1

37K 3K 402
                                    

Nayla menutup aplikasi chatting di hapenya dan kembali melihat e-ticket nonton hari ini. harusnya sore ini dia pergi bersama Trian, mahasiswa semester 6 sastra perancis yang sedang dekat dengannya selama 1 semester. tapi setengah jam lalu Trian memberi kabar bahwa dia harus membatalkan janjinya karena ada urusan mendadak. padahal janji nonton ini sudah dibuat seminggu sebelumnya. bahkan Nayla menyelesaikan tugas kuliah lebih cepat karena tidak mau malam sabtunya dia ganggu.


sayangnya semesta tidak mendukung.

"jadinya nonton sama siapa Nay?" Freya menepuk pundak Nayla membuyarkan lamunan gadis berambut panjang ini

"sama ayah" ujar Nayla "sama Ry juga"

"om Erlangga tumbenan bisa?"

"nggak tau. kayaknya tau gue dikacangin sama para laki-laki lain di kartu keluarga gue jadinya si ayah sacrifice his time buat gue"

Freya tergelak "tipikal om erlangga banget"


Benar kata Freya. Ayah Nayla adalah sosok ayah yang diidamkan banyak anak dunia ini. Jika ada satu kata yang bisa untuk mendeskripsikan ayahnya, maka kata yang dipilih Nayla adalah "Terbaik".

Ayahnya bukan ayah yang super sibuk. Pekerjaan ayahnya adalah seorang dosen di salah satu universitas yang sama dengan Nayla dan ketiga kakaknya. Ayahnya sempat menjabat sebagai Wakil Dekan 1 tapi tahun lalu turun dan sekarang aktif kembali sebagai Dosen tetap dan dosen bantu dibeberapa universitas karena Ayahnya sudah menyelesaikan S3 nya 3 tahun lalu.

tapi ayahnya pun bukan tipe ayah yang sering dirumah. kegiatan ayah paling sering saat weekend adalah seminar entah didalam atau diluar negeri dan bundanya Nayla akan selalu menemani. jadilah weekend tidak selalu menjadi waktu mereka berkumpul.

Tipikal Ayah Erlangga, dia akan mencari waktu untuk quality time dengan keluarganya. entah sekedar dine-out atau tiba-tiba janjian di cafe depan kampus anaknya untuk sekedar minum kopi dan mendengar cerita anaknya. ayahnya pun tidak pernah absen menjawab celotehan anaknya di whatsapp group.

maka saat benar-benar ada waktu, Erlangga akan menemani anaknya kemanapun mereka mau. seperti 2 tahun lalu. Ry bilang mau nonton konser band kesayangannya di Singapore. si Ayah tiba-tiba bilang mau ikut karena ada libur 3 hari. lain waktu, saat Nayla sudah siap hang out dengan Freya, si ayah tiba-tiba sudah siap dengan pakaian casualnya dan bilang mau jadi sopir dan bodyguard Nayla seharian. kadang, Erlangga akan meninggalkan laptop dan pekerjaannya di kamar untuk sekedar nonton bola dengan Reyvan dan Kaysan di depan TV. apapun yang berusaha dilakukan ayahnya, bagi Nayla itu sebuah usaha yang benar-benar akan ia hargai.

-----

sudah 2 jam semenjak kelas poetry berakhir dan masih ada setengah jam untuk Nayla menunggu Ry yang baru akan menyelesaikan kelasnya jam 4 sore nanti tapi Nayla sudah keburu bosan karena itu berarti sudah 2 jam dia berada di perpustakaan.

Gadis ini baru ingat kalau ada buku yang dia fotocopy dekat fakultas teknik. pagi tadi dia sengaja menaruh bukunya disana karena dia tau, fotocopy depan FIB sudah pasti penuh anak yang fotocopy materi yang sama. awalnya dia akan mengambilnya bersama Ry. biar Ry yang turun dan ambil tapi karena kepalang bosan di perpustakaan, Nayla meneguhkan niat untuk mengambil fotocopy-annya sebelum bertemu Ry.

Jarak FIB dan FT tidak terlalu jauh tapi juga tidak bisa dikatakan dekat. sebagai manusia yang tidak bisa naik mobil dan terlalu malas untuk bawa motor ke kampus karena Ry lebih sering dengan terpaksa mau ditebengin ke kampus, Nayla jelas harus jalan kaki. butuh 10 menit untuk sampai didepan tempat fotocopy. As expected, karena tempatnya didepan fakultas yang terkenal sebagai sarang penyamun; fotocopy an ini pun ramai dengan laki-laki berpakaian rapi. tipikal manusia FT.

The ShefareldhineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang