.
.
Bahkan hal sederhana dan kecil saja bisa membuatku tersenyum, apalagi bersama kamu.
.
.
Seorang gadis dengan rambut di kuncir kuda itu menyusuri lorong yang terlihat ramai, beberapa orang menatapnya tak suka sambil sesekali mencibir. Tapi gadis itu bersikap biasa saja, seakan tak terjadi apa-apa.
Ya dialah Dyra Pratista, seorang siswi SMA Harapan Jaya yang namanya sedang hangat dibicarakan, bukan karena dia seorang most wanted girl yang biasa mencuri perhatian kaum adam, bukan juga cewek berprestasi yang memenangkan beberapa olimpiade, tapi karena masalah yang ia perbuat dengan seorang kakak kelas yang terkenal galak.
Saat Dyra hendak memasuki kelasnya, sebuah tangan kekar menariknya menjauh. Ia berusaha memberontak, mengentakkannya tapi usahanya sia-sia karena kekuatannya kalah besar. Dyra memperhatikan cowok itu, matanya tajam menghadap kedepan, alis tebalnya menyatu pertanda ia sangat marah sekarang.
"Masuk!" bentak cowok itu menunjuk sebuah pintu yang terbuka sedikit, membuat Dyra tersentak.
"Ada masalah apa lagi kak? aku kan...."
"Lo masuk sekarang apa perlu gue seret?!"
Dyra menggeleng pelan dan langsung melesat masuk keruangan itu, sebuah ruangan yang penuh dengan peralatan olahraga itu terlihat gelap dan pengap membuat Dyra sedikit kesulitan untuk bernapas. Dyra mendudukkan dirinya pada sebuah kursi kayu yang sedikit lapuk, ia tahu pasti setelah ini akan dikerjai.
BYURR
Tepat tiga detik Dyra duduk seseorang menyiramnya dengan seember air, ia menutup matanya berusaha menahan amarah sekaligus rasa sedihnya, ini bukan saatnya untuk membuang-buang tenaga, batinnya.
"ups, sorry gue gak sengaja."
Dyra membuka matanya mendengar suara berat itu, suara yang sudah tak asing dipendengarannya, suara seseorang yang beberapa hari ini mengganggu hidupnya. Benar tebakan Dyra, Elang tengah berdiri di depannya dengan sorot mata mengitimidasi.
Dyra menarik dua sudut bibirnya hingga muncul sebuah senyuman disana, "Iya gak apa-apa kok kak."
Elang mengerutkan keningnya mendengar jawaban Dyra, niatnya tadi melakukan itu ingin membuat gadis dihadapannya menangis, bukan untuk mendengar jawaban bodoh yang dilontarkan Dyra.
"Kakak nyariin aku? tadi teman kakak nyuruh aku masuk."
"Gak."
Dyra kembali tersenyum dan menganggukkan kepalanya, ia berdiri dari duduknya berniat untuk pergi. Namun, Elang juatru menatap Dyra tajam sambil membanting ember yang ia gunakan untuk menyiram gadis itu.
"Kapan sih lo nangis, muak gue lihat muka lo yang sok polos itu!" cercah Elang menunjuk wajah Dyra.
"Kenapa aku harus nangis?" tanya Dyra polos.
"Jangan pura-pura gak tau lo, beberapa hari ini lo diejek satu sekolah kan, bahkan lo terus-terusan dibully. Tapi, kenapa lo masih senyum."
"Jawabannya gampang kok kak, kata bunda gak ada gunanya menangisi suatu masalah, karena dengan air mata masalah itu gak akan selesai."
Tangan Elang mengepal, gadis dihadapannya terus saja mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang dilontarkannya. Dengan kesal Elang menyenggol bahu Dyra dan berlalu pergi meninggalkan ruangan, Dyra selalu saja membuat mood Elang hancur.
ooOoo
Dyra duduk disebuah kursi di samping lapangan basket, ia membuka sweter yang menutupi seragamnya, membiarkan terik matahari menyentuh setiap inci kulit putihnya. Masih ada waktu sepuluh menit untuk mengeringkan seragamnya akibat perlakuan Elang.
Beberapa orang yang berlalu-lalang menatap Dyra aneh, ya Dyra tau pasti mereka bingung melihat penampilannya yang acak-acakan-dengan baju basah dan rambut lepek, Sungguh seperti orang gila, batin Dyra.
"Halo," sapa seseorang dihadapan Dyra.
Gadis itu mendongak, menatap seorang cowok berpenampilan rapi dengan baju yang dimasukkan kedalam celana, rambut yang dipangkas rapi dan kacamata tebal yang menutupi kedua mata lembutnya. Cowok itu tersenyum, mengulurkan tangan dihadapan Dyra.
"Boleh kenalan, nama aku Yoga," ucapnya tersenyum.
Dyra membalas senyuman tersebut, "Nama aku Dyra. Salam kenal ya."
Yoga mengangguk dan mengambil alih tempat kosong disamping Dyra, ia membuka sebuah buku tebal bersampul gelap yang ia bawa dan mulai membacanya. Tanpa sadar Dyra terus memperhatikan Yoga, cowok itu terlihat sangat serius membaca bukunya. Satu hal yang bisa ditangkap Dyra tentang Yoga, dia adalah tipikal orang yang jika terfokus pada suatu hal, maka ia akan mengabaikan yang lain.
"Lagi ngapain di sini?" tanya Yoga tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
"Lagi jemuran dong, habis kena hujan lokal tadi."
Yoga mengangkat wajahnya, tertawa mendengar jawaban dari gadis yang baru dikenalnya itu. Baru kali ini ia menemukan seseorang yang mau berteman dengannya, bahkan bisa begitu akrab. Tak ada salahnya juga tadi ia memberanikan diri untuk mengenal Dyra lebih dekat, karena benar dugaannya Dyra orang yang sangat baik.
"Kamu lucu juga ya, gak salah nih aku cari teman." Yoga menepuk bahu Dyra dan tersenyum.
"Kamu baik juga ya, gak salah nih aku dapat temen seperti kamu," balas Dyra semangat.
Mereka berdua tertawa bersama, ternyata hal yang paling sederhana saja bisa menjadi alasan untuk tersenyum. Mereka terus mengobrol sampai bel berbunyi menghentikannya, Dyra berpamitan untuk masuk ke kelasnya begitu pun dengan Yoga. Tanpa diketahui, keduanya merapalkan keinginan untuk bertemu kembali dilain waktu.
ooOoo
Halo ketemu lagi
Bagaimana dengan chapter ini?
Moga suka ya
Jangan lupa voment, karena itu berharga buatku.See you again

KAMU SEDANG MEMBACA
RELEASE IT
Teen FictionBerurusan dengan seorang Elang layaknya mimpi bagi Dyra, kakak kelas yang terkenal dengan ketampannya itu selalu saja meganggu bahkan tak segan untuk menyakiti. Tapi ia pun tak bisa memungkiri rasa cinta yang hadir akibat perlakukan Elang, ia ingin...