Sneak Peak Poseidon

Mulai dari awal
                                    

Sementara itu, bayi Poseidon telah masuk ke dalam organ dalam Kronos. Tentu saja, tubuh titan sangat berbeda dari tubuh dewa dan manusia. Para titan sangat fleksibel. Jika perawakan dewa terlihat kekar, kuat, dan tampan maka berbeda sedikit dengan titan. Titan memiliki tubuh lebih tinggi dan besar serta tampak beringas dan kasar. Jadi, meski mereka memakan bayi atau manusia dewasa sekalipun, tidak akan mengubah postur tubuh mereka.

Bayi Poseidon yang turun ke dalam tubuh Kronos tidak dicerna dalam lambung maupun usus dua belas jari. Dewa mungil itu langsung melesat menuju suatu tempat khusus yang terdapat di dalam perut Kronos. Letaknya berada di sekitar usus besar dan usus halus. Tempat itu lumayan besar untuk menampung empat orang dewa yang mulai beranjak dewasa. Tidak ada apa pun di sana kecuali ruang kosong berdinding bewarna merah muda yang dingin dan berlendir. Bahkan terkadang berbau tidak sedap. Di atapnya dihiasi usus besar yang menjuntai dan sesekali para dewa menjadikannya selimut ketika mereka sedang tidur. Sebab sangat sulit beristirahat di ruangan bersuhu rendah tanpa mengenakan busana. Sedangkan di sebelah pojok ada suatu lubang keramat yang tidak pernah ingin dewa-dewi sentuh sedikit pun. Karena rongga itu akan membawa mereka ke dalam tempat terkutuk berisi kotoran Kronos.

"Kau merasakan sesuatu Demeter? Sepertinya ada yang datang kemari." Hestia panik. Perempuan bermata amber itu beringsut menuju saudaranya yang lain, ketika merasakan organ tubuh Kronos bergetar.

Demeter dan Hera melihat ke atas bersamaan. Mereka hanya berharap yang datang bukan sisa makan malam berbau busuk atau cairan hijau pekat seperti kemarin sore. Jika yang muncul hal semacam itu mereka yakin, malam ini Hades akan terus mengomel hingga membuat keduanya tidak bisa tidur kecuali menyumpal mulutnya dengan usus besar.

"Titan sialan! Tidak cukup dengan makan empat orang, sekarang dia masukkan apa lagi ke dalam mulut besarnya itu," ujar Hades jengkel. Pemuda bertubuh jangkung itu ikut menghindar dan berlindung seperti saudarinya yang lain.

Pluk!

"Seorang bayi? Lagi?" Hestia mengerutkan kening.

Hades mendengkus kasar melihat bayi yang baru saja jatuh di depannya. Dia segera bangkit dan mengambil Poseidon, dengan langkah cepat berniat membuangnya ke dalam lubang keramat Kronos. Tiba di tepi Hades menyipitkan matanya seraya berkata, "Ck, sayang sekali!"

"Hades kau sudah gila!" Hestia merebut Poseidon yang tinggal sejengkal lagi terjatuh, lalu membawanya menuju Demeter dan Hera. Jiwa keibuannya tidak bisa membiarkan perlakuan semena-mena itu.

"Aku salah apa? Dia akan membuat ruangan ini lebih sempit. "

Ketiga perempuan cantik itu mengacuhkan keluhan Hades. Bagaimana bisa Hestia membiarkan Poseidon celaka. Dia adalah adiknya. Terlebih Poseidon terlihat amat menggemaskan. Saat jemari kecilnya menyentuh rambut kemerahan Hestia, ketiganya tertawa, seperti punya mainan baru. Mereka sudah bosan tinggal di dalam perut bersama pria bermata abu-abu yang memiliki aura gelap seperti Hades. Setidaknya sekarang ada yang sedikit lebih enak dipandang.

Namun, Poseidon tiba-tiba menangis. Bayi itu meminta makanan. Hestia, Hera, dan Demeter termenung, berpikir makanan apa yang layak diberikan untuk mainan kecil mereka. Hingga Demeter memutuskan untuk memberikan beberapa helai rambutnya yang bewarna kuning keemasan pada mulut Poseidon. Hal itu dilakukan sebab saat dia lapar, perempuan yang memiliki bibir tipis itu mengisap-isap rambutnya sendiri sampai merasa kenyang. Nyatanya, Poseidon menyukai rasa rambut Demeter.

Sementara saudarinya yang lain tengah sibuk merawat Poseidon, Hades hanya mengamati dengan tatapan iri. Sepertinya dulu dia tidak diperlakukan semanis itu. Pria pemilik rambut bewarna tembaga itu malah membaringkan badan dan menutup matanya.

Semenjak kehadiran Poseidon, ruang di dalam perut Kronos semakin ramai saja. Setiap harinya selalu terdengar suara tangis maupun tawa dari bayi kecil itu. Perdebatan antara Hestia dan Hera pun sering terjadi karena berebut peran sebagai ibu Poseidon. Tidak perlu waktu yang lama untuk Poseidon mulai tumbuh besar. Tubuhnya kini berkembang bersama otot-ototnya yang kekar. Kulitnya bewarna kecokelatan dan rambutnya yang sebahu bewarna gelap keemasan terlihat kontras dengan matanya yang sebiru lautan.

Poseidon bukan hanya tumbuh menjadi pria yang gagah dan tampan. Hidup dan besar bersama tiga wanita cantik membuatnya kehilangan akal. Laki-laki itu mulai tertarik pada ketiga kakaknya. Terutama pada Demeter. Siapa yang bisa menolak pesona wanita bermata ungu itu. Rambutnya yang kuning keemasan seperti biji padi, sikapnya yang lemah lembut dan penyayang membuat Poseidon tergila-gila.

Dibandingkan dengan kedua kakak perempuannya yang lain, Demeter yang tercantik bagi Poseidon. Jika Hestia, wanita itu sedikit pemarah. Rambutnya yang merah memang cocok dengan karakternya. Apalagi saat dia mengamuk maka segala yang ada di sekitarnya akan dibakar dengan api di tangannya, menakutkan. Sedangkan Hera, wanita itu juga cantik tapi sangat cerewet. Saat ada sesuatu tidak beres terjadi di dalam perut Kronos, seperti tiba-tiba ada gas berbau busuk atau lendir yang mengenai tubuhnya maka Hera akan terus mengomel sepanjang hari.

Karena itulah pilihan Poseidon jatuh pada Demeter. Dia sangat baik, cantik, dan lemah lembut. Satu lagi, Demeter itu lumbung pangan, sangat berguna. Namun, Poseidon tidak bisa berbuat apa-apa. Niat buruknya itu akan digagalkan oleh Hades dan saudarinya yang lain.

Poseidon dengan santai sedang mengamati lekak-lekuk tubuh Demeter dari dekat, saat wanita itu tidak menyadarinya. Dilihat dari sisi mana saja Demeter memang indah. Poseidon tidak bisa lagi menahan diri.

"Jauhkan pandanganmu dari Demeter, Poseidon! Kalau tidak maka apiku yang akan melakukannya." Hestia memperingatkan dengan tangannya yang menengadah dan mengeluarkan percikan api.

Poseidon terkejut menyadari bahwa tatapannya pada saudarinya telah dipergoki oleh Hestia dan pria itu tidak ingin membuat gara-gara, apalagi dengan api di tangan Hestia.

"Tenang Hestia, aku hanya mengaggumi kecantikan Demeter. Sungguh itu saja." Poseidon berkilah.

"Kau bukan lagi seorang anak kecil. Aku tahu tatapanmu pada kakak perempuanmu itu bukan seperti seorang adik. Jadi, kuperingatkan jangan macam-macam," ucap Hestia dengan serius.

"Sudah kukatakan sebaiknya dulu aku membuangnya ke dalam lubang itu. Dia akan menyusahkan," sahut Hades.

Mendengar Hades ikut campur Poseidon tidak bisa diam lagi. Jika berdebat dengan Hestia, dia bisa mengalah karena wanita itu yang tertua diantara mereka. Namun, bila dengan Hades, jangan harap Poseidon mau mundur.

"Hades aku bukan seorang bocah lagi dan sebenarnya bukan ide yang buruk kalau aku mendorongmu ke lubang itu sekarang." Poseidon menantang Hades dengan tatapan tajam.

Hades mengangkat satu alisnya. "Kau mau mencobanya, ayo kemarilah!" ucapnya meremehkan.

"Dasar sialan!" Poseidon bangkit dan menyerang Hades. Namun, Hestia dan Hera segera melerai mereka.

"Kalian berdua sudah benar-benar membuatku muak!" Hera mendorong Poseidon dan Hades hingga keduanya terbentur dinding perut Kronos.

Di sisi lain, mungkin akhir-akhir ini Kronos sering mengeluh sakit perut kepada Rea.

Poseidon tidak tahan lagi dengan sikap saudaranya. Dia berpikir bahwa tidak ada yang salah jika dia menyukai Demeter. Namun, keinginannya itu tidak akan terpenuhi selama mereka masih terjebak di dalam perut Kronos. Poseidon mulai mencari cara agar dia dan Demeter bisa keluar dari ruangan berlendir itu secepatnya.

Sons of Kronos [ Buku 1 Mitologi Yunani ] Telah DiterbitkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang