MUARA 5

11.7K 1.3K 55
                                    

Dalam diam, ada luka yang tertawa riang.

Dan hening yang menangis, terlalu dalam

Ribuan cahaya, hilangkan gelap

Menatapmu tak kuasa kuterserap

Kamu meredup, aku tak hidup

-Fletch, Tiga Pagi-

(Baca sambil dengerin musiknya biar makin jlebbbb. Happy reading!)

 Happy reading!)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




KAHYANG

                "Saya siap menafkahi anak Om lahir dan batin."

Ini hari ke tiga puluh Keanu datang mengunjungi rumahku tanpa kenal lelah dan menyerah saat aku masih enggan bertemu dengannya. Dia masih berusaha mencuri hati Ayahku dan berharap mendapat restu dari Ayah.

"Kamu yakin bisa menafkahi anak saya? Sekolah kamu saja tidak benar, apalagi kuliahmu." Ayah berbicara tegas.

"Bukan gelar yang akan menafkahi anak Om, tapi kerja keras dan tanggung jawab saya terhadap anak, Om."

Ayah diam cukup lama sembari menyesap kopinya pelan. 

"Selama tiga puluh hari kamu datang terus ke rumah saya, sampai kemarin kamu masih kalah main catur, Nu," kata Ayah tenang.

Keanu menatapku yang bersembunyi di balik tembok ruang tamu. Dia memasang wajah cemberut dan terlihat mulai bosan diajak adu catur dengan Ayah. Aku mengejeknya.

"Kalau kamu menang hari ini, Nu. Saya restui hubungan kamu dengan Kahyang." Lanjut Ayah lagi. Mata Keanu melotot lebar.

"Saya boleh nikah sama Kahyang, Om?"

Ayah mengangguk. "Saya nggak suka Kahyang pacaran, lebih baik menikah saja. Asal laki-laki itu mau bertanggung jawab dan menjaga anak saya dengan baik. Saya salut sama kamu, karena kamu sudah berani datang ke rumah dan langsung ngobrol dengan saya. Saya salut karena kamu nggak menyerah untuk mendapatkan anak saya."

Keanu tersenyum lebar. Lalu dia menegakkan badannya dan menggesek kedua telapak tangannya. "Saya siap tanding catur sama Om hari ini. Karena saya udah latihan bermain catur dengan tetangga saya yang atlit catur."

Untuk Keanu yang sudah membuat hatiku patah, hari ini aku akan mengesampingkan ego dan emosiku untuk memaafkan kamu.

Hampir satu jam lebih terjadi hening di depan papan catur, akhirnya pertarungan yang sengit ini dimenangkan oleh Keanu. Aku dan Ayah sampai terkejut, mengapa akhirnya dia bisa mengalahkan si raja catur seperti Ayah.

Keanu bersorak kegirangan seperti mendapat undian, Ayah tertawa sambil menepuk pundak Keanu, salut.

"Kapan kamu bawa orangtuamu ke rumah untuk melamar anak saya, Kahyang sudah siap menikah saat lulus kuliah nanti."

TERBELAHNYA MUARA (segera terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang