketika benda itu berdering. Dilayar pipih itu berpendar nama Humaira.
"Assalamualaikum, kenapa Ra?" sapa Prilly.
"Temenin aku makan yu, Pril."
"Maaf ya Ra gak bisa. Aku lagi sama Arya lain kali deh ya." mata Prilly tertuju ke arah Arya yang sedang memainkan ponselnya.
"Yaudah deh gak papa. Lain kali harus bisa ya."
"InsyaAllah bisa."
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam." Prilly kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas setelah panggilan terputus.
"Humaira ya?"
"Iya. Ngajakin makan."
"Terus?"
"Gak bisa, kan aku lagi sama kamu."
Pesanan datang Prilly pun memakan nasi gorengnya dengan lahap.
"Berangkat sekarang?" tanya Arya ketika Prilly selesai makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Captain, I Love You | Selesai
Random[Follow akun Author terlebih dahulu sebelum membaca] Berawal dari pertemuan yang tak disengaja lalu berlanjut pada kejadian yang tak pernah diduga sebelumnya. Sebuah kejadian yang berujung pada masalah yang cukup pelik. Ali dan Prilly harus menikah...