"Galau berat. Nulis aja typo terus!" ledek Kia, ke aku.
Ah gak tau lah. Aku lagi gak fokus hari ini. Aku maksain tetep nulis, nyatet apa yang ada di papan tulis. Keadaan kelas hening banget, pak Tegar juga kayaknya ngantuk. Fyi aja dia guru matematika di sekolahku ganteng banget dan galak banget. Lalu mataku gak sengaja lihat ada orang lewat diluar kelasku. Ini bukan aku aja sih kayaknya yang lihat dia sama Miki lewat.
EH APAAN NIH SENYUM-SENYUM SEGALA.
Aku malah terus lihatin dia sampe hilang dari deretan jendela kelasku, sadar-sadar tuh beberapa detik waktu dia beneran gak kelihatan lagi. Aku milih balik lagi nulis tapi langsung beku waktu di lorong ada yang teriak,
"I LOVE YOU, HEA!"
"..."
"Cieeeeeeee..."
#
Ah aku malu, malu, malu banget. Udah pasti yang teriak tadi bukan Miki! Kenal aja enggak! Ngapain dia bilang i love you i love you!
Kalau bukan ke gUE EMANG YANG DIPANGGIL HEA DI SEKOLAH INI SIAPA LAGI?
Jangan di sekolah ini, di lorong ini aja. Ya udah, anggap aja namaku emang pasaran. Eh tapi 'kan gak pernah kenalan! Tau namaku dari mana? Tuh 'kan! Emang bukan! Ah! Tetep aja aku dicie-cie satu kelas!
"Gue gak percaya."
"Mantap, sekali punya cowok langsung Hendra."
BERISIK, ingin deh aku bilang gitu ke Kia sama Naomi. Kesel banget dengarnya.
"Berisik setan!"
"Panjang umurnyaaaa." kata Naomi pelan.
Aku noleh ke arah pintu, dia dateng sama Miki.
"Cieeeee."
TERUS AJA.
Aku kembali fokus nulis, oh ini bukan yang di papan tadi. Ini tugas buat nanti, aku lagi nyalin punya Yeri. Tuh 'kan, kalau aku berantem sama Yeri nanti aku nyalin tugas siapa? Aku emang lagi nulis, tapi aku tau Kia sama Naomi pergi dari belakangku. Abis itu ada yang duduk didepanku. Kursinya emang ngadep depan, tapi orangnya ngadep aku.
"Kayak kenal." katanya.
MAKSUD LO?
Aku diam. Aku beneran diam aja disitu sambil nulis.
"Ey, nyalin." ini masih kata dia.
"Tau nama gue dari mana?" tanyaku to the point.
"Hah?"
Lah?
"Maksudnya gimana?"
"Ya lo tadi 'kan bilangㅡ"
Eh?
BEGO BANGET GUE KENAPA SIH. DIA 'KAN BISA AJA BUKAN KE GUE BILANG ITU TADI DI LORONG SIAL GIMANA INI.
"ㅡgak!" lanjutku. "Maksud gueㅡ"
Gak sengaja lihat dia, malah lagi senyum-senyum. Bukan senyum-senyum mesum atau bego gitu, dia ini lebih ke senyum ngeyel tapi mukanya muka-muka angkuh. Tapi sekarang dia senyum, betulan senyum. Giung!
"Almahea," dia manggil aku? "Gak usah tegang." dia ketawa sebentar. "Cantiknya nambah."
DUH BASI YA BASI. GAK MEMPAN SAMA AKU.
"Gue bisa tau nama lo dari mana? Ya 'kan kemaren baca." jelas dia sambil nunjuk name tagku. "Di parkiran." masih kata dia.
Aku cuma diam merhatiin dia.
"Kemarin juga, mukanya tegang banget."
KENAPA AKU GAK BISA MIKIR. BANTUIN!!!!
"Kalo gue suka boleh gak?"
Hah!?
"Suka siapa?" kutanya.
HENDRA NUNJUK GUE DONG INI MAKSUDNYA APA SETAN!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Eksposisi Adaptasi
Short StoryPenangkap pesan amatiran dan pemberi harapan. ©anyanunim, 2019