12 - Do-fun

132 6 0
                                    

Ceritanya mah emang gak seru, ngebosenin, tp gapapa dah msh dilanjut drpd digantung. Kan gaenakk rasanya digantungg kek Gilang yg gapernah dikasih kepastian sama Alin kwkw

btw, pak pilot nya udh pulang niyyy dari tugas terbangnyaa.

Cusssss...

•••••

Dari satu harapan menjadi sejuta mimpi yang ku harapkan selama ini bersamamu.
Kumohon pada dirimu
jangan kau pergi tinggalkan semuaa harapan dan mimpiku yang ingin bersamamu untuk selamanya
Biarkan disini ku berharap hanya engkaulah yang terakhir untukku
Dan hanyalah untuk ku
kaulah segalanyaa dalam hidupkuu

🔵

🔵

"

Maaf, nomor yang anda hubungi tidak menjawab. Silahkan-"

Gilang langsung mengakhirinya dengan rasa kesal. Menatapi layar handphonenya dengan kedua matanya yang memancarkan kemarahan yang begitu memuncak.

Bagaimana Gilang tidak marah? Sudah hampir dua jam lamanya Gilang berada didalam mobil menunggu kedatangan Alin yang sedaritadi sangat susah sekali untuk dihubungi. Sudah ditelfon berkali-kali pun, yang menjawab tetap saja operator. Dispam chat pun tidak dibaca. Kalau Gilang meminta bantuan Riani untuk menghubungi Alin, nanti yang ada Riani menjadi kepo.

Padahal Gilang sudah datang lima belas menit lebih awal dari jam perjanjian mereka kemarin ditelfon.

Gilang menghela nafasnya sebentar, menatapi gerbang rumah Alin sambil terus memikirkan bagaimana caranya agar rencananya hari ini pergi dengan Alin tidak gagal. Kemudian Gilang keluar dari dalam mobilnya, berjalan masuk kedalam rumah Alin yang kebetulan gerbang rumahnya tidak digembok dan sepertinya memang tidak ada security yang menjaga.

Tukk.. Tukk..

Mengetuk pintu rumah Alin dengan rasa ragu karena ini pertama kalinya Gilang memberanikan diri untuk masuk kedalam rumah Alin.

Biasanya Gilang menjemput atau mengantar Alin pulang, cukup dari gerbang rumahnya saja. Gilang masih tidak enak karena Gilang bukan siapa-siapanya Alin dan status Alin yang sudah mempunyai pacar.

Dan tidak usah menunggu lama, ada seorang wanita yang terlihat masih muda membukakan pintunya untuk Gilang.

"Siapa?" tanya wanita itu dengan wajah ramahnya yang terlihat jelas dari tatapannya kepada Gilang.

Itu Tante Ayu, mamanya Alin.

Gilang bergerak cepat untuk menyalami tangan Tante Ayu dengan sopannya. "Saya temennya Alin, Tan." Jawab Gilang dengan senyuman manisnya, berusaha untuk seramah mungkin didepan Tante Ayu.

Biasanya seseorang memang suka jaga image didepan calon mertuanya.

"Oh..." Tante Ayu sambil terus memperhatikan Gilang dari ujung kaki sampai berhenti tepat diwajah Gilang yang masih tersenyum padanya. "Ayo masuk." Ucapnya yang juga membalas senyuman dari Gilang.

Gilang mengangguk pelan dengan seuntai senyum sambil mengikuti langkah Tante Ayu dari belakang untuk masuk kedalam rumah Alin.

"Sebentar ya, kayanya Alin masih tidur." ucap Tante Ayu yang dibalas hanya dengan senyuman oleh Gilang. "Duduk dulu-"

"Gilang, Tante." Gilang langsung menyahuti karena tadi Tante Ayu sempat berhenti berbicara. Dari mimik wajahnya, mungkin Tante Ayu ingin menyebutkan nama tapi mereka belum berkenalan karena tadi Tante Ayu langsung menyuruh Gilang untuk masuk.

Break! (Terimakasih Tuhan, dia begitu indah) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang