[04]

570 86 11
                                    


Dengan terjadinya masalah yang paling dihindari selama ini, dalam waktu bersamaan, sebuah rapat darurat langsung digelar di langit dan di bawah bumi.

Jiyeon terlahir sebagai manusia. Sebagai calon dewi, ia memiliki hati yang baik dan juga jiwa yang suci. Hati yang baik dan jiwa yang suci itu tidak pernah berubah, tetap sama seperti dulu. Supaya bisa menjadi seorang dewi, darah manusia harus hilang dari tubuhnya. Itulah kenapa Jiyeon harus melakukan tujuh kali reinkarnasi. Namun sayangnya di reinkarnasi ketujuh, wanita itu justru melakukan reinkarnasi yang benar-benar berbeda dari yang diperintahkan oleh Kaisar Langit kepadanya.

Ditambah lagi, Jiyeon masuk ke dalam tubuh manusia yang sudah meninggal, yang rohnya sudah pergi bersama Malaikat Kematian. Jiyeon menciptakan sebuah masaiah besar dengan melakukan hal-hal yang tidak seharusnya ia lakukan. Entah berapa banyak peraturan yang dilanggarnya. Namun yang pasti, lagi-lagi ia menciptakan huru-hara tidak hanya di langit, tetapi juga di bawah bumi. Para penghuni dua tempat itu terlihat resah dan tidak berani membayangkan jika Kaisar Langit tahu lalu murka. Akan tetapi karena reinkarnasi yang tak dikehendaki itu sudah telanjur terjadi, tidak ada hal lain yang bisa dilakukan untuk memperbaiki situasi tersebut.

"Cepat panggil dia kembali. Sekarang juga.”

"Sepertinya tidak mungkin. Meski dilakukan tanpa izin, reinkarnasi itu sudah terjadi dan berjalan.”

Tidak hanya para tetua langit yang dibuat pusing, dewa-dewi pun merasakan hal yang sama.

"Jadi manusia yang direinkarnasi oleh Jiyeon.…”

"Lebih tepatnya, dia menggantikan posisi manusia itu.”

Dewa-dewi yang mendengar hal tersebut hanya bisa menghela napas. Ada kemungkinan, peraturan yang harus mereka patuhi nantinya akan semakin banyak. Dan tentu saja ini akan berpengaruh pada persiapan mereka, yang bisa jadi akan membutuhkan waktu lebih lama lagi dibanding sekarang.

Seandainya Jiyeon masih ingin menjadi seorang dewi, bukan tidak mungkin ia akan membutuhkan waktu yang lebih lama pula. Fakta yang membuat Chanyeol hanya bisa tersenyum pahit.

"Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan?”

Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Semua terdiam dan menundukkan kepala. Mereka semua sadar betapa besar masalah yang sudah diciptakan Jiyeon dan seberapa besar tanggung jawab yang harus dipikul oleh calon dewi itu.

Jika Kaisar Langit tahu tentang masalah ini, sudah pasti beliau akan marah besar. Mana mungkin masalah sebesar ini disembunyikan. Bahkan bisa saja beliau sudah tahu semuanya. Tidak banyak yang bisa dilakukan sekarang, selain menunggu instruksi berikutnya dari Kaisar Langit.

"Ada berita apa dari bawah bumi?” tanya seorang anggota Dewan Langit.

“Belum ada laporan tentang hasil rapat mereka, tetapi saya rasa situasi di sana pun tidak kalah kacaunya dengan di sini,” jawab Chanyeol.

Keputusan yang baik tidak bisa ditentukan dalam waktu singkat. Kemungkinan, mereka harus menunggu selama beberapa waktu untuk akhirnya mendapatkan keputusan terbaik.

"Aduh! Kepalaku sakit sekali."

"Tolong maafkan Jiyeon. Saya rasa, hal ini terjadi karena dia tidak bisa berpikir secara bijaksana. Seperti yang Anda tahu, jiwa dan darah manusia masih kental mengalir di dalam tubuhnya." Dengan hati-hati Chanyeol berusaha membela adiknya.

“Kenapa dia tidak bisa sepertimu? Setidaknya... ada sebagian darinya yang sama denganmu.” Anggota dewan mendecakkan lidah karena heran.

—•moon in the spring•—

Moon In The Spring. NielWinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang