09. Selamat Malam

2.4K 707 156
                                    

Sejauh kenal sama cowok, aku harus betulan kenal bahkan cuma untuk jadi temen. Tapi kayanya waktu kenal Hendra itu aku lagi mabok. Kenapa jadi gini sih?


"Tangan gue gerah!"

"Oh, oke." jawab dia lempeng dan cuma mindahin pegangannya ke pergelangan tanganku.

"Lo pasti sering gini 'kan sama cewek-cewek lain?"

Dia nggeleng.

"Yang lain gak usah. Hendra maunya sama Hea doang."

"Basi."

TAPI AKU DEG-DEGAN DUH UDAH GILA.

"Tapi Hea jangan suka sama Hendra, ya."

Hah?

"Dih, pede banget lo?" kataku.

Dia lirik aku sebentar, "Bagus." katanya sambil ngacungin jempol. "Kalau suka sama Hendra, nanti Hendra cuma bisa nyakitin Hea."





#





"Hea,"

"Apa?

Kita di perjalanan pulang, terakhir aku lihat jam tadi itu jam sepuluh.

"Makasih, ya."

"Buat?"

"Mau nemenin Hendra nyari angin." katanya. "Vouchernya abis ya, Hea." lanjutnya.

Voucher? Oh, voucher naik sekali gratis sekali lagi?

"Hm," gitu aja jawabku.


"Tapi Hea dapet kartu member VIP." katanya.


"Mana?" kutanya dia.

"Nanti Hendra buatin." jawab dia ih geli.

Aku malah ketawa dengar jawabannya, tapi gak bersuara. Malu kalau dia dengar. Akhirnya sampai depan rumahku, aku turun.

"Besok hari apa?"

"Senin?"

"Pinter." katanya.


DIH.

"Jangan lupa bawa pulpen, apalagi kalau remed." kalau ini kataku.

Hendra diem, rada mikir dia.

"Remed bulan lalu, Bu Karina, pulpen, sticky notes."

Dia masih diem, tapi gak lamaㅡ

"Oh?" dia ketawa kecil. "Makasih. Kalau waktu itu gak ada Hea mati Hendra."

Aku ngangkat bahu.

"Hendra mau ngomong." dia mulai nyalain motornya lagi.

Aku ngangkat alisku.

"Jangan kangen."

Terus dia langsung ngacir tancap gas gitu aja. Malamnya, aku dapet telepon dari dia. Katanya gini:





📞"Hea, ada yang ketinggalan."






Perasaan dia gak nitip apapun sama aku tadi itu selain ponsel waktu dia beli makanan. Kalau ada yang ketinggalan pun, kenapa baru bilang sekarang?






📞"Serius? Apa?"

📞"Hati kayaknya, hehe."





Aku senyum-senyum sendiri. Geli banget tapi kenapa aku mau ketawa rasanya.






📞"Apa sih!"

📞"Ey baper."






Kurang ajar.

Malam itu aku gak banyak bicara, tapi Hendra ajak aku bicara hal-hal gak penting. Ada juga pertanyaan dia yang kaya gini:






📞"Kangen ya? Kalau gak ngaku berarti iya."






Malam itu juga aku jadi aneh, alias selalu aja ketawa tiap dia bicara.






📞"Seneng bisa kenal sama Hea." katanya, aneh.

📞"Sama." gitu kataku.






Tapi dari situ dia gak bicara lagi, aku juga. Jadi kita cuma saling diem dengan aku yang tengkurep nempelin hp di telinga dan jari yang mainin ujung bantal.






📞"Hea,"

📞"Kenapa?"

📞"Tidur dong."

📞"Ya udah."

📞"Selamat malam."

Eksposisi AdaptasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang