Besoknya, aku lagi-lagi lihat Hendra. Gak, bukan di kelasku. Miki datengin Yeri sendiri, ditemani Luki di kelas. Sebetulnya, aku tau mereka (-Hendra) itu gak cuma sekedar tau. Tapi emang kenal.
Kenal Miki lewat kumpulan keorganisasian sekolah. Soalnya Miki ini murid aktif kebanggaan sekolah dari pertama dia masuk. Waktu itu ada kegiatan yang melibatkan aku banyak interaksi sama anak sekolah. Kalau Luki, aku sekelas dua tahun lamanya. Tapi aku baru tau akhir-akhir ini kalau ternyata Miki, Luki, dan Hendra itu katanya temen deket yang emang deket gitu. Aku kemana aja selama ini.
Kalau Hendra, udah kuceritain bagaimana aku tahu dia. Gak tau kita ini saling kenal apa gak. Gak pernah ada perkenalan.
Mereka ini cover boy sekolahan. Hari ini aku lihat dia lari-lari keliling lapang sambil teriak-teriak. Seragamnya kotor, rambutnya berantakan. Dia gak sendirian, dia dihukum bareng Luki.
"Gue ramal, Hea." ini kata Naomi waktu aku lagi minum.
Aku noleh doang.
"Lo bakal punya pacar!"
Aku cuma nutup mata, pusing dengarnya.
"Berani berapa?" tanyaku.
"Boba." jawabnya.
"Deal!"
Sejak hari dimana kejadian suara Hendra di lorong dan siangnya dia duduk didepan mejaku, satu kelas ribut aku pacaran sama Hendra. Ada anak cewek di kelasku yang gak suka itu dan malah jadi julid. Padahal siapa yang pacaran coba? Aku gak tau apa spesialnya laki-laki itu sampe ada aja anak cewek yang suka sama dia.
Pulangnya, aku lihat dia dekat tangga. Lagi berdiri kayak nunggu orang. Ingat teleponnya semalam, aku geli sendiri.
📞"Ini siapa?" Aku tau siapa orangnya tapi tetap nanya lagi.
📞"Ditanya kok malah nanya balik?" katanya.
Sebetulnya aku mau tanya sesuatu. Dapat nomorku dari mana? Aku belum nyampe tangga, tapi kenapa deg-degan? Eh salah, pertanyaannya. Kenapa aku deg-degan segala!? Sampe akhirnya aku jalan ngelewatin dia danㅡ
Gak terjadi apa-apa.
Mata kita sempet ketemu tapi dia cuma diam. Dia itu bersikap kaya aku ini invisible paham gak? Aku gak ngarep dia bakal nyapa tapi hei? Bahkan pertanyaanku akhirnya gak keluar dari mulutku. Aku gak nanyain itu sama dia akhirnya. Aku mikir, dia ini aneh banget sih?
Setelah sok kenal segala macem, dia tiba-tiba bersikap asing lagi. Tatapannya bener-bener dingin dan datar. Tapi bukan marah. Saat itu aku menyimpulkan kalau dia aslinya memang begitu. Dia bersikap kayak orang gak tau malu itu cuma karena bosen dan ingin bercanda, gitu pikirku. Pertanyaan lagi, tapi kenapa bercandanya harus denganku?
ha ha :( ini waktu castnya belon diubah, heh, doimu ada lagi nih. tapi raganya berubah biarin ya kan sama sama ganteng :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Eksposisi Adaptasi
Short StoryPenangkap pesan amatiran dan pemberi harapan. ©anyanunim, 2019