Bab 15 Gemas

41.1K 5.7K 288
                                    


"Pap...kenapa aku dulu gak dikasih waktu kayak Caca? Kan bisa tuh mikir. Lha kamu ngelamarnya langsung ke ayah..."

"Mam... kamu itu kan urgent... kalau gak langsung dilamar keburu digondol Bagus."

"Ih bahasanya... yang gondol itu tikus pakneeeee...."

"Tikus di kolong tempat tidurnya Lusi.."

Kenan menatap dua pria dan wanita setengah tua dihadapannya. Maksudnya Aslan dan Sofia yang sekarang asyik mengobrol di dalam mobil. Kenan sendiri ada di jok belakang. Persis mengenang saat-saat dua kakaknya dan kakak iparnya itu sebelum sah menjadi suami istri dia selalu mengikuti.

"Kenapa jadi fokusnya keluarga bakpia rasa-rasa? Oiii itu udah tamat sebentar lagi jadi novel. Lha ini judulnya Ken ih... pada rese."

Kenan mengucapkan itu dan membuat Sofia langsung menoleh ke belakang dan tersenyum lebar. Kakaknya itu mempunyai senjata untuk mengejeknya sekarang.

"Ecieeee yang digantung kayak jemuran baju sewot ih. Sabar Ken.. orang sabar disayang dedek Caca."

"Gak lucu."
Kenan kini bersedekap dan menatap jendela mobil. Lamarannya malam ini malah membuatnya resah. Apalagi setelah mendengar Caca sudah dilamar lebih dahulu oleh Rendi. Kenan cemburu.

"Mam jangan godain Kenan. Nanti dia nangis minta game gimana?"

Celetukan kakak iparnya membuat Kenan bisa terkekeh. Dia memang akhirnya bisa tertawa tapi hatinya masih galau.

******

"Ken udah ketuaan ya Mas bos?"

Kenan akhirnya berbicara berdua dengan kakak iparnya itu. Panutannya.

Mereka sudah sampai rumah, malam telah larut tapi Kenan tidak bisa tidur. Akhirnya doa mengajak Aslan main catur di teras belakang rumah.

"Iya ketuaan kamu," jawab Aslan sambil memindahkan kudanya.

Kenan menatap pertahanannya mulai terancam. Dia mengotak-atik mentrinya.

"Ya gimana lagi. Ken itu keasyikan ngurusin kucing. Terus sejak dulu cewek yang bisa buat Kenan nyaman masih kecil lha Ken harus gimana?"

Ucapannya itu membuat Aslan kini menatapnya dan mengernyit.

"Kamu udah suka Caca sejak kecil? Wah jangan jadi pedofil Ken."

Kenan langsung menggelengkan kepala.

"Ya enggaklah. Dulu, Ken itu gemes sama Caca. Pingin punya adik gitu. Kan Ken bungsu. Terus dari tahun ke tahun tiap liat foto Caca di akun facebook Alvin kok Ken jadi beda. Sukanya sih Caca udah lulus sekolah. Dia masuk pertama ke kampus tuh. Seneng aja gitu. Tapi Ken tahu jarak ke Caca juga jauh. Terus ayah jodohin Ken ama adiknya Kak Bagus itu si Novia."

Aslan  kini tampak mengernyit dan mengusap dagunya.

"Ehmm itu kenapa keluarga Om Ridwan ngebet banget pengen besanan sama Ayah Kafka? Dulu Bagus sekarang adiknya."
Aslan menggelengkan kepalanya.

"Tahu deh. Ayah kan reputasinya baik Mas bos. Makanya Ken pikir juga Novia jodoh Ken. Dia cantik, pintar, mapan dan dokter. Tapi yah sekali lagi gak nyaman aja."

Kenan kini sudah memindah bidaknya dan membuat posisi bidak Aslan tidak dapat bergerak. Aslan langsung mengangkat kedua tangannya dan mengaku kalah. Dan Kenan menyeringai.

"Caca suka sama kamu Ken. Percaya sama aku."

Aslan sudah menggeliat dan merilekskan otot-ototnya lalu beranjak berdiri.

"Yowes udah ngantuk. Tidur dulu ya."

Kenan menganggukkan kepala saat kakak iparnya itu menepuk bahunya dan berpamit masuk ke dalam rumah. Kenan langsung membereskan bidak caturnya dan memasukkan ke dalam kotaknya. Dia juga beranjak masuk ke dalam rumah. Lalu melangkah menuju kamarnya.

Meletakkan kotak catur itu di atas nakas disamping kasur. Kenan kini merebahkan diri ke atas kasur.

Saat itulah ponselnya berbunyi. Kenan langsung merogoh saku celananya.

Caca: Mas Ken... gak godain Caca lagi kan? Tadi itu maksudnya.

Kenan mengernyitkan kening membaca pesan dari Caca.

Kenan: Aku sayang sama kamu Ca.

Caca: masa? Pingin cubitin pipi Caca terus seumur hidup kan?😑

Kenan: iya dong. Habis kamu gemesin.

Caca: nangis loh ini😭

Kenan: cup cup sini aku cium dan cubit.

Caca: mas Keeeeeeenn.     

Kenan tertawa membaca pesan dari Caca. Mereka asyik seperti ini saja sudah membuat Kenan bahagia. Entah kenapa sifat Caca itu sangat cocok dengannya.

Kenan: iya adek kecil. Aku udah tua... puas? Kamu kok belum bobok?

Caca: gak bisa bobok. Tadi udah tidur dari siang. Jadi sekarang malah gak bisa.

Kenan: mau aku nina bobo?

Caca: Mauuuuuu🤫

Kenan tentu saja membelalak membaca pesan dari Caca.

Kenan: ya udah buka jendela kamar.

Caca: buat apa oiii? Yang ada Caca masuk angin.

Kenan: lha katanya minta dinina bobo?

Caca: ya gak harus dengan buka jendela lah.

Kenan: aku udah mau keluar dari kamar nih. Ya kan kalau nina bobo harus di situ. Kelonin kamu."

Caca: 🙄🙄🙄🙄 mas Keeen ih.

Kenan: apa sayang?

Caca: eh ngelunjak panggilannya.

Kenan: lha kan emang kesayangannya Dokter Kenan.

Caca: Aihhhh..

Kenan: pipi pasti makin merah dan tambah chubby.

Caca: Enggak ih. Pipi udah kurus ini

Kenan: masa? Sini aku coba cium.

Caca: diiihhhh udah ah ngantuk. Mas Ken makin bikin kesel.

Dan Kenan terkekeh. Dia merasa kalau Caca memang ditakdirkan untuknya.

Bersambung

Ketik kenan dulu yaaa..

Koment deeeehh

MAS, RASA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang