Bab 06 diskusi

21.7K 3.7K 121
                                    

"Eh gimana kerjaan kamu Bel?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh gimana kerjaan kamu Bel?"

Bella menatap Caca yang kini tengah mengutak atik kamera SLR nya. Sore ini dia memang ke rumah Caca untuk mengantar kue buatan ibunya. Kata beliau kue sebagai ucapan terimakasih karena Bella sudah diantar sampai rumah saat sakit kemarin.

Tapi namanya juga Alvin dengan kesibukan yang sangat padat sampai di rumah Caca yang menemuinya.

"Baik. Ahamdulilah Kak Alvin nempatin di administrasi."

Bella kini membenarkan jepit rambut yang dikenakannya. Lalu menatap bingkai foto besar yang ada di ruang tamu. Pipinya langsung merona merah saat terlihat wajah Alvin yang begitu jelas ada di dalam bingkai foto itu.

"Bagus dong. Eh keren kan fotonya. Itu Kak Alvin gak mau awalnya tapi aku paksa akhirnya hasilnya memuaskan."

Bella langsung menatap Caca yang menepuk dirinya dengan bangga. Membuat Bella menganggukkan kepala.

"Iya bagus."

"Yang moto apa fotonya?"

Pertanyaan Caca itu membuat Bella mengernyit.

"Ya yang moto kan ahli. Tapi Kak Alvin kan emang udah cakep Ca."
Setelah mengatakan itu pipi Bella terasa panas. Hal itu tak luput dari Caca.

"Ecieee yang seneng liatin wajah Kak Alvin. Eh tapi dari dulu kan emang kak Alvin kayak gitu. Cakep tapi dingin ama cewek. Udah berapa kali tuh ama ayah dijodohin gitu maksudnya biar Kak Alvin cepet nikah. Tahu gak? Tiap kali ketemu cewek yang dijodohin cuma didiemin aja. Terus entar si cewek nangis."
Bella tersenyum mendengar penuturan Caca. Dia mengakui kalau Alvin memang seperti itu. Dia toh juga tidak banyak berharap. Dari dulu sosok kakaknya Caca itu hanya sepintas lalu. Ada tapi tidak pernah berinteraksi dengannya. Dia hanya sahabat adik kecilnya tidak lebih.

"Kali udah ada cewek yang disukainya Ca."

Caca langsung menatapnya dan menganggukkan kepala.

"Iya bener juga sih. Ah biarin ampe tua juga abis orang kok dingin banget. Eh iya Bel di tempat kamu kerja udah nemuin yang klik belum?"

Pertanyaan Caca itu membuat Bella kini bersandar di bantal duduk yang ada di ruangan itu.

"Enggak ada. Aku malah takut tuh sama si Reno. Tiap lihat aku kayak mau nerkam gitu."

Bella menggedikkan bahunya dan kini menatap Caca yang kini menaruh perhatian ke arahnya. Sahabatnya itu bahkan meletakkan kamera kesayangannya dan mendekat ke Bella.

"Nerkam gimana?"

"Ya kayak nafsu banget gitu."
Mata Caca melebar mendengar penjelasan Bella. Lalu mengamati dirinya.

"Ehmm kamu cantik loh Bel. Mungkin itu yang buat Reno kayak gitu."

Bella menggelengkan kepalanya. Saat dia menjawab lagi suara salam dari pintu depan terdengar.

"Assalaamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Caca dan Bella langsung menjawab dan melihat Alvin yang baru saja masuk ke dalam rumah.

"Kak dicariin Bella."
Celetukan Caca itu membuat Bella langsung menoleh ke arah Caca dengan panik.

"Ya ada apa?"

Bella langsung menoleh ke arah Alvin yang menghampiri mereka. Bahkan kini sudah duduk di sofa seberangnya.

"Bawain kue buat kakak. Eh bentar Caca kebelet pipis."
Caca langsung beranjak dari duduknya sebelum Bella bereaksi dan menghilang begitu saja di balik tirai yang memisahkan ruang tamu. Bella tentu saja makin gugup.

"Ehm anu...ini ibu buatin kue buat pak Alvin."

Bella akhirnya menunjuk kue yang masih ada di dalam loyang yang tadi dibawanya. Alvin mengalihkan tatapannya.

"Owh makasih."

Alvin menarik kue itu mendekat dan mengambil satu slice. Kue itu memang sudah di iris oleh Bella dan tadi sudah dicicipi sama Caca.

"Ehmm enak."
Alvin mengunyah kue itu dan menatap Bella. Dia langsung menunduk.

"Kamu yang buat?"

Bella menatap Alvin dan tersenyum canggung.

"Dibantuin ibu kok pak. Ehm makasih ya pak sudah nganter saya."

Bella kembali mengucapkan terimakasihnya atas pertolongan Alvin. Pria itu hanya menganggukkan kepala lalu mengambil kue itu lagi. Memakannya lagi tanpa mengatakan apapun. Tapi kemudian dia menatap Bella kembali.

"Udah sembuh?"
Bella refleks menganggukkan kepala.

"Sudah pak. Besok saya masuk kerja."

"Bel ikut pengajian yuk. Aku gak ada yang nemenin."

  Caca tiba-tiba muncul dari balik tirai dan bergabung dengan mereka lagi.

"Pengajian? Tapi aku..."

Bella menatap baju yang dikenakannya. Dia memang memakai kulot dan sweater saat ini.

"Gak pakai kerudung."

Caca langsung mengulurkan kerudung yang ada di tangannya.

"Nih pake...udah mumpung di sini." Caca langsung menoleh ke arah Alvin.

"Anterin ya kak. Cuma ke masjid komplek sebelah kok."

Bella menatap kerudung warna biru laut itu. Lalu dia memakainya. Kerudung instan itu langsung menempel di kepalanya.

Saat dia menengadah dan menatap Caca, sahabatnya itu langsung bersorak.

"Yeeaiii bagus kok."

Saat itulah dia tidak sengaja menoleh ke arah Alvin. Pria itu masih menatapnya.

"Cantik."

Tentu saja mata Bella melebar mendengar ucapan Alvin yang tiba-tiba itu. Pipinya langsung merona merah.

Bersambung

Ini memang di publish ulang karena akan mau ada yang direvisi babnya jadi gak usah bingung ya









ISABELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang