Dear ALI ::: 14

1.4K 94 2
                                    

"apa yang sebenarnya terjadi dengan prilly?" ali mengayuh sepedanya dengan cepat sambil mengikuti prilly. Sepulang sekolah dia sempat bertemu dengan prilly, ali sempat melihat prilly terburu buru mengandari motornya hingga dompet miliknya jatuh. Membuat ali mengejar prilly berniat mengembalikan dompet prilly.

"prilly tadi belok kemana ya? Cepat banget" ali celingak celinguk memperhatikan persimpangan didepannya. Akhirnya ali menemukan motor merah milik prilly yang diparkir dipinggir jalan. Ali dengan cepat mendekati motor itu bersama sepeda bututnya.

"kenapa prilly disini?" stelah memarkikan sepeda bututnya ali masuk kearea itu, disana ali bisa melihat gadis yang dia cari tertunduk didepan gundukan tanah yang telah ditumbuhi rumput hijau yang diatasnya terdapat sebuat bunga dandelion.

"dandelion? Aku sepertinya familiar dengan bunga itu, tapi kapan?" ali sedkit memutar kembali ingatanya, tapi tiba tiba nyeri dikepalanya terasa. Tubuhnya terasa ingin luruh tapi berhasil dia cegah. Ali kembali mencari dimana gadis itu.

"dimana prilly?" gumamnya kembali mengedarkan pandangan keseluruh area pemakaman. Tapi Nihil. Tak ada. Kemana gadis itu? Apa tadi bukan prilly. Tapi dia jelas melihat motor prilly didepan. Ali masih asik dengan terkaannya.

"ngapain lo disini?" suara datar itu, ali mengenalinya. Ali melihat arah belakang tubuhnya. Prilly. Sejak kapan dia dibelakang ali?

"aku Cuma mau kembaliin ini" ali dengan cepat menyerahkan dompet milik prilly. gadis didepannya itu tak menunjukkan reaksi apapun. Hanya melihat ali dengan pandangan datar. Prilly beranjak dari sana tanpa kata apapun setelah meraih dompet miliknya.

Prilly pergi menunggangi motornya, meninggalkan ali mematung disana. Memang prilly tak mengatakan hal apapun tapi satu hal yang ali bisa tanggap dari matanya adalah kesediihan.

Ali harus tau apa yang terjadi

Sore ini ali akan berjualan ice cream lagi. meski itu tak setiap hari karena dia harus mengajar prillly tapi bukankah itu lebih baik, bisa memberikan uang tambahan padanya.

Ali kembali membunyikan loncengnya untuk menarik pembeli langganannya. Tak bebrapa waktu pelanggan banyak yang bedatangan.

"ali kok tumben beberapa hari kemarin nggak jualan?" tanya seorang ibu ibu yang sedang menggandeng anaknya.

"iya bu, saya ada urusan, jadi mungkin jualannya nggak setiap hari" jelas ali sambil memberikan pesanan kepada ibu tersebut dan menerima uang. Ali kembali mengayuh sepedanya dan menyusuri perumahan elit itu, terlihat rumah besar yang biasa menjadi pelanggannya. Ali kembali membunyikan lonceng miliknya.

"ali!" panggil seseorang yang ali kenali. Bi inah. Ia berjalan cepat ke ali dengan tergopoh gopoh.

"pesen seperti biasa ya, astaqfirullah. Bibi lupa belum matiin kompor. Kamu buatin dulu ya nak ali nanti bibi ambil" belum sempat ali menjawab bi inah telah menghilang dengan menjinjing sedikit daster yang dia kenakan.

Cukup lama ali menunggu, bahkan ice creamnya telah dia siapkan sejak tadi telah selesai.ali kembali membunyikan lonceng miliknya. Dan menyembunyikan wajahnya di lipatan tanganya.

"nih bang uangnya. Ambil aja kembaliannya" suara wanita didekatnya yang tiba tiba muncul mengagetkan ali. sejenak ali memperhatikan wanita itu. Dia adalah mila. Teman prilly.

"ali!" mila terkejut seolah tak percaya. cowok didepannya ini multitalenta atau gimana sih pikirnya. Dia bisa jadi ketua osis, bisa jadi guru privat prilly sekarang dia jadi tukang ice cream. Besok apalagi yang bakal dia lakuin. Gillaaaaa.

Dear Ali, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang