Memilih?

552 18 3
                                    

Radit’s POV

            Aku masih berkutik dengan laptopku setelah tadi berdiskusi kecil dengan Gigi. Ternyata nih anak bisa juga diandalkan. Tapi kok dia diem aja ya?

Tiba-tiba ada sesuatu yang menubruk bahuku. Dan ternyata itu kepalanya Gigi yang kini sudah menyender di bahuku. Ih lucunya.. Jadi teringat kejadian dia yang nempel-nempel di bahunya Yoga. Apa memang kebiasaan dia ya nempel-nempel gini? Aku pun jadi ikutan mengantuk dan mematikan laptopku.

“Good night Gigi keboo” kataku sambil mencium keningnya.

Loh aku kenapa? Sok manis banget..

Aku pun menyandarkan kepalaku ke kepala Gigi dan tertidur dengan nyenyak. Padahal tadi aku baru minum kopi..

            Kudengar nada alarm hapeku bersenandung, buru-buru aku mematikannya. Lalu aku menoleh ke samping kananku, dan terlihat seorang Gigi yang masih tertidur nyenyak.

Lucu juga nih anak kalo lagi tidur, ga keliatan reseknya.

Aku tersenyum sambil menatapnya lama. Dan aku baru sadar, kedua tangannya melingkar di tangan kananku. Manisnyaa.. jadi pengen begini terus setiap hari. Ahaha apa yang aku pikirin sih? Jangan-jangan semalem Gigi jampe-jampein kopiku lagi.

Lalu dia menggeliat sambil membuka matanya perlahan.

“Pagi sunshine” sapaku lalu mencium keningnya. Kayaknya dia masih belum sepenuhnya bangun deh. Dasar kebo.

Kayaknya dosis morning kiss-nya kurang nih, belum ada efek sampingnya. Aku pun mencium pipi kirinya. Seketika dia menoleh menghadapku.

“ELO?!?”

Nahh baru sadar kan sekarang. Untung ga aku terusin nyium bibirnya haha.

“Badan gue pegel banget nih nopang badan lu semaleman,” kataku.

Dia mulai menelaah posisi badanya dan sedikit terkejut. Mungkin dia bingung kok bisa-bisanya nyender mesra di bahuku, huehuee. Aku tersenyum melihat gelagatnya. Kemudian dia langsung bergerak menjauhiku.

“Kok gue bisa di sini?” tanyanya heran.

Aku hanya tersenyum menanggapinya. Pagi ini aku lagi murah senyum nih.

“Mau mandi dulu ga?” tanyaku.

“Engga, langsung anterin gue balik aja” jawabnya ketus.

Haha, pengen aku caplok deh Gigi bikin gemes. “Oke sayang, gue beres-beres dulu ya. Sama mandi bentar”

Aku pun mengembalikan laptop dan berkas-berkasku ke meja kerja. Lalu beranjak ke kamar mandi pribadiku untuk membersihkan diri. Setelah beres, kulihat Gigi yang sedang menghadap ke jendela, asyik menikmati pemandangan pagi Jakarta. Aku terdiam menikmati siluet tubuhnya yang mungil. Terlihat begitu indah dan begitu sexy dengan cara yang berbeda dari wanita-wanita yang selalu ada di sekelilingku.

Diluar kendali, aku menghampirinya dan memeluknya dari belakang.

Oh apa yang aku lakukan?

Tadinya aku mau langsung melepas pelukan ini, tapi aku malah menyandarkan kepalaku di bahunya.

Entah mengapa Jakarta pagi ini benar-benar indah apalagi dengan posisi seperti ini.

“Udah selesai nih beres-beresnya, yuk pulang” kataku namun tetap tak rela melepas pelukanku.

Gigi pun berusaha melepas pelukanku dan beranjak keluar mendahuluiku. Yaaahh..

            Sepanjang perjalanan, kami hanya terdiam. Apa dia marah yaa karena aku peluk? Karena perutku sudah keroncongan karena belum sarapan, akhirnya aku memutuskan untuk mampir makan di restoran.

Who win the game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang