Taehyung - 17

83 10 0
                                    

O Lin terus berlari meski napasnya sudah tak lagi teratur. Jantungnya berdebar sangat kencang. Sekujur tubuhnya juga gemetaran karena menahan lelah. Dirinya tidak tahu apa yang salah dengan Kim Saem hari ini karena biasanya pria tua itu baik sekali padanya. Namun, hari ini O Lin tiba-tiba dihukum dengan kejam.

Ia sudah tak kuat lagi untuk berjalan saat bunyi peluit terdengar. Sudah lima belas keliling, O Lin menyelesaikan hukumannya dengan sempurna. Gadis itu terduduk lemas, lalu membaringkan tubuhnya di lapangan. Dengan napas yang masih terengah-engah, dia menatapi langit biru yang tampak indah.

Bel berbunyi. Ia tahu sedari tadi ia menjadi pusat perhatian, tetapi sekarang jam pelajaran kembali dimulai, murid-murid itu pasti sudah kembali ke kelas masing-masing. Mereka enggan dihukum seperti O Lin, lalu untuk Kim Saem, sepertinya lelaki tua itu tidak mau menegur O Lin lagi dan langsung kembali ke ruangannya.

Pandangan mata O Lin tiba-tiba saja menggelap kala seseorang berdiri tepat di sampingnya, menutupi langit yang sedari tadi O Lin amati.

Pemuda itu berjongkok, membuat O Lin bisa melihat dengan jelas wajahnya dari samping. Itu Taehyung, lelaki yang O Lin asumsikan sebagai penggemar rahasianya.

“Taehyung ssi?” tanya O Lin, memastikan.

Taehyung menghela napasnya pelan, lalu meletakkan sebuah kaleng dingin di dahi O Lin, membuat gadis itu terlonjak dan langsung terbangun dari posisinya.

“Baboya (Bodoh), kenapa kau melakukan hal itu?” Taehyung bertanya.

O Lin sempat mengerutkan dahinya saat mendengar Taehyung berbicara informal padanya.

“Karena aku mau.” O Lin mengambil kaleng dingin itu dan tersenyum. “Gomawo, minumannya.”

“Eo. Gwaenchana? (Kau baik-baik saja?)" Taehyung menatap O Lin dari atas ke bawah dengan saksama. “Kim Saem sepertinya tidak dalam mood baik. Biasanya dia selalu bersikap manis dengan perempuan, bukan begitu?”

“Mungkin.” O Lin membuka kaleng minuman itu dan langsung menegaknya habis. “Aku tidak tahu apa yang salah dengannya.”

“Mianhae, ini semua salahku.” Taehyung berkata lagi. “Seharusnya aku yang menerima hukuman ini.”

“Sudahlah, lupakan. Lagi pula kejadian ini membuatku kembali berolahraga setelah sekian lama.” O Lin mengedikkan bahu. “Kau tidak ke kelas?”

“Kau sendiri?” Taehyung membalikkan pertanyaan. “Apa kau masih bisa belajar setelah berlari lima belas keliling?”

“Kau tahu dari mana aku lari lima belas keliling?” O Lin mengerjapkan mata.

“Aku bertanya pada siswa lain.” Taehyung menghela napas. “Bisa berdiri? Mau kugendong?”

“Kau kuat mengangkatku? Padahal tubuhmu kurus begitu?” O Lin menaikkan satu alisnya, menggoda. “Sepertinya tidak, aku lebih berat dari perkiraa—“

Ucapan O Lin terpotong saat tubuhnya tiba-tiba melayang ke udara. Dengan refleks, dia melingkarkan tangannya pada leher Taehyung. Kaleng minuman yang tadi ia pegang terjatuh.

“Yaa! Kau membuatku kaget!” protes O Lin.

“Kau tidak berat,” ucap Taehyung tanpa menatap mata O Lin. Dia menunduk sejenak setelah berkata, lalu mengambil kaleng yang O Lin minum tadi. “Pegang ini, jangan membuang sampah sembarangan.”

O Lin hanya bisa mengangguk. Dia ingin meminta Taehyung menurunkannya, tetapi entah kenapa ia betah seperti ini. Aroma tubuh Taehyung yang mirip dengan wangi anggur membuat O Lin merasa nyaman.

Dengan jarak sedekat ini, dia bisa merasakan debaran jantung Taehyung yang terdengar sangat kencang.

Apa detak jantung sekencang ini normal? batin O Lin bertanya-tanya.

“V,” panggil O Lin yang membuat Taehyung menoleh. “V, apa boleh aku memanggilmu begitu?”

“Eo, boleh. Itu memang panggilanku.” Taehyung mengangguk. Mereka sudah masuk ke dalam sekolah dan saat ini tengah melewati koridor panjang yang sepi karena para siswa sudah masuk berada di dalam kelasnya masing-masing. “Aku akan membawamu ke UKS.”

“Tidak usah,” ucap O Lin sambil menggelengkan kepala. “Aku tidak sakit.”

“Tapi kau bisa beristirahat di sana,” kata Taehyung membantah. “Ikuti saja ucapanku, O Lin ssi. Aku merasa bersalah karena sudah melakukan semua ini padamu.”

O Lin hanya bisa terdiam mendengarnya. Dia mendekatkan kepalanya pada dada Taehyung dan kembali merasakan detak jantung lelaki itu. 

Tidak butuh waktu yang lama, mereka sampai di depan UKS. Namun, dokternya sedang makan siang. Jadi, ruangan itu kosong, hanya ada O Lin dan Taehyung di sana.

Taehyung membaringkan O Lin dengan lembut di atas ranjang, lalu mengambil kursi dan duduk di sebelahnya. “Kau tidur saja di sini.”

“Tapi … aku benar-benar tidak apa-apa.” O Lin meyakinkan Taehyung. “Lagi pula, kurasa kaulah yang butuh pengobatan, V.”

Tubuh Taehyung seketika menegang kala mendengar penuturan O Lin. Gadis itu menyerangnya telak, membuat Taehyung tak bisa berkata-kata.

“Karena jantungmu berdebar terlalu kencang,” lanjut O Lin yang tanpa sadar membuat Taehyung menghela napas lega. “Apa memang selalu begitu?”

“Aku tidak tahu, tetapi sepertinya tidak.” Taehyung menjawab ragu.

“Lantas, apa itu berarti jantungmu hanya berdetak kencang saat bersama denganku?” tanya O Lin lagi.

Lagi-lagi, Taehyung tidak bisa menjawab.
***

DIVE [TAEHYUNG FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang